Gereja ini disebut Gereja Baru namun kemudian lebih dikenal sebagai Gereja Ayam (Hantjes Kerk) karena di bagian atas menaranya dipasang penunjuk arah angin yang berbentuk ayam jago. Di dalam Kitab Injil disebutkan bahwa ayam langsung berkokok tiga kali setelah Petrus membantah bahwa dirinya adalah murid Yesus.
Pada 1914 bangunan gereja dibongkar karena telah rusak dan tidak aman lagi untuk digunakan. Kesulitan dana pembangunan gereja bisa diatasi berkat sumbangan besar dari J. Dinger yang secara pribadi menjamin pinjaman dari pemerintah Belanda.
Bangunan Gereja Ayam yang baru ini dirancang oleh NA. Hulswit dari Biro Arsitek Cuypers en Hulswit bergaya Neo Romantik dengan unsur Neo Barok yang bisa menampung sampai 2000 jemaat. Gereja Ayam yang baru ini diresmikan pada 1915, dengan dua menara, rose-window pada bagian depan dan louvre pada atap di atas ruang ibadah utama.
Sejak tahun 1953 nama resmi gereja ini berubah menjadi Gereja Pniel. Pada 1998, saat kerusuhan meletus di Jakarta, sejumlah massa berusaha menyerbu bangunan bersejarah ini, namun bisa digagalkan dengan menimbulkan sedikit kerusakan.
Sejak semula sebagian besar ummat Gereja Ayam adalah orang pribumi, sehingga khotbah Minggu dilakukan dalam Bahasa Melayu dan Bahasa Belanda.
Perabotan yang masih asli peninggalam dari zaman Belanda adalah kursi, mimbar, dan perabotan lain yang terbuat dari kayu jati. Ada pula Alkitab kuno dengan relief indah cetakan 1855, satu-satunya di Indonesia.
Gereja Ayam Jakarta
Alamat : Jalan Samanhudi Nomor 12, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Lokasi GPS : -6.160766, 106.834077, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Terkait : Hotel di Jakarta Pusat, Hotel Melati di Jakarta Pusat, Peta Wisata Jakarta, Rute Lengkap Jalur Busway TransJakarta, Tempat Wisata di Jakarta, Tempat Wisata di Jakarta Pusat.Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.