Lebar Gedung Pegadaian Sawahlunto ini sekitar 10 meter, memanjang ke belakang 40 meteran, yang jika dibuat sebagai tempat pertunjukan akan menampung cukup banyak penonton. Bagian belakang gedung ini menghadap ke arah rel kereta api, dengan jarak ke Museum Kereta Api Sawahlunto kurang dari 100 meter.
Berbeda dengan stasiun kereta api yang telah dijadikan museum, sehingga memang menjadi tempat wisata sejarah yang menarik, Gedung Pegadaian Sawahlunto ini masih digunakan aktif sebagai kantor. Oleh sebab itu tak memungkinkan untuk melihat dalaman gedung karena tentunya banyak bagian yang tidak boleh dilihat oleh orang luar.
Tampak samping bangunan Gedung Pegadaian Sawahlunto yang memanjang ke belakang itu. Catatan saya sebelumnya menyebut bahwa gedung ini berukuran 8 x 16 m, itu karena sepertinya saya memasukkan atap samping untuk mengukur lebar, dan boleh jadi punggung gedung yang menghadap rel telah digunakan oleh pihak lain.
Dinding bagian depan atas gedung yang berundak itu berhias menara-menara kecil. Satu hal yang saya kira tak begitu lazim pada bangunan kuno, tapi mungkin saya salah jika ternyata ornamen itu sudah ada sejak bangunan berdiri. Kebanyakan bangunan jaman dulu berbentuk segitiga dengan hiasan semacam tugu di atas ketiga ujungnya.
Sudut pandang dari sisi sebelah kanan, dengan ruang pemisah sangat terbatas yang meski jendela gedung masih bisa dibuka, namun tak sanggup lagi memberi akses pada sinar matahari untuk menerangi ruangan. Jika melihat kontur halaman depan gedung pegadaian, tanah di luar tembok kanan sepertinya menjadi milik gedung yang di sebelahnya itu.
Bagian atas jendela dan pintu depan Gedung Pegadaian Sawahlunto ini berbentuk lengkungan, dihias ornamen bilah-bilah konsentrik dan kisi-kisi tegak. Gedung yang disebut sebagai bergaya Tiongkok ini memang kabarnya dibangun oleh para tukang yang berasal dari Tiongkok.
Setelah sempat minta ijin pada seorang pegawai yang ada di sana, saya hanya bisa memotret ruang bagian depan Gedung Pegadaian Sawahlunto yang penataannya telah disesuaikan menurut fungsinya yang sekarang. Bagian ini dijadikan sebagai ruang penerima tamu sebelum mereka diarahkan ke petugas terkait.
Tak ada yang menarik perhatian di ruangan ini yang bisa menjadi petunjuk bahwa gedung ini merupakan bangunan tua. Langit-langit ruangan pun sudah dibeton dan polos saja tanpa ornamen pemanis. Jika di hampir semua bangunan tua yang saya kunjungi ada tengara sederhana berisi sejarah singkat bangunan, maka tanda semacam itu tak saya jumpai di tempat ini.
Seorang gadis tampak tengah melintas di depan Gedung Pegadaian Sawahlunto yang saat itu sepi pengunjung. Tempat semacam ini memang biasanya hanya ramai menjelang hari raya, musim orang menikah, dan musim anak masuk sekolah, yaitu ketika kebutuhan akan uang meningkat jauh di atas pengeluaran rutin.
Satu-satunya petunjuk yang ada pada bagunan ini adalah angka 1-1-17 yang ada dalam pita di atas logo dan tulisan Pegadaian, menjadi tengara bahwa gedung ini didirikan pada 1 Januari 1917. Mudah-mudahan saja gedung ini telah diberi status sebagai benda cagar budaya agar kelestariannya bisa tetap terjaga.
Gedung Pegadaian Sawahlunto semula digunakan sebagai Gedung Komedi yang berfungsi sebagai tempat pertunjukkan sandiwara dan komedi, tempat dimana orang melepas penat hati dan beban pikir. Setelah itu digunakan sebagai kantor pegadaian, sempat dipakai untuk Museum Kota Sawahlunto, sebelum akhirnya kembali lagi menjadi Gedung Pegadaian Sawahlunto.
Gedung Pegadaian Sawahlunto
Alamat: Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Lokasi GPS : -0.68322, 100.77784, Waze. Rujukan : Hotel di Sawahlunto, Peta Wisata Sawahlunto, Tempat Wisata di Sawahlunto.Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.