Januari 30, 2018

Gemuruh Curug Sawer Sukabumi

Setelah puas menikmati beningnya air di Situ Gunung, sebenarnya saya tidak punya rencana kemana-mana lagi. Hanya ingin duduk duduk santai menikmati suasana. Namun, menjelang keluar dari Situ Gunung, tukang ojek menawari saya untuk ke Curug Sawer. Ia menyebut angka Rp 40.000 untuk mengantar pulang pergi.

Mahal amat… batin saya. Bukannya Curug Sawer bisa ditempuh dengan jalan kaki? Si tukang ojek bilang, "jauh Bu letaknya". Menurut info yang saya peroleh, akses masuk ke Curug Sawer ada 2, yaitu melalui Obyek Wisata Cinumpang atau lewat Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Perjalanan lewat Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ke Curug Sawer katanya membutuhkan waktu 45 menit dengan tanjakan yang cukup terjal karena di kiri kanan jurang, dengan jalan setapak yang sempit. Sedangkan melalui Cinumpang relatif lebih santai.

Ya sudah, meski si tukang ojek tidak mau ditawar sama sekali, namun karena penasaran dan tidak memiliki waktu panjang, akhirnya saya memilih untuk naik ojek tersebut. Ini berarti nanti saya menggunakan akses masuk melalui Dinas Pariwisata Cinumpang yang letaknya di bawah lokasi Taman Nasional. Perjalanan dimulai dengan menurun keluar dari Situ Gunung, dan ternyata ini benar-benar naik ojek terheboh yang pernah saya alami. Jalanan sangat sempit dan masih berupa tanah dan batu. Sebelah kiri jalan jurang, dan sebelah kanannya tebing, naik turun pula. Wahhhh, membuat saya harus berpegangan erat-erat (bukan pada si tukang ojek… hahaha, tapi di bagian belakang motor).

curug sawer sukabumi
Naik ojek yang aje gile... harus pegangan erat-erat.... Untuk masuk ke Obyek Wisata Cinumpang, kita cukup membayar Rp. 6.000. Setelah membayar tiket, motor masih melaju terus sampai akhirnya berhenti di tanah yang agak tinggi dan lapang untuk parkir motor. Ada beberapa warung di sana yang menjual air kemasan dan makanan ringan. Dari tempat parkir saya masih harus jalan lagi sekitar 15 menit untuk mencapai Curug Sawer.

Jalanan menurun menuju Gemuruh Curug Sawer Sukabumi dihiasi bambu di kiri kanan jalan. Daerah ini memang hutan bambu yang dulu konon kabarnya sangat rapat, dan agak-agak angker. Di ujung jalan, ketika melihat air sungai bergemericik, langsung saya berteriak….. horeeeee… sudah sampai. Sebuah jembatan bambu mengantar kita menyeberangi sungai kecil itu untuk menuju ke air terjun.

Sebetulnya sejak dulu Curug Sawer sudah dikenal, namun secara terbatas oleh penduduk Desa Sukajadi dan Gunung Malang, karena pada hari-hari tertentu air terjun ini dipergunakan sebagai tempat ritual. Katanya desa ini terkenal dengan Jaipongannya, sehingga banyak orang nyawer. Itulah asal usul kata Curug Sawer. Saat ini, setelah dibuka untuk umum, pesonanya semakin tampak.

curug sawer sukabumi
Curug Sawer memiliki ketinggian sekitar 25-30 meter. Aliran Curug Sawer berasal anak sungai di kaki Gunung Gede dan Gunung Gemuruh, yang kemudian mengalir ke Sungai Cigunung. Kalau beruntung kita bisa melihat pelangi yang membias karena tempias air terjun terkena sinar matahari. Sayangnya saat itu hari masih terlalu pagi sehingga tidak ada pelangi. Namun tidak apa-apa, karena air terjun ini sendiri sudah luar biasa indahnya.

Suasana teduh, mistis, menambah keindahan Curug Sawer. Oh ya... jangan kawatir kelaparan, karena di sekitar Curug Sawer sudah ada warung-warung makan, dan ada pula tukang siomay. Pejalan juga bisa menyewa tikar untuk duduk bersantai, dan tanah lapang di sini pun dapat digunakan untuk berkemah.

Curug Sawer mengalir ke sungai Cigunung, yang biasa dimanfaatkan untuk Tubing, yaitu olahraga menyusuri aliran sungai yang deras dengan menggunakan ban. Salah satu penyedia jasa Tubing disini adalah Tanakita, yang juga memiliki camp dengan tenda-tenda “mewah” di Situ Gunung. Sayangnya saya belum sempat menginap di Camp Tanakita ini.

Perjalanan ke Curug Sawer pagi ini sungguh menyenangkan. Setelah cukup lama menikmati suasana, saya pun melangkahkan kaki menyusur kembali jalan setapak menuju tempat parkir. Dari kejauhan terdengar suara monyet bersahutan. Ohhhh ternyata hutan di sekitar Curug Sawer ini masih banyak dihuni oleh Owa Jawa, si monyet tak berekor. Perjalanan pun dilanjutkan kembali dengan ojek. Dalam hati saya ingin sekali lagi ke Curug Sawer, tentunya melalui jalur yang berbeda. Jalur jalan kaki yang lebih menantang. Catatan : Travelog ini ditulis oleh Ika Rahutami.

Curug Sawer Sukabumi

Alamat : Desa Gedepangrango, Kecamatan Kadudampit, Sukabumi, Jawa Barat. Lokasi GPS : -6.8309085, 106.9323994, Waze ( smartphone Android dan iOS ). 16 Km dari kota Sukabumi ke arah Bogor, atau sekitar 9 Km dari Kecamatan Cisaat.

Galeri Foto Curug Sawer Sukabumi

Aliran Cigunung yang biasa digunakan untuk tubing.

curug sawer sukabumi

Jalanan menurun, dihiasi bambu di kiri kanan jalan. Daerah ini memang hutan bambu yang dulu konon kabarnya sangat rapat, dan agak-agak angker. Di ujung jalan, ketika melihat air sungai bergemericik, langsung saya berteriak….. horeeeee… sudah sampai. Sebuah jembatan bambu mengantar kita menyeberangi sungai kecil itu untuk menuju ke air terjun.

curug sawer sukabumi

Jembatan bambu di atas sungai kecil yang bernama Cigunung

curug sawer sukabumi

Suasana teduh, mistis, menambah keindahan Curug Sawer.

curug sawer sukabumi

Siomay menjadi lebih lezat rasanya di tempat ini …

curug sawer sukabumi

Info Sukabumi

Tempat Wisata di Sukabumi, Hotel di Sukabumi, Hotel di Sukabumi Kota, Peta Wisata Sukabumi.
Label: Air Terjun, Jawa Barat, Sukabumi, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.

aroengbinang, seorang penyusur jalan.
Traktir BA secangkir kopi? Scan via 'Bayar' GoPay.