Kedengarannya bagus, namun karena autosave membuat server bekerja setiap 60 detik saat anda membuka tulisan, maka ini berpotensi menjadi masalah besar jika Anda membuka banyak sekali halaman dalam waktu bersamaan untuk diedit sekaligus. Autosave yang terlalu sering juga akan menjadi masalah jika blog Anda memiliki banyak penulis aktif.
Selain memperpanjang waktu autosave, sebaiknya hindari membuka banyak tulisan dalam waktu bersamaan. Tutup segera tulisan yang telah selesai diedit untuk meringankan server. Sukur bahwa sejak versi 3.6, WordPress menambahkan fitur penyimpanan lokal di browser pemakai, sehingga masih ada backup di browser lokal meskipun tiba-tiba koneksi internet terputus.
Bagaimana cara merubah autosave, ikuti langkah berikut ini:
- Login ke cPanel, buka File Manager
- Buka file wp-config.php pada direktori instalasi WordPress (di bagian bawah .htaccess)
- Salin dan letakkan baris berikut ini:
define('AUTOSAVE_INTERVAL', 3600);
Angka 3600 adalah dalam detik, yang berarti autosave diatur setiap jam. - Save
Jika satu jam masih beresiko, bisa diganti setiap 12 jam, 24 jam, atau setahun (dalam detik). Jika sama sekali tidak membutuhkan autosave maka bisa menggunakan angka yang sangat besar, misalnya:
define('AUTOSAVE_INTERVAL', 999999);
Sebaiknya Anda juga membatasi jumlah post revision untuk membuat database menjadi lebih ramping, atau bahkan menghilangkannya sama sekali.
Untuk membatasi jumlah post revision sebanyak 3 buah, letakkan baris berikut di wp-config.php:
define('WP_POST_REVISIONS',3 );
Untuk menonaktifkan sama sekali post revision, gunakan baris berikut ini:
define('WP_POST_REVISIONS', false );
Praktek yang baik adalah sebelum menekan tombol "Save Draft" atau "Publish", salin dulu seluruh tulisan ke memori atau paste dan save ke text-editor, agar tulisan tidak hilang jika tiba-tiba saja ada masalah pada koneksi internet atau server anda.
Label: Tutorial, WordPress
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.