Ketika sudah cukup dekat ke lokasi, kami bisa melihat sepetak tanah ramping yang menjorok jauh ke dalam genangan air Situ Patengan yang elok. Petak tanah yang asri ini dihias pohon cemara subur yang terlihat indah dan bisa menjadi tempat nyaman untuk duduk-duduk menikmati pemandangan di tengah hawa sejuk nyaman pada ketinggian sekitar 1600 mdpl ini.
Setelah sampai di ujung jalan utama di Ciwidey, kendaraan harus berbelok tajam ke arah kiri lalu berbalik arah membentuk seperti huruf U terbalik. Sesaat kemudian sampailah kami di tempat parkir kendaraan yang berada persis di tepi danau. Lokasi di seberang area parkir terlihat memiliki kontur perbukitan yang mengasyikkan.
Situ ini dikelilingi oleh tanaman teh yang dikelola oleh Perkebunan Teh Rancabali. Perkebunan teh yang sangat luas itu memberi ruang resapan air yang sangat mencukupi dan membantu kelestarian danau elok ini. Di belakang kebun teh juga ada gerumbul pepohonan yang merupakan bagian dari hutan lindung kehutanan.
Keluar dari kendaraan kami nongkrong dulu di sebuah gazebo di pinggiran tempat parkir dengan pemandangan luas ke arah danau. Di sekitaran area parkir Situ Patengan ini terdapat banyak warung yang menjual makanan berat dan camilan, serta minuman hangat maupun dingin. Kami mampir ke salah satu warung untuk mengganjal perut.
Dari gazebo di dekat tempat parkir kendaraan saya bisa melihat pemandangan deretan perahu sewaan di tepian Situ Patengan Ciwidey Bandung. Di Situ Patengan, pengunjung bisa menyewa perahu atau ikut perahu reguler yang lebih murah, atau bisa juga menyewa perahu angsa dan becak air. Cukup banyak pengunjung yang tengah menikmati Situ Patengan di atas perahu angsa.
Terlihat pula perahu wisata reguler yang tengah berkeliling di atas danau luas ini. Pohon hijau lebat di sebelah belakang area Situ Patengan adalah bagian dari Hutan Lindung Kehutanan. Kami kemudian berjalan kaki ke dekat tempat perahu-perahu ditambat. Di tempat itu ada sebuah tengara yang menceritakan legenda Situ Patengan.
Nama Patengan pada Situ Patengan Ciwidey Bandung berasal dari bahasa Sunda Pateangan-teangan, atau saling mencari. Adalah Ki Santang dan Dewi Rengganis yang telah lama berpisah, sehingga membuat mereka saling mencari. Cinta kasih yang begitu dalam, membuat mereka dipertemukan di tempat yang kemudian dikenal sebagai "Batu Cinta" yang berada di seberang danau.
Untuk mengunjungi Batu Cinta itu kami menyewa sebuah perahu motor dengan membayar Rp.100.000, dari penawaran sangat fantastis sebesar Rp.250.000. Saya tak tahu apakah tukang perahu atau calonya yang memberi penawaran tak masuk akal itu, lantaran perjalanan pulang pergi hanya memakan waktu kurang dari setengah jam.
Setelah mendarat di pulau, kami disapa lagi dengan gerumbul pohon teh yang subur, serta sebaran pepohonan rindang yang semakin memperkuat suasana nyaman ketika menikmati pemandangan Situ Patengan dari perbukitan di atas pulau. Di pulau ini ada prasasti yang menceritakan kisah asmara yang menciptakan Batu Cinta.
Menurut sahibul hikayat, Dewi Rengganis meminta kepada Ki Santang untuk dibuatkan danau dan perahu berbentuk hati. Permintaan itu dikabulkan, sehingga tercipta Situ Patengan, dan perahu menjadi Pulau Asmara atau Pulau Sasaka. Konon karena itulah pasangan yang singgah di Batu Cinta, dan mengelilingi Pulau Asmara, bakal senantiasa mendapatkan berkah cinta abadi.
Dari atas perbukitan di bagian atas Batu Cinta kami bisa melihat pemandangan yang elok, dengan latar depan pucuk-pucuk pohon teh hijau. Sebelumnya saya terlebih dahulu mendaki perbukitan teh yang tak terlalu tinggi untuk mendapatkan titik pandang yang baik. Pemandangan yang indah Situ Patengan bisa diambil dari beberapa lokasi yang berbeda di perbukitan ini.
Untuk ke Situ Patengan di Ciwidey, Bandung, kendaraan pribadi dari Jakarta lewat tol Cipularang, lalu mengambil jalan keluar 32 menuju Jalan Tol Soroja, lanjut Jl Al-Fathu, di perempatan belok ke Jl Ciputih, di pertigaan ke kiri masuk ke Jl Raya Soreang-Ciwidey.
Jika naik Angkutan Umum dari Jakarta bisa naik bus dari Terminal Kampung Rambutan, Cawang (langsung masuk tol), Pulo Gadung (diantaranya bus Patriot), Lebak Bulus, Terminal Kalideres, Tangerang, atau dari Terminal Baranangsiang Bogor. Yang dituju adalah Terminal Leuwipanjang Bandung (ongkos sekitar Rp.50.000).
Tentang Situ Patengan Ciwidey
Alamat: Desa Patengan, Kecamatan Rancabali, Bandung. Lokasi GPS : -7.1635713, 107.3574959, Waze. Harga tiket masuk : Rp. 6.000, motor Rp. 3.000, mobil Rp. 11.500, Bus Rp. 22.000, Wisman Rp 19.000.Panduan di Bandung : Rute Bandros / Hotel di Ciwidey / Hotel di Lembang / Tempat Wisata di Bandung / Peta Wisata Bandung / Tempat Wisata di Bandung Selatan / Hotel di Bandung / Hotel Murah di Bandung.
Label: Bandung, Ciwidey, Danau, Jawa Barat, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.