Di luar gedung museum dipajang sejumlah kendaraan militer, seperti jeep militer, truk pengangkut pasukan, tank, kendaraan lapis baja, meriam anti pesawat, roket, sampai pesawat tempur. Di gedung terdapat berbagai diorama tentang sejarah perkembangan TNI, perannya dalam menegakkan kemerdekaan RI dan era sesudahnya.
Diorama di Museum Satriamandala Jakarta merupakan karya Edhi Sunarso, pematung kelahiran Salatiga lulusan ASRI 1955. Ia pula yang membuat diorama di Museum Pengkhianatan PKI Lubang Buaya dan di Museum Sejarah Nasional Indonesia. Perupa ini juga yang membuat Patung Selamat Datang, Patung Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng, dan Patung Dirgantara di Tebet.
Di halaman depan Museum Satriamandala Jakarta terdapat sebuah Bendera Merah Putih yang dikerek di puncak tiang tinggi diapit oleh dua buah meriam artileri pertahanan udara. Halaman depan museum ini sangat luas dan dinaungi pepohonan yang rindang. Di halaman sebelah itu kendaraan pengunjung diparkir, selain di halaman samping yang juga teduh.
Terakhir kali saya ke Museum Satriamandala pada September 2018 sudah terlihat ada banyak perubahan, ke arah yang labih baik. Salah satu diantaranya adalah keberadaan satu buah Pesawat A-4 Skyhawk TT-0438 yang terlihat garang dengan persenjataan lengkap di bawah badannya. Tentu saja roket dan rudalnya sudah tidak aktif lagi. Pesawat tempur ini baru setahun lebih menjadi koleksi Museum Satria Mandala.
Kapal Macan Tutul
Masih di halaman Museum Satriamandala Jakarta terdapat sebuah pesawat helikopter, roket, replika kapal perang Macan Tutul dengan ukuran yang cukup besar, ranjaulaut, dan beberapa koleksi lainnya. Ada pula meriam kaliber 88 mm buatan Inggris yang ditinggalkan oleh pasukan sekutu di daerah Aceh dan digunakan oleh TNI AD di berbagai operasi militer hingga tahin 1972.Sebuah diorama di Museum Satriamandala dibuat untuk menggambarkan pertempuran heroik di Surabaya yang menggegerkan dunia dan kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan. Invasi besar-besaran Sekutu ke Surabaya bermula dari serangkaian ketegangan antara pasukan sekutu yang diboncengi Belanda dengan para pejuang, yang memuncak pada tewasnya BrigJen AWS Mallaby di sekitar Jembatan Merah. Jasad Mallaby dikubur di Makam Perang jakarta.
Koleksi Museum Satriamandala Jakarta terdiri dari foto perjuangan kemerdekaan, benda bersejarah, dan diorama. Salah satu diorama menggambarkan peristiwa 23 Agustus 1945, yaitu dibentuknya Badan Keamanan Rakyat dari Laskar Rakyat (Seinendan, Gokutotai, dll), PETA (Pembela Tanah Air), dan KNIL (Koninklijk Nederlandsche Indie Leger). BKR menjadi Tentara Keamanan Rakyat pada 5 Oktober 1945, yang diperingati sebagai hari lahir TNI.
Tandu Jenderal Sudirman
Di salah satu ruangan museum tersimpan kursi tandu yang dahulu digunakan untuk mengangkut Jenderal Soedirman ketika bergerilya melawan tentara Belanda, setelah Belanda melancarkan Agresi Militer II pada 19 Desember 1948 dan mengingkari Perjanjian Renville. Jenderal Soedirman memimpin gerilya selama delapan bulan antara tahun 1948-1949, dengan menempuh jarak sekitar 1000 km di Jawa Tengah dan Jawa Timur.Dua buah torpedo kapal selam berbaling-baling berukuran besar dan panjang ikut pula dipajang. Meriam anti pesawat terbang juga ada, diletakkan tidak jauh dari ranjau laut berbentuk bola besar yang bergerigi di permukaannya. Senapan mesin yang dipasang di kapal perang juga ada. Senapan dan pestol bisa pula ditemui di sana.
Tank Tempur
Beberapa tank besar dipajang di tempat terbuka di luar gedung, juga mobil Jeep tua yang pernah dipakai Jenderal Soedirman dan diberikan ke dokter pribadinya bernama Koesen Hirohoesodo sebagai penghargaan atas kesetiaan mendampinginya selama memimpin perang gerilya. Koleksi menarik lainnya adalah kendaraan tempur dengan persenjataan berat beroda ganda, dengan ban karet di roda depan dan belakang, serta roda besi ditengahnya.Di belakang gedung museum ada gedung lain yang menyimpan patung-patung pahlawan dan mantan petinggi TNI, termasuk patung Jenderal Sudirman yang terbuat dari perunggu. Di halaman belakang ada koleksi persenjataan berat berupa artileri pertahanan udara serta peluru kendali yang sudah dinonaktifkan. Koleksi pesawat terbang disimpan di bagian samping belakang museum. Pesawat dengan mulut bergambar moncong ikan hiu itu adalah pesawat Cureng yang pernah diterbangkan Marsekal Udara Agustinus Adi Sucipto.
Adalah Kepala Pusat Sejarah TNI pertama Brigjen TNI Nugroho Notosusanto yang ditugaskan mempersiapkan rencana dan pelaksanaan pembangunan Museum Satriamandala. Pembangunan museum dimulai pada tanggal 15 November 1971 di bekas rumah Nyonya Dewi Sukarno yang berada di atas tanah seluas 56.670 m2, dengan melakukan perbaikan dan pemugaran pada bangunan.
Peresmian pelaksanaan pembangunan tahap pertama dilakukan Presiden Soeharto pada tanggal 5 Oktober 1972 dengan memberinya nama Museum Satriamandala, yang berarti lingkungan keramat para ksatria.
Museum Satriamandala Jakarta merupakan tempat wisata museum militer yang sangat menarik untuk dikunjungi oleh seluruh anggota keluarga. Di sini pengunjung bisa melihat dari jarak yang sangat dekat berbagai perlengkapan tempur yang mungkin sulit untuk bisa dijumpai di tempat-tempat lain. Mudah-mudahan kondisi dan koleksinya sekarang sudah semakin baik lagi.
Alamat Museum Satriamandala Jakarta berada di Jl. Gatot Subroto 14-16, Jakarta. Telp 021-5227946, 5227545, 52251795. Fax: 021-5221859. Lokasi GPS : -6.230785, 106.819195, Waze. Jam buka : Selasa s/d Minggu 09.00 - 15.00. Libur pada hari Senin, Hari Raya pertama Idul Fitri, Hari Natal, Hari Raya Waisak, Hari Raya Nyepi, dan Hari Raya Idul Adha. Harga tiket masuk : Rp4.000 per orang, pelajar.mahasiswa Rp2.500. Mobil Rp5.000. Setiap tanggal 5 Oktober dan 10 November gratis. Nomor Telepon Penting, Hotel di Jakarta Selatan, Hotel Melati di Jakarta Selatan, Peta Wisata Jakarta Selatan, Peta Wisata Jakarta, Rute Lengkap Jalur Busway TransJakarta, Tempat Wisata di Jakarta, Tempat Wisata di Jakarta Selatan.
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.