Nama Ombilin yang digunakan pada koperasi saya kira diambil dari nama Batang Ombilin, batang artinya sungai, yang mengalir melintasi wilayah Sawahlunto. Adalah di sekitar Batang Ombilin itulah dimana cadangan batu bara ditemukan paling banyak dibanding daerah lainnya, sehingga penambangan besar-besaran pun dilakukan di sana.
Bekas-bekas galian tambang batu bara di sekitar Batang Ombilin itu sekarang menjadi sebuah danau yang dikenal dengan nama Danau Kandi. Seiring dengan meredupnya bisnis tambang, Sawahlunto memang perlu mengembangkan daya tarik wisata heritage yang jika dikelola dengan baik akan mampu menarik banyak wisatawan untuk datang ke sana.
Papan nama "Waroeng" dan "Mini Market" terlihat lebih menonjol ketimbang papan nama "Koperasi Karyawan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto" yang berada di ujung kiri, sehingga semula saya tidak menduga bahwa gedung tua ini adalah Gedung Koperasi Ombilin. Tak salah memang untuk menggunakan sebuah bangunan tua menjadi tempat bisnis, apalagi jika membuatnya seanggun aselinya.
Bangunan di sebelah kiri Gedung Koperasi Ombilin adalah Gedung Gereja Santa Barbara yang terlihat masih elok. Gedung ini terlihat cukup indah, tanpa adanya kabel-kabel telepon dan listrik yang bergelantungan secara sembarangan. Membutuhkan waktu cukup lama untuk melenyapkan kabel-kabel itu, dengan Photoshop...
Gedung Koperasi Ombilin, jika kabel-kabel telepon dan listrik yang centang perenang itu tidak dilenyapkan, dan langsung mengurangi keindahannya. Sejak jaman dulu pun mungkin kabel sudah menjadi masalah, jika perencanaan kota tidak dilakukan dengan baik. Entah kapan PLN dan pemerintah Kota Sawahlunto, dan kota-kota lain di tanah air, bisa merapikan kabel-kabel yang merusak pemandangan itu.
Di bawah sebuah kota mestinya memang ada gorong-gorong sangat besar, yang truk paling besar pun bisa masuk ke dalamnya. Gorong semacam itu digunakan sebagian sebagai saluran pembuangan limbah kota, saluran gas dan pipa air minum, pembuangan air darurat saat puncak musim hujan, tempat segala macam kabel listrik-telepon-internet diletakkan.
Gedung Koperasi Ombilin dilihat dari Jl. A. Yani yang berada di sisi sebelah kiri gedung. Adalah mungkin kebutuhan untuk memperlebar jalan bagi akses kendaraan yang membuat gedung ini nyaris tak memiliki halaman, kecuali jalur pedestrian sempit yang orang berpapasan pun bisa bersenggolan.
Ketika wisatawan sudah cukup ramai datang ke Sawahlunto, saya kira satu blok atau lantai dua Gedung Koperasi Ombilin Sawahlunto ini bisa dijadikan cafe yang nyaman untuk bersantai. Di ujung kiri pada foto di belakang sana adalah bangunan depan Wisma Ombilin Sawahlunto, yang juga merupakan bangunan tua yang berdiri sejak jaman kolonial.
Gedung Koperasi Ombilin pada malam hari. Secara umum warna tembok putih akan terlihat lebih klasik dan kuno pada gedung-gedung semacam ini, ketimbang diberi warna-warni lainnya yang sering malah merusak daya tariknya. Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah jenis dan peletakan nama usaha serta nama gedungnya sendiri yang mestinya memperkuat kesan heritage, bukan malah merusak pemandangan.
Gedung Koperasi Ombilin Sawahlunto ini dibangun pada tahun 1920 dengan nama Koperasi "Ons Belang", yang artinya 'Kepentingan kita'. Kata kita pada jaman itu lebih ditujukan bagi orang Belanda ketimbang rakyat, karena memang didirikan untuk melayani kebutuhan orang-orang Belanda dan Indo-Belanda yang sedang berada di Sawahlunto.
Gedung Koperasi Ombilin Sawahlunto
Alamat: Jl. Yos Sudarso, Sawahlunto, Sumatera Barat. Lokasi GPS: -0.68268, 100.77726, Waze. Rujukan : Hotel di Sawahlunto, Peta Wisata Sawahlunto, Tempat Wisata di Sawahlunto.Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.