Desember 28, 2020

Gereja Immanuel

Hari baru saja lewat tengah hari ketika kami tiba di halaman belakang Gereja Immanuel Jakarta, namun langit Jakarta sudah mulai tertutup awan kelabu tua. Hujan tidak lama lagi akan turun. Sedikit bergegas kami menuju ke ruang pengelola yang lokasinya ada tepat di belakang bangunan utama Gereja Immanuel.

Setelah sempat mengetuk pintu yang salah, akhirnya kami bertemu pengurus gereja, seorang ibu lewat baya, dan sesudah berbincang dengannya mengenai maksud kunjungan maka kami pun diijinkan masuk ke dalam ruang gereja dengan diantar oleh seorang petugas pria bernama Alex.

Berjalan mengekor di belakang Alex, kami pun menaiki undakan serambi belakang Gereja Immanuel Jakarta Pusat yang disangga enam buah pilar, dan masuk ke dalam ruangan melalui pintu jati lengkung berukuran besar dengan induk kunci berukir. Melewati sebuah ruangan pendek, kami pun sampai di ruang utama Gereja Immanuel Jakarta yang berbentuk bundar.

Hal paling menarik ketika sampai di ruang utama Gereja Immanuel Jakarta adalah pipa-pipa orgel cantik yang panjang dan besar di ujung ruangan. Kipas-kipas kecil tampak terpasang pada dinding diantara jendela sebagai pendingin ruang Gereja Immanuel Jakarta yang sepertinya tidak menggunakan sistem pendingin AC ini.

Orgel indah yang masih berfungsi mengiringi acara kebaktian gereja itu dibuat tahun 1843 oleh Jonathan Batz di Utrecht, Belanda. Pada 1985, orgel Gereja Immanuel Jakarta ini dibongkar untuk dibersihkan. Hal menarik lainnya adalah balkon tempat duduk jemaat yang membelah dinding melingkar Gereja Immanuel Jakarta menjadi dua bagian sama besar.

Bagian dalam kubah Gereja Immanuel Jakarta memiliki sepuluh pasang garis konsentrik yang membagi kubah menjadi sepuluh bagian sama besar. Pada puncak tengah kubah terdapat menara bundar dengan pilar-pilar kecil yang dari sela-selanya masuk berkas sinar ke dalam ruangan. Di tengah menara terlihat hiasan bunga teratai dengan enam helai kelopak.

Daftar Pemimpin Jemaat

Pada dinding kiri kanan ruangan bagian ujung terdapat pigura-pigura panjang besar yang berisi daftar nama pemimpin jemaat serta tahun pelayanannya. Salah satunya Nicolaus Molinaeus yang memimpin jemaat Portugis pada 1633. Ia adalah salah satu dari 12 pelajar sekolah agama di Belanda yang mendapat beasiswa dan sebagai imbalannya diwajibkan untuk melayani jemaat Portugis di Batavia selama dua kali masa didiknya.

Lampu kristal yang menyala di atas mimbar di ujung ruangan, serta berkas cahaya dari jendela-jendela di bawah kubah tidak cukup untuk menerangi ruangan berdiameter 9,5 meter ini. Itu lantaran awan hujan yang menggayuti langit Jakarta siang itu telah secara efektif menutupi Matahari.

Perlengkapan Misa

Melangkah lagi ke dekat mimbar terdapat cawan piringan terbuat dari kuningan dengan ukiran indah serta perlengkapan upacara misa gereja lainnya yang diletakkan di atas meja. Ada tulisan digrafir pada tepian cawan serta di beberapa bagian tengahnya. Cawan untuk upacara perjamuan kudus itu pada puncaknya terdapat patung domba, berangka tahun 1863. Tempat air berangka tahun 1740, merupakan perlengkapan upacara perjamuan kudus Gereja Immanuel Jakarta.

Beberapa saat berikutnya kami berjalan bersama-sama menyeberangi tengah ruangan menuju tangga melingkar di bawah balkon orgel dengan bonggol pegangan di ujung bawah tangga. Tangga yang keseluruhannya terbuat dari kayu ini masih terbilang baik kondisinya dan tidak ada kekhawatiran untuk menapakinya, meski tetap harus hati-hati.

Sejarah Gereja Immanuel

Gedung Gereja Immanuel Jakarta dirancang oleh J.H. Horst, namun sebuah tulisan menyebut bahwa J.H. Horst sebenarnya bukan seorang arsitek kelahiran Batavia dan belum pernah ke Belanda. Sayangnya saya tidak berhasil menemukan tulisan lain yang mengkonfirmasikan tulisan itu. Hanya saja sebuah buku menyebutkan bahwa J.H. Horst merupakan salah satu pemilik Pabrik Gula Tjipiring di Semarang pada 1849.

Peletakan batu pertama pembuatan Gedung Gereja Immanuel dilakukan pada tanggal 24 Agustus 1835, sedangkan pekerjaan pembangunannya baru selesai dibuat sekitar empat tahun kemudian dan diresmikan pemakaiannya pada tanggal 24 Agustus 1839.

Ketika diresmikan, Gereja Immanuel diberi nama Willemskerk, diambil dari nama Willem I, Raja Belanda yang bertahta pada 1813-1840. Gereja Immanuel Jakarta kini digunakan oleh jemaat Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat – G.P.I.B, yang menyelenggarakan ibadah kebaktian dalam Bahasa Indonesia, Bahasa Belanda, dan Bahasa Inggris pada jam berbeda.

Kisah Misteri

Di lantai atas saya bisa melihat papan kunci piano pipa Gereja Immanuel Jakarta dengan melepas semua penutupnya. Tidak ada ruang di bawah pipa orgel, sehingga tidak memungkinkan untuk membuat foto simetris dari atas balkon. Namun dengan berjalan melewati bangku-bangku di sepanjang balkon melingkar saya bisa mendapatkan foto simetris pipa-pipa orgel raksasa dari ujung balkon tepat di atas mimbar.

Kondisi bangku-bangku kayu itu masih dalam keadaan sangat baik, licin tak berdebu, pertanda dirawat dan sering dibersihkan. Saya sempat mengintip lewat sebuah lubang cahaya di belakang balkon yang memperlihatkan pilar besar pada teras depan Gereja Immanuel Jakarta menghadap ke arah Stasiun Gambir.

Alex sempat bercerita tentang kejadian aneh yang dialaminya di Gereja Immanuel ini. Menurut penuturannya, ia pernah jatuh di tangga melingkar itu, dan secara spontan ia meminta maaf jika ada yang merasa tersinggung karena perbuatannya. Tiba-tiba ia merasa seperti disetrum, dan sakit di kakinya pun hilang dan sembuh seketika itu juga.

Pernah pula ia melihat rokok menyala berjalan, tanpa terlihat orangnya. Ketika ia berkata bahwa ini gereja dan meminta agar rokoknya dimatikan, rokok itu pun mati. Kadang terdengar orgel berbunyi sendiri, dan ada suara-suara, kebanyakan orang bule. Entah benar entah tidak, hanya ALex dan Tuhan yang tahu.

gereja immanuel jakarta pusat orgel gereja immanuel jakarta pusat willemskerk gereja immanuel jakarta pusat orgel gereja immanuel jakarta pusat gereja immanuel jakarta pusat nicolaus molinaeus gereja immanuel jakarta pusat gereja immanuel jakarta pusat gereja immanuel jakarta pusat gereja immanuel jakarta pusat gereja immanuel jakarta pusat gereja immanuel jakarta pusat gereja immanuel jakarta pusat gereja immanuel jakarta pusat gereja immanuel jakarta pusat gereja immanuel jakarta pusat gereja immanuel jakarta pusat gereja immanuel jakarta pusat gereja immanuel jakarta pusat gereja immanuel jakarta pusat gereja immanuel jakarta pusat gereja immanuel jakarta pusat gereja immanuel jakarta pusat gereja immanuel jakarta pusat gereja immanuel jakarta pusat gereja immanuel jakarta pusat gereja immanuel jakarta pusat

Beberapa saat kemudian kami berpamitan, dan bergegas keluar menuju kendaraan lantaran hujan sudah mulai turun. Sesaat sebelum meninggalkan halaman Gereja Immanuel Jakarta saya sempat mengambil foto yang memperlihatkan bentuk gedung dilihat dari samping belakang. Namun karena sudut pengambilannya yang sempit dan terburu-buru, kubah Gereja Immanuel Jakarta hanya terlihat sepotong. Tidak sempat pula mengambil foto Gereja Immanuel Jakarta dari arah depan.


Alamat Gereja Immanuel Jakarta berada di Jl. Medan Merdeka Timur No.10, Gambir, Jakarta Pusat. Telp 021-3440747. Email: info@gpib-immanuel-jakarta.org. Lokasi GPS : -6.176588, 106.832085, Waze. Nomor Telepon Penting, Hotel di Jakarta Pusat, Hotel Melati di Jakarta Pusat, Peta Wisata Jakarta Pusat, Peta Wisata Jakarta, Rute Lengkap Jalur Busway TransJakarta, Tempat Wisata di Jakarta, Tempat Wisata di Jakarta Pusat.
Label: Gereja, Jakarta, Jakarta Pusat, Wisa, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.

aroengbinang, seorang penyusur jalan.
Traktir BA secangkir kopi? Scan via 'Bayar' GoPay.