Jakarta, Jakarta Pusat, Planetarium, Wisa, Wisata

Planetarium dan Observatorium

Sudah lama ingin menyambangi lagi Planetarium dan Observatorium Jakarta di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat. Kunjungan pertama terjadi puluhan tahun berselang. Beberapa bulan lalu sempat berkunjung ke sana, namun penuh dengan pelajar, karena kebetulan musim libur sekolah, meski bukan pada akhir pekan.

Minggu lalu kami pergi ke sana lagi, dan menjumpai loket yang sepi. Pada ruangan di sayap kanan bangunan terdapat replika peralatan ekspedisi antariksa dan pakaian astronout di sebelah kiri, dan kursi-kursi tunggu nyaman yang menghadap ke loket pembelian karcis masuk untuk melihat pertunjukan di Planetarium Jakarta.

Namun rupanya pertunjukan ditiadakan lantaran saat itu sedang ada perbaikan. Seorang petugas mengatakan bahwa seminggu lagi baru akan diuji coba dengan pengunjung terbatas. Namun pada saat itulah kami terkejut karena di Planetarium dan Observatorium ternyata ada ruangan pamer seputar perbintangan yang ditata secara modern dan menarik.

Sehingga biar pun tak bisa atau tak hendak menonton pertunjukan di Planetarium Jakarta ini namun dipastikan bahwa pengunjung tak bakal pulang dengan kesan hampa, malah sebaliknya. Pada lorong elok menuju ruang pamer, yang atapnya dibuat melengkung, terdapat deretan neon boks berisi poster film positif berisikan 12 lambang dan zodiak perbintangan. Visualisasinya sangat indah, seperti khayalan surgawi, dengan karakter manusia dan binatang untuk masing-masing zodiak tersebut dibuat secara sangat artistik oleh Kagaya.

Seorang petugas yang ramah kemudian menjelaskan tentang benda-benda langit pada ruang pamer Planetarium dan Observatorium Jakarta. Bulatan merah besar di sana menggambarkan Matahari, lalu ada Venus, Bumi, Mars, Saturnus dan Jupiter. Tentu ada pula Merkurius, Pluto, Neptunus serta Uranus.

Di salah satu sisi ruang pamer ada ruangan diorama dengan sejumlah tulisan kuno tentang astronomi, diantaranya berangka tahun 1620 yang ditulis dalam bahasa Latin. Di dekatnya ada panel bercahaya yang menggambarkan bintang-bintang, dihubungkan dengan garis dan membentuk karakter hewan dalam Zodiak.

Di Planetarium Jakarta yang langit-langitnya berbentuk separuh bulatan bola sebagai layar rasasa, biasanya ada pertunjukan terjadwal bagi rombongan dan bagi khalayak di jam berbeda. Seluruhnya ada 11 judul pertunjukan, menyajikan visualisasi dan simulasi benda langit, seperti bintang, meteor, terbentuknya tata surya, gerhana matahari dan bulan, galaksi di alam semesta, dengan narasi dan tata musik di dalam ruang yang sangat nyaman.

Big Bang dan Benda Langit

Di Planetarium dan Observatorium Jakarta ada deretan panel akrilik dengan poster besar yang dibuat secara profesional dan sarat pengetahuan. Ada yang menjelaskan tentang Big Bang (Ledakan Besar), teori terbentuknya alam semesta yang menyebut bahwa pembentukan tata surya terjadi 8,7 milyar tahun setelah Big Bang, dan masa sekarang adalah 13,7 milyar tahun setelah Big Bang.

Ada instalasi benda langit di tata surya kita yang digambarkan dalam bentuk bola-bola dengan ukuran yang sesuai besar relatifnya, disertai penjelasan ringkas. Yang menarik adalah berdiam 1 hari di Merkurius sama saja begadang 176 hari di Bumi, sehari di Venus (lamanya membuat satu rotasi) sama dengan 243 hari di Bumi, namun setahun di Venus (periode revolusi mengelilingi Matahari) hanya 224,7 hari di Bumi.

Visualisasi lain memperlihatkan bahwa dahulu kala kita bisa pergi dari kutub Utara ke kutub Selatan tanpa ada satu laut pun menghalangi, yaitu ketika semua daratan di Bumi masih menjadi satu benua super besar bernama Pangea.

Namun sekitar 180 juta tahun lalu, mulai terjadi retakan yang menyebabkan Pangea terbelah. Retakan itu kemudian membentuk Samudera Atlantik. Ada pula visualisai Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS) yang besarnya seluas lapangan sepak bola, dengan berat 350 ton seharga US$ 60 milyar, bisa ditinggali 6 astronot dan beroperasi hingga tahun 2020.

Tak hanya poster dan tulisan mengenai perbintangan yang dibuat secara sangat informatif dan menarik, juga ada koleksi meteorit sebesar kepala orang seberat 10,5 kg, yang jatuh di daerah Tambakwatu, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, pada 14 Februari 1975. Meteorit merupakan batu meteor yang berhasil mencapai permukaan planet Bumi, sedangkan meteor adalah benda langit yang telah menembus atmosfer bumi namun belum sampai permukaan bumi.

Sejarah Planetarium dan Observatorium Jakarta

Berdirinya Planetarium dan Observatorium Jakarta adalah merupakan gagasan Bung Karno yang menginginkannya sebagai pusat pengembangan Ilmu Pengetahuan dan tempat wisata edukasi di pusat kota Jakarta. Masuk akal karena Observatorium Bosscha Lembang tentunya cukup jauh dari Jakarta, hanya saja tingkat polusi udara Jakarta yang jauh lebih parah dari Lembang membuat observatoriumnya memiliki lebih banyak keterbatasan.

Sebagai Pimpinan Proyek Planetarium Jakarta adalah Santoso Nitisastro dari Observatorium Bosscha, dengan kontraktor PN Hutama Karya, PN Nindya Karya, dan ada VEB Invest Export Berlin RDD yang membuat gambar kerja, melakukan pemasangan alat pendingin, dan piranti elektronik pendukung, serta VEB Carl Zeiss Jena RDD yang membuat dan mengawasi pemasangan proyektor utama planetarium, kubah planetarium, penyediaan teleskop dan kelengkapan observatorium.

Pemancangan tiang pertama dilakukan Bung Karno pada 9 September 1964, berdasar hasil lomba rancang arsitektur yang dimenangkan Ir. Ismail Sofyan, Ir. Ciputra, dan Ir. Brasali dari Perentjana Djaja. Penanggung jawab pembangunan ada pada Henk Ngantung, Gubernur DKI Jakarta saat itu, dengan Ketua Tim Pengawas Pembangunan Prof. Ir. Rooseno. Ada pula dukungan pakar astronomi ITB dan Observatorium Bosscha Lembang, diantaranya The Pik Sin dan Bambang Hidayat.

planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta planetarium dan observatorium jakarta

Di Planetarium Jakarta ada pula replika Saturn IB, kendaraan peluncur yang membawa Lunar Module ke orbit Bumi pada tahun 1973 dan 1975. Juga ada miniatur Sputnik, satelit tak berawak pertama milik Uni Soviet yang mengorbit Bumi pada 4 Oktober 1957 hingga 4 Januari 1958, yang menjadi pencapaian monumental di abad ke-20, dan banyak lagi koleksi menarik lainnya.

Alamat Planetarium dan Observatorium Jakarta berada di Jl. Cikini Raya No. 73 , Kompleks TIM (Taman Ismail Marzuki), Jakarta Pusat. Lokasi GPS : -6.1897447, 106.8390477, Waze. Jadwal Pertunjukan : Rombongan Selasa - Kamis : 09.30, 11.00, dan 13.30; Jum'at : 09.30 dan 13.30. Perorangan / Umum : Selasa - Jum'at 16.30, Sabtu - Minggu 10.00, 11.30, 13.00 dan 14.30. Harga tiket masuk : Pelajar dan Mahasiswa Rp. 5.000, umum Rp. 10.000. Hotel di Jakarta Pusat, Hotel Melati di Jakarta Pusat, Nomor Telepon Penting, Peta Wisata Jakarta, Peta Wisata Jakarta Pusat, Rute dan Jadwal Lengkap KRL Commuter Line Jabodetabek, Rute Lengkap TransJakarta, Tempat Wisata di Jakarta, Tempat Wisata di Jakarta Pusat, Trayek Bus Damri Bandara Soekarno - Hatta.
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.

aroengbinang, seorang penyusur jalan.
Traktir BA secangkir kopi? Scan via 'Bayar' GoPay.
Diubah: November 28, 2020.