Tari Merak adalah salah satu tarian tradisional dari Jawa Barat yang sudah menjadi ikon Kota Bandung. Lembaga Seni Budaya Manikam Khatulistiwa yang saya dirikan mengusung seni budaya tradisional dan kontemporer etnik, yang kerap menggelarkan Tari Merak di berbagai acara nasional maupun internasional. Dan ternyata daya tarik Tari Merak sangatlah besar, selalu pendapat respon yang baik dari penonton di dalam maupun di luar negeri. Hal ini dikarenakan gerakan Tari Merak yang energik dan memikat dengan kostum cantik yang berwarna-warni mengundang decak kagum
Pengalaman tampil Manikam Khatulistiwa dalam membawakan misi seni budaya dari Jawa Barat, hampir setiap kesempatan diminta menghadirkan Tari Merak baik itu di penjuru daerah Indonesia maupun di manca negara. Membuktikan bahwa Tari Merak sangat dikenal di masyarakat luas penyuka seni. Tari Merak sering dijadikan pembukaan acara resmi, sebagai ungkapan sambutan selamat datang. Demikian pula pada acara adat pernikahan acap kali ditampilkan sebagai simbol ungkapan rasa bahagia yang direfleksikan ke dalam gerakan dan kostumnya.
Tari Merak Jawa Barat telah mengalami perubahan dari gerakan asli yang diciptakan oleh Raden Tjetje Somantri, yang kemudian Irawati Durban menambahkan beberapa koreografi ke dalam Tari Merak versi asli. Adapun pertama kali ditampilkan dalam acara internasional, ketika Konfrensi Asia Afrika tahun 1955 di Bandung dengan kostum penari mengenakan atribut menyerupai sayap pada lengan yang dirancang oleh Tb Oemay Martakusumah.
Tari Merak dibawakan oleh penari Manikam Khatulistiwa di Summer Festival Bratislava tahun 2016 lalu, penonton yang hadir hampir 700 orang di kawasan old town Bratislava, terpesona melihat penampilan Tari Merak. Kostum yang kami bawa dari tanah air, dengan warna-warna indah dikenakan para penari yang lihai mengenakan kostum dan pernak-perniknya oleh sendiri.
Sebagai warga negera Indonesia yang membawa seni budaya tanah kelahirannya di negeri orang, Manikam Khatulistiwa sangat memanfaatkan kesempatan yang diperoleh untuk mempromosikan seni budaya tradisional di beberapa negara yang sudah kami kunjungi. Semasimal mungkin dengan berpegang pada tarian tradisional klasik, seperti Tari Topeng Kelana dari Cirebon dan Tari Blatek dari Betawi, Tari Tampilangi dari Sulawesi Tengah, Tari Saman dari Aceh dan tarian klasik daerah lainnya. Selain itu Manikam Khatulistiwa menampilkan tarian kontemporer etnik nusantara diiring musik yang memadukan beberapa unsur dari beberapa daerah.
Di Kota Bandung pernah digelar acara akbar Serewu Merak Tandang yang di adakan di sepanjang jalan Asia Afrika, seribu lebih penari merak berparade dan menari di jalanan. Pada acara tersebut, saya berkesempatan menjadi pemandu acara yang juga dihadiri oleh tokoh masyarakat kota Bandung dan Ibu Atalia Kamil yang membuka secara resmi acara tersebut. Warga Bandung dan sekitarnya memenuhi trotoar jalanan, menyaksikan Serewu Merak Tandang.
Serewu Merak Tandang adalah sebagai peringatan 50 tahun Tari Merak yang digagas oleh Irawati Durban, acara yang diadakan di Jalan Asia Afrika ini digelar pada tanggal 13 Desember 2015 lalu dan tidak mengganggu arus lalu lintas karena di saat Car Free Day yang rutin diadakan setiap minggunya di sepanjang jalanan Asia Afrika.
Yang menarik perhatian di acara Serewu Merak Tandang adalah para penari cilik yang lincah menari dengan kostum merak yang berwarna-warni, ini adalah salah satu cara untuk mengenalkan seni tradisional kepada anak usia dini. Saya bersama Lembaga Seni Budaya Manikam Khatulistiwa hampir setiap kesempatan membawakan Tari Merak, penari- penari Merak Manikam Khatulistiwa : Qintara Gendis, Vanya Vibilla, Rizkita, Nisa Ariska dan Diva Arya dilatih khusus oleh Dida Margana seniman tari senior asal Bandung yang juga mengajarkan tarian tradisi lainya dari berbagai daerah.
Beberapa kali kami tampilkan Tari Merak di luar Indonesia, seperti di Summer Festival Bratislava, Journee Indonesie di Saint Gaundes - Prancis, Resto O Bali di Kota Toulouse - Prancis, acara sosial di panti jompo yang terdapat di beberapa kota di Prancis dan Spanyol. Sambutan mereka selalu saja antusias, biasanya usai penari, para penonton meminta berfoto dengan para penari.
Seiring perkembangnya zaman kostum Tari Merakpun diperbaharui oleh Irawati Durban, sehingga tampak lebih menarik menggambarkan keindahan burung merak. Selendang berbahan sifon tipis berhias motif warna baju senada berpadu-padankan benang emas dilengkapi payet berwarna-warni menyerupai ekor merak. Watak merak jantan yang pesolek juga tergambar dari mahkota di kepala merak.
Tari Merak salah satu seni tradisi yang dapat mengangkat nama Indonesia di kancah internasional, hal ini sudah kami buktikan. Menjalankan misi seni dan budaya ke beberapa negara di Eropa dan mempromosikan Indonesia lewat seni budaya, sehingga banyak yang ingin mengetahui lebih dalam tentang Indonesia. Kami menjelaskan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, imbasnya yang kami ketahui dan berhubungan langsung dengan kami adalah beberapa grup dari Prancis melakukan perjalanan wisata ke Indonesia. Dari pada tidak melakukan masa sekali, lebih baik melakukan walau sekecil apapun yang positif sesuai kapasitas dan kemampuan untuk mengenalkan seni dan budaya Indonesia kepada masyarakat dunia. Dan yang terpenting adalah bagaimana sebagai anak bangsa turut menjaga dan melestarikannya dengan cara mengenal, mencintai, mendalami dan berapresiasi terhadap seni budaya itu sendiri.
Di Jawa Barat terdapat banyak kesenian daerah yang belum terangkat dengan baik, tidak hanya Tari Merak yang sudah menjadi ikon Kota Bandung tetapi kesenian tradisional lainya di beberapa daerah Jawa Barat yang patut mendapat perhatian dari kita semua, seperti Tarawangsa dari Sumedang, Sisingaan dari Subang dan masih banyak lagi. Mencintai Indonesia adalah mencintai diri sendiri dan mencintai seni budaya Indonesia adalah mencintai kebiasaan dan kemolekan wajah kita sebagai anak negeri.
Label:
Bandung,
Jawa Barat,
Tari,
Tari Merak,
Vinny Soemantri,
Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.