Pertama tidak ada yang salah dengan judul, yang bagi para Jokowers, meski bisa bermanfaat jika Jokowi membacanya. Kedua, ikhlaskanlah dengan sebutan Jokowers, karena sebutan itu jauh lebih baik dan bermartabat ketimbang sebutan haters, sapiers, kutukupret, dan sarungkampret. Oleh sebab Jokowers bertanggung jawab pada pilihannya, dengan terus mendukung pemimpinnya yang tengah berupaya keras membangun negri, dan tak segan mengingatkan secara konstruktif jika ada kebijakan yang kurang pas seraya tetap menghormati apa keputusan presidennya.
Ketiga, jangan malu atau mundur karena disebut akun bayaran, karena sesungguhnya andalah para siluman pendukung presiden yang ditakuti sengkuni pikun itu. Ini jaman dimana anda para Jokowers siluman berkesempatan ikut menoreh sejarah dengan tinta emas. Sejarah kejayaan dan kemakmuran sebuah negri kuat yang dihormati dunia.
Keempat, jangan buang terlalu banyak waktu untuk melayani haters, sapiers, kutukupret, dan sarungkampret, karena apa pun yang anda katakan tidak akan pernah merubah pikiran dan hati mereka yang telah jadi batu. Luangkan waktu bagi mereka yang tersesat karena provokasi, dan mafia terbabat yang masih punya harapan untuk bisa tobat.
Kelima, luangkan banyak waktu bagi kampanye masif untuk membangun optimisme dan menciptakan suasana kebatinan rakyat yang kondusif agar pemerintah bisa melaksanakan restrukturisasi ekonomi tanpa keraguan. Siapkan kebatinan rakyat untuk ikhlas menderita sementara waktu dengan naik turunnya bbm dan harga-harga.
Jangankan hanya menderita setahun lima tahun, selama ratusan tahun menderita pun leluhur kita telah membuktikan bahwa mereka sanggup bertahan. Tak ada kemakmuran tanpa kerja keras dan pengorbanan. Naiknya biaya hidup dengan dialihkannya subsidi bbm untuk membangun infrastruktur adalah pengorbanan mulia yang harus tegar diterima.
India yang memiliki penduduk miskin jauh lebih banyak ketimbang kita telah melepas kontrol harga bbm pada 2010, dan Oktober 2014 meniadakan subsidi diesel. India juga berhasil menekan current account deficit dan memacu pembangunan infrastrukturnya. India kini menikmati pertumbuhan ekonomi 7,5%, melampaui pertumbuhan ekonomi China.
Selama 30 bulan sejak Juni 2010 - Januari 2013 India mengalami perubahan harga bbm 26 kali atau berubah setiap 1,2 bulan sekali, 19 diantaranya kenaikan harga. Sejak 26 Maret 2013 China membuat kebijakan yang memungkinkan pemerintah merevisi harga bbm setiap 10 hari kerja. Jika India dan China sanggup menghadapinya, kita pasti sanggup.
Anda siluman Jokowers memiliki amunisi jauh lebih kuat untuk membantu memberi kesadaran kepada masyarakat ketimbang para kutukupret yang hanya punya hoax, framing negatif dan gorengan isu remeh temeh. Jadi janganlah terus bertahan sekadar melayani irama gendang rombeng sarungkampret yang tak bermutu dan tak maju-maju.
Jangan sampai ketika harga minyak dunia berubah, pemerintah ragu-ragu untuk menyesuaikan harga karena kesadaran rakyat belum dibangun secara baik. Keterlambatan penyesuaian harga bbm akan kembali menekan ruang fiskal dan otomatis memangkas kemampuan pemerintah membangun infrastruktur yang menjadi mesin pertumbuhan ekonomi masa depan.
Keenam, menabunglah di bank pemerintah, terutama Bank Mandiri, BNI, dan BRI. Bank membutuhkan dana untuk membiayai proyek infrastruktur. DPR dengan alasannya sendiri telah menolak rencana pemerintah memberi suntikan Penyertaan Modal Negara kepada Bank Mandiri pada Februari lalu, yang sesungguhnya sangat dibutuhkan.
Jika tabungan rakyat mencukupi dan tambahan Penyertaan Modal Negara disetujui, maka ketiga bank BUMN itu tak perlu menggaet pinjaman US$10 miliar (Rp130 triliun) dari perbankan China untuk refinancing proyek infrastruktur yang sebelumnya didanai kredit investasi ketiga bank BUMN itu. Langkah itu perlu untuk mendanai pembangunan infrastruktur baru.
Jika tak suka pemerintah menambah hutang, maka deposito masyarakat harus digenjot masuk bank pemerintah. Anda tak perlu pusing dengan bank swasta atau bank asing, karena mereka punya caranya sendiri. Soal tabungan ini disinggung Darmin Nasution saat memberi pengantar pada pidato presiden menjawab tantangan ekonomi di JCC.
Ketujuh, substitusi. Bantu pemerintah terus mempertahankan surplus perdagangan yang telah berlangsung sejak Desember 2014 hingga Mei 2015. Rem pembelian barang import, batasi hanya barang yang benar-benar diperlukan dan belum diproduksi sendiri. Tunda plesir ke luar negeri, alihkan ke tempat lokal. Umroh dan haji cukup sekali.
Sudah lama kita menunggu pemimpin yang bisa dipercaya dan bekerja sepenuhnya untuk kepentingan rakyat. Pemimpin yang tak menumpuk kekayaan, yang tak punya yayasan untuk mengutip komisi dan upeti, yang berani melawan mafia, yang tak sibuk ngurus partai, yang tak suka kekerasan dalam penyelesaian masalah dengan rakyatnya.
Tantangan ekonomi global tambah berat dengan China yang goyah, diperberat rongrongan segalasapi dan sarungkampret yang mengajak orang sesat fikir. Kewajiban Jokowers untuk menyebar optimisme dan harapan, menyebar keberanian hadapi kesulitan dan penderitaan. Seperti katabijak dalam tulisan Siswono Yudo Husodo: Jer Basuki Mawa Bea.
Label:
Blog,
Inspirasi,
Jokowi,
Percikan,
Politik
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.