Tempat ini dikelola oleh seorang pria berkebangsaan Afrika Selatan bernama Mr. Freddie. “Welcome, to our little paradise, please relax and enjoy your stay. It is our pleasure to serve you”, sapaan hangat Mr. Freddie buat kami ketika baru saja tiba di lokasi Santai Sumur Tiga.
Keramahannya bukan hanya saat kami tiba, tapi setiap saat melihat kami atau tamu lainnya yang nota bene adalah wisatan mancanegara (saat itu hanya kami wisatan lokalnya) ia selalu menyapa hangat dan menanyakan kabar kami.
Seperti kata Mr. Freddie “welcome to our little paradise” , yaa memang tempat ini seperti surga kecil di balik karang. Letak penginapan ini menurun ke bawah dan tidak terlihat dari atas. Oleh sebab itu saya menyebutnya surga kecil dibalik karang. "Gue banget", kalau kata Mba Indah.
Penginapan Santai Sumur Tiga dibangun paska Tsunami, terbuat dari gedek bambu serta kayu. Sangat menyatu dengan alam sekitarnya yang berbatu karang. Listrik yang digunakan pun berasal dari panas surya. Karena tidak mengandalkan listrik dari PLN, listrik selalu tersedia di sini, tidak seperti di Iboih. WI-FI pun tersedia, yang menjadi nilai tambah lagi buat penginapan ini.
Tempat ini begitu damai, cocok sebagai tempat untuk menulis, membaca, atau cuma bengong di dalam hammock sambil memandang lautan biru. Setiap bungalow memiliki dua tempat tidur, atau satu tempat tidur besar dilengkapi dengan kulkas kecil dan dispenser. Kamar mandinya juga sudah dilengkapi dengan air panas dan air dingin. Setiap Balkon sudah dilengkap dengan hammock, enak untuk bersantai sambil memandang laut lepas yang terhampar di depan mata.
Pemandangan dari atas Santai Sumur Tiga. Tampak di bawah adalah Pantai Sumur Tiga. Penginapan ini terletak persis di depan Pantai Sumur Tiga, pantai cantik dengan pasir putih yang terhampar luas. Ombaknya lumayan besar, apalagi jika senja menjelang, deburnya bagai nyanyian surgawi. Suka sekali mendengarnya.
Hammock ini bisa juga dijadikan tempat tidur yang nyaman saat malam tiba. Jangan kuatir nyamuk, karena disini sama sekali tidak ada nyamuk. Cuma banyak tokek yang berkeliaran, dan selama disana tokek menjadi sahabat setia saya kala malam tiba. Nyanyiannya membuai saya bersama gemuruh ombak di pantai. Berkat Tuhan yang terindah yang selalu saya suka.... nyanyian alam dan matahari pagi :-)
Dulu tempat ini tidak menerima tamu wisatawan lokal, dengan alasan kalau tamu lokal terlalu berisik dan jorok. Tapi itu dulu. Sekarang penginapan ini terbuka untuk siapa saja asal bisa mengikuti aturan yang berlaku di situ. Penginapan ini masuk dalam buku Lonely Planet Dunia loh, jadi kalau mau menginap di sini lebih baik membuat reservasi dari jauh-jauh hari.
Menu Sarapan Pagi di Santai Sumur Tiga hasil karya Mr. Freddie. Pankeknya paling top dengan Ayam Bumbu Aceh-nya.
Selain ramah, Mr. Freddie ini juga jago memasak. Dengan dibantu seorang asisten dia menyediakan setiap masakan, baik untuk sarapan maupun makan malam. Selain masakan barat, dia juga melestarikan masakan daerah setempat seperti Ayam Bumbu Aceh di atas dan Nasi Kuning Aceh.
Untuk menu Sarapan Pagi di Santai Sumur Tiga hasil karya Mr. Freddie, pankeknya paling top dengan Ayam Bumbu Aceh-nya. Kebetulan kami berempat adalah penyuka masakan rumahan, jadi selama menginap di Santai Sumur Tiga lidah kami terpuaskan dengan masakan Mr. Freddie.
Satu hal lagi yang paling saya suka dari Santai Sumur Tiga, selain suasana yang nyaman dan pemandangan pantai yang cantik, adalah ketika makan malam tiba. Biasanya setiap tamu yang pertama kali datang akan ditanyakan apakah mereka mau makan di dalam atau di luar. Jika mereka ingin makan di dalam, Mr. Freddie akan memberitahukan bahwa makan malam akan tersedia jam 7.
Makan malam tidak akan dimulai sebelum semuanya berkumpul, dan setelah semua berkumpul Mr. Freddie akan menjelaskan setiap menu yang dia hidangkan saat itu. Seperti terbuat dari apa, bumbu-bumbu yang digunakan, serta cara memasaknya dan berapa lama. Setelah selesai makan dan ketika kami sedang menikmati makanan penutup, dia akan datang ke setiap meja dan menanyakan apa yang kami makan dan apakah menikmatinya dan bagaimana rasanya…, dan itu amat sangat mengesankan.
So, jika ingin merasakan keramahan Mr. Freddie dan ingin tahu bagaimana caranya kesana, ini dia: dari Jakarta menuju Banda Aceh dengan mempergunakan Lion, Sriwija atau Garuda; dari Bandara Banda Aceh menuju pelabuhan Ulee Lheue, dan dari Ulee Lheue menggunakan ferry menuju Pelabuhan Balohan.
Sayang pada saat kunjungan kedua Januari 2012 lalu Mr. Freddie sedang tidak ada di tempat. Beliau sedang sakit dan sedang berada di Jakarta untuk operasi (saya lupa operasi apa). Dan saat ini beliau sudah sehat kembali dan sudah berada di Sabang kembali.
Jadwal Ferry
- Kapal Ferry Ekonomi Class berangkat jam 11.00 dan 16.00, harga tiket Rp. 28.000 / orang
- Kapal Cepat Bahari Express berangkat jam 09.30 dan 16.00 harga tiket Rp 68.000 / orang
- Kecuali Hari Senin dan Jumat Ferry berangkat jam 14.00
Rate di Santai Sumur Tiga Sabang
- Bungalows weekdays Rp 258.000/malam sudah termasuk tax dan service
- Bungalows weekends Rp 308.000 / malam sudah termasuk tax dan service
- Ekstra matras Rp 50.000 / malam
Catatan : Maksimum 3 orang dewasa di setiap kamar. - Breakfast Rp. 33.800 / orang sudah termasuk tax dan service
- Untuk makan malam harga tergantung menu yang dibuat saat itu
Freddie's Santai Sumur Tiga Sabang
Alamat : Jl. Bahagia, Pulau Weh 23521 , Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam. Rujukan : Peta Wisata Sabang, Tempat Wisata di Sabang, Hotel di Sabang.Label: Aceh, Decyca Saune, Hotel, Sabang
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.