Secara tidak sengaja kami mampir di Warung Nasi Goreng Ajo Bukittinggi, sebuah warung kaki lima di Jl. Ahmad Yani, di daerah yang disebut sebagai Kampung Cina, ketika pada malam pertama kami berada di Bukittinggi, Sumatera Barat. Malam masih muda sehingga sayang kalau hanya diam di dalam hotel, meski tubuh terasa sedikit penat setelah cukup lama berada di perjalanan.
Dengan berjalan kaki dari hotel tempat menginap di malam yang cukup dingin, kami menyusuri Jalan Jam Gadang, lalu belok kiri ke Jalan Pasar Atas (tugu Jam Gadang berada di sebelah kanan jalan), dan di perempatan kami berbelok ke kanan masuk ke Jl. Ahmad Yani. Tanpa ada tujuan khusus, kami hanya mengikuti kemana ayun kaki membawa pergi.
Saat itu lokasi Nasi Goreng Ajo berada di sebelah kiri jalan, cukup dekat dari perempatan jalan, tepatnya di lokasi GPS -0.30227, 100.36849. Mungkin karena merasa agak lelah, kami memutuskan masuk ke dalam tenda warung dan mengambil tempat duduk. Namun lantaran perut masih kenyang sehabis makan Bika Talago, kami tidak memesan menu khas Nasi Goreng Ajo, namun meminta dibuatkan martabak telur dan sekoteng panas.
Inilah warung tenda Nasi Goreng Ajo yang diambil pada kedua kalinya kami datang ke warung Nasi Goreng Ajo ini, karena pada kali pertama saya tidak membawa kamera. Ajo Sopian, pemilik Nasi Goreng Ajo, tampak duduk di bangku di dalam warung tendanya menunggu kedatangan langganannya.
Kunjungan kami ke warung ini sudah berlangsung lama, bertahun lalu, namun tetap saya terbitkan juga tulisannya di blog ini sebagai dokumentasi dan kenangan tentang sepotong waktu yang kami habiskan di sana.
Semoga saja saat ini Ajo Sopian dan isterinya masih dalam keadaan sehat dan tetap berjualan di lapaknya, meski mungkin sudah dilanjutkan oleh anak menantu atau bahkan sudah pindah ke lokasi yang lain.
Ada 3 rombong di dalam tenda warung Nasi Goreng Ajo ini, masing-masing menyiapkan menu berbeda yang melengkapi pilihan menu hidangan bagi pengunjung. Rombong di ujung menyiapkan minuman, di sebelahnya untuk membuat martabak telor dan roti cane, dan yang berada di dekat tempat masuk dipakai untuk menyiapkan nasi goreng khas Ajo Sopian serta sate.
Sekoteng kemudian dihidangkan ke meja kami selagi masih panas. Sungguh sangat nikmat rasa sekotengnya dan pas sebagai minuman penghangat tubuh di udara malam Bukittinggi yang cukup dingin. Martabaknya juga enak, namun yang istimewa malam itu memang sekotengnya yang sangat nikmat, sampai maya merem melek saya menikmatinya.
Namun kenikmatan minuman sekoteng ini rupanya bergantung pada siapa yang menyiapkan, karena pada kali kedua kami datang ke Nasi Goreng Ajo ini, rasa nikmatnya agak berbeda. Namun bisa jadi itu hanya perasaan saja. Teman yang lebih jeli mengatakan bahwa yang menyiapkan minum malam sebelumnya adalah seorang perempuan muda, yang tampaknya adalah isteri dari lelaki yang menyiapkan minuman pada kali kedua kami berada di Nasi Goreng Ajo ini.
Ajo Sopian dan isterinya selalu ramah menyapa pengunjung dan senang bercerita tentang usaha warung nasi gorengnya yang sudah dirintisnya sejak 12 tahun lalu. Ia tampak bersemangat ketika menceritakan kisahnya dengan para tamu yang menjadi langganannya, dari mulai artis terkenal di ibu kota sampai pejabat dan beberapa orang menteri.
Ada daftar Menu di Nasi Goreng Ajo yang diselipkan diantara botol minuman merk lokal. Selain nasi goreng, Nasi Goreng Ajo juga menyediakan nasi kari kambing khas ajo, mie rebus, mie goreng, sate ayam, sate kambing, martabak telur, martabak mesir, dan roti cane. Sedangkan untuk minumnya, selain sekoteng, Nasi Goreng Ajo juga menyediakan sorbat susu / telur, air jeruk, dan beberapa jenis minuman lain, serta minuman bersoda dalam botol.
Tidak seperti kebanyakan warung nasi goreng, Nasi Goreng Ajo sudah disiapkan sebelumnya untuk menjamin kesamaan rasa, dan tinggal dihangatkan ketika akan disajikan. Ajo Sopian yang lahir di Bukittinggi pada 1948 dan besar di Pariaman ini, telah dikaruniai lima anak dan sebelas cucu. Ia berkisah bahwa semua masakan yang dibuatnya tidak ada yang mengandung vetsin, sehingga lebih sehat untuk disantap.
Dengan berjalan kaki dari hotel tempat menginap di malam yang cukup dingin, kami menyusuri Jalan Jam Gadang, lalu belok kiri ke Jalan Pasar Atas (tugu Jam Gadang berada di sebelah kanan jalan), dan di perempatan kami berbelok ke kanan masuk ke Jl. Ahmad Yani. Tanpa ada tujuan khusus, kami hanya mengikuti kemana ayun kaki membawa pergi.
Saat itu lokasi Nasi Goreng Ajo berada di sebelah kiri jalan, cukup dekat dari perempatan jalan, tepatnya di lokasi GPS -0.30227, 100.36849. Mungkin karena merasa agak lelah, kami memutuskan masuk ke dalam tenda warung dan mengambil tempat duduk. Namun lantaran perut masih kenyang sehabis makan Bika Talago, kami tidak memesan menu khas Nasi Goreng Ajo, namun meminta dibuatkan martabak telur dan sekoteng panas.
Inilah warung tenda Nasi Goreng Ajo yang diambil pada kedua kalinya kami datang ke warung Nasi Goreng Ajo ini, karena pada kali pertama saya tidak membawa kamera. Ajo Sopian, pemilik Nasi Goreng Ajo, tampak duduk di bangku di dalam warung tendanya menunggu kedatangan langganannya.
Kunjungan kami ke warung ini sudah berlangsung lama, bertahun lalu, namun tetap saya terbitkan juga tulisannya di blog ini sebagai dokumentasi dan kenangan tentang sepotong waktu yang kami habiskan di sana.
Semoga saja saat ini Ajo Sopian dan isterinya masih dalam keadaan sehat dan tetap berjualan di lapaknya, meski mungkin sudah dilanjutkan oleh anak menantu atau bahkan sudah pindah ke lokasi yang lain.
Ada 3 rombong di dalam tenda warung Nasi Goreng Ajo ini, masing-masing menyiapkan menu berbeda yang melengkapi pilihan menu hidangan bagi pengunjung. Rombong di ujung menyiapkan minuman, di sebelahnya untuk membuat martabak telor dan roti cane, dan yang berada di dekat tempat masuk dipakai untuk menyiapkan nasi goreng khas Ajo Sopian serta sate.
Sekoteng kemudian dihidangkan ke meja kami selagi masih panas. Sungguh sangat nikmat rasa sekotengnya dan pas sebagai minuman penghangat tubuh di udara malam Bukittinggi yang cukup dingin. Martabaknya juga enak, namun yang istimewa malam itu memang sekotengnya yang sangat nikmat, sampai maya merem melek saya menikmatinya.
Namun kenikmatan minuman sekoteng ini rupanya bergantung pada siapa yang menyiapkan, karena pada kali kedua kami datang ke Nasi Goreng Ajo ini, rasa nikmatnya agak berbeda. Namun bisa jadi itu hanya perasaan saja. Teman yang lebih jeli mengatakan bahwa yang menyiapkan minum malam sebelumnya adalah seorang perempuan muda, yang tampaknya adalah isteri dari lelaki yang menyiapkan minuman pada kali kedua kami berada di Nasi Goreng Ajo ini.
Ajo Sopian dan isterinya selalu ramah menyapa pengunjung dan senang bercerita tentang usaha warung nasi gorengnya yang sudah dirintisnya sejak 12 tahun lalu. Ia tampak bersemangat ketika menceritakan kisahnya dengan para tamu yang menjadi langganannya, dari mulai artis terkenal di ibu kota sampai pejabat dan beberapa orang menteri.
Ada daftar Menu di Nasi Goreng Ajo yang diselipkan diantara botol minuman merk lokal. Selain nasi goreng, Nasi Goreng Ajo juga menyediakan nasi kari kambing khas ajo, mie rebus, mie goreng, sate ayam, sate kambing, martabak telur, martabak mesir, dan roti cane. Sedangkan untuk minumnya, selain sekoteng, Nasi Goreng Ajo juga menyediakan sorbat susu / telur, air jeruk, dan beberapa jenis minuman lain, serta minuman bersoda dalam botol.
Tidak seperti kebanyakan warung nasi goreng, Nasi Goreng Ajo sudah disiapkan sebelumnya untuk menjamin kesamaan rasa, dan tinggal dihangatkan ketika akan disajikan. Ajo Sopian yang lahir di Bukittinggi pada 1948 dan besar di Pariaman ini, telah dikaruniai lima anak dan sebelas cucu. Ia berkisah bahwa semua masakan yang dibuatnya tidak ada yang mengandung vetsin, sehingga lebih sehat untuk disantap.
Nasi Goreng Ajo
Alamat : Kampung Cina, Jl. Ahmad Yani, Bukittinggi, Sumatera Barat. Lokasi GPS : -0.30227, 100.36849, Waze. Peta Wisata Buittinggi, Tempat Wisata di Bukittinggi, Hotel di BukittinggiSponsored Link
Sponsored Link
Sponsored Link
Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.