Namun upaya menghidupkan kembali Gedung Siola sebagai pusat bisnis tampaknya menghadapi kendala, sehingga sejak 2015 Gedung Siola telah dialihfungsikan menjadi Kantor Dinas Pendudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Surabaya, kantor Badan Koordinasi Pelayanan dan penanaman Modal (BKPPM), serta Museum Surabaya.
Gedung Siola Surabaya merupakan bangunan tua warisan dari jaman kolonial Belanda yang dibangun pertama kali pada 1877 dan ditempati toko Whiteaway Laidlaw & Co milik pengusaha Inggris, Robert Laidlaw (1856-1935), yang menjual tekstil dan pakaian, dan kemudian sempat berkembang menjadi toserba terbesar di wilayah Hindia Belanda.
Gedung Siola Surabaya dengan latar depan monumen perjuangan dan tengara yang menceritakan bahwa ketika terjadi serangan tentara Sekutu pada 10 November 1945 di Surabaya, tank-tank Sekutu yang datang dari arah Utara ditahan oleh para pejuang di sekitar Gedung Siola dan diserang dari atas gedung dalam sebuah pertempuran yang seru.
Gedung Siola Surabaya yang waktu itu masih Toko Chiyoda, terbakar habis dalam pertempuran itu. Gedung ini mendapatkan namanya ketika dibuka pada 1960-an sebagai Toko Siola (dari nama pemiliknya, yaitu Soemitro - Ing Wibisono - Ong - Liem - Ang), namun ditutup pada 1998. Dibuka lagi pada 1999 sebagai Ramayana Siola, bertahan sampai 2008.
Pandangan lebih dekat pada patung yang menjadi tengara beralangsungnya peristiwa heroik di sekitar dan di dalam Gedung Siola Surabaya. Saat foto ini diambil belum ada papan nama menempel pada bagian depan gedung ini. Pada jaman dahulu di bagian depan bangunan ini terdapat papan nama memanjang yang ditulis memakai huruf besar yang berbunyi "Het Engelsche Warenhuis", atau toserba Inggris.
Sebelum bangunan Gedung Siola Surabaya didirikan, daerah Tunjungan berada di sisi selatan Kota Soerabaia (ejaan Surabaya saat itu). Setelah tembok benteng kota yang memisahkan Kota Bawah (Benedenstad) dengan Soerabaia Lama (Oud Soerabaia) dibongkar pada tahun 1880, wilayah Tunjungan kemudian berkembang menjadi pusat perdagangan baru.
Teks pada prasasti berbunyi "Serangan sekutu 10 November 1945, menggerakkan kekuatan militernya secara total. Tank Sekutu yang datang dari arah utara ditahan oleh pejuang Indonesia di sekitar dan dari atas gedung yang bernama Whiteaway Laidlaw ini. Pertempuran berlangsung seru. Akhirnya gedung terbakar habis dibumihanguskan oleh Pemuda Indonesia."
Sedangkan tulisan dalam bahasa Inggris berbunyi "The Allied attack on November 10, 1945 was a combined action in full battle order. The Indonesian fighters countered the tanks with machine gun from the street corners and from the upper stories of this building, the former Whiteway, which was totally burned down in the action."
Penampakan Gedung Siola Surabaya diambil dari sisi Jalan Genteng Kali, dengan kanopi tambahan yang belum ada pada bangunan aselinya. Setelah Robert Laidlaw meninggal dunia pada 1935 dan perusahaannya ditutup, gedung megah berlantai tiga ini kemudian berpindah tangan pada 1940 ke pemodal asal Jepang dan menjadi Toserba Chiyoda.
Setelah dialihfungsikan oleh Pemkot Surabaya, pada 3 Mei 2015, Walikota Surabaya Tri Rismaharini meresmikan pembukaan Museum Surabaya yang menempati ruangan yang ada di lantai dasar Gedung Siola ini. Ketika beberapa waktu yang lalu sedang berada di Surabaya, kami sempatkan berkunjung ke museum yang menyimpan benda-benda bersejarah bagi Kota Surabaya itu.
Upaya menghidupkan kembali gedung tua ini tampaknya tidak begitu mudah. Sewa mahal yang dikeluhkan bisa jadi hanya merupakan salah satu faktor saja yang menjadi kendala. Semoga saja setelah digunakan oleh Pemkot sebagai Museum Surabaya dan sejumlah fungsi lainnya, Gedung Siola akan kembali bersinar dan menjadi salah satu ikon kota Pahlawan ini.
Gedung Siola Surabaya
Alamat : Jl. Tunjungan 1, Surabaya. Lokasi GPS : -7.25600, 112.73771, Waze. Rujukan : Hotel di Surabaya, Tempat Wisata di Surabaya, Peta Wisata Surabaya.Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.