Gedung Sekolah Santa Lucia Sawahlunto didirikan pada 1920 oleh orang-orang Belanda yang bekerja di tambang batu bara, dan diperuntukkan bagi anak-anak Belanda serta anak-anak pekerja tambang. Pada saat yang sama juga didirikan Gereja Santa Barbara dan tempat tinggal biarawati.
Kondisi gedung saat itu masih dalam keadaan baik, hanya saja dinding dan pintunya sudah terlihat suram dan perlu dicat ulang, sebagaimana gedung gereja di sebelahnya yang sudah dirapikan lebih dulu. Atap dan penutup seng juga sudah perlu diganti. Karena kunjungan ke Sekolah Santa Lucia Sawahlunto ini sudah lebih dari lima tahun lalu, semoga saja kondisi gedung saat ini sudah jauh lebih baik.
Beberapa anak dengan berseragam pramuka tampak sedang bermain dengan riang di halaman dalam Sekolah Santa Lucia Sawahlunto pada jam istirahat sekolah. Sebuah gazebo beratap ijuk yang sudah perlu diperbaiki tampak di sebelah kiri, dikelilingi tanaman dalam pot yang memberi suasana lingkungan terasa cukup asri. Di puncak gazebo terdapat patung kecil Parasaurolophus, yaitu dinosaurus dengan kepala berbentuk aneh yang beratnya dahulu bisa mencapai 2,7 ton.
Seng samping dan atap gedung sekolah saat itu memang tampak sudah mulai menua, namun saya kira sekarang sudah diganti dengan yang baru. Saat itu Sekolah Santa Lucia Sawahlunto hanya menerima murid untuk kelas TK dan Sekolah Dasar, namun biasanya sekolah semacam ini cepat atau lambat akan membuka kelas sekolah lanjutan pertama dan atas, bahkan tak jarang sampai perguruan tinggi.
Lorong masuk ke dalam Sekolah Santa Lucia Sawahlunto dengan dinding tembok yang terlihat tebal. Adalah Pastor Bizoro yang bertugas di Sawahlunto bersama Ibu Teresia yang membentuk sekolah TK yang diberi nama TK Santa Lucia, tanpa memungut biaya pendidikan kepada orang tua muridnya. Setahun berikutnya baru dibuka Sekolah Dasar Santa Lucia.
Pendidik yang baik pertama-tama mestinya memang karena panggilan hati, bukan karena ketertarikan pada uang yang dikutip dari orang tua anak didiknya. Kepuasannya ada pada keberhasilan dalam mengantarkan anak didiknya menjadi 'orang' ketimbang pada materi yang didapat. Kepada pendidik seperti itu, baik yang mengajar ilmu duniawi maupun surgawi, kita patut menjura.
Anak-anak SD Sekolah Santa Lucia Sawahlunto yang ceria dan rupanya sudah terbiasa bergaya di depan kamera. Mereka lah yang meminta untuk dipotret, dan bergaya habis tanpa canggung-canggung. Mula-mula hanya beberapa anak, namun tanpa harus diundang anak-anak yang lain ikut berebut bergabung, dan tanpa perlu diberi pengarahan apa pun tanpa sungkan-sungkan mulai pasang gaya, dengan suara ribut, tawa lepas dan wajah yang riang.
Anak-anak yang tampak pada foto itu mestinya sekarang sudah duduk di bangku SMP atau bahkan SMA, dan meski mungkin sudah lupa pada wajah orang yang memotretnya namun boleh jadi masih ingat dengan momen ini. Semoga saja keceriaan mereka terus bertahan mewarnai hari-hari istirahat diantara jam sekolah, dan tidak tersita waktunya dengan bermain gadget.
Tampak luar bangunan Sekolah Santa Lucia Sawahlunto yang fotonya saya ambil belakangan saat keluar dari gedung. Bangunan di ujung sebelah kanan adalah merupakan bagian dari Gereja Santa Barbara. Bisa dilihat bahwa jenis bangunan dan jendela kedua bangunan ini persis sama, hanya saja atap pelindung samping yang terbuat dari seng telah dihilangkan pada bangunan gereja, membuatnya terlihat lebih cantik, selain karena sudah lebih dulu dicat ulang.
Sebuah tengara sederhana saya lihat menempel pada permukaan dinding luar sekolah yang berbunyi: "Sekolah Santa Lucia. Dibangun tahun 1920 sebagai Sekolah Dasar Santa Lucia. Bangunan ini juga pernah digunakan sebagai Asrama Tentara, Sekolah Islam dan Kantor Agama."
Kebanyakan orang, bahkan yang sudah sepuh sekalipun, saya kira masih ingat dengan gedung sekolah dasar yang mereka pernah datangi lima sampai enam kali dalam seminggu selama enam tahun, jika tidak pernah pindah sekolah. Jalan yang mereka lewati setiap hari tentu juga masih terpateri di ingatan. Mungkin juga masih terbayang gadis atau perjaka kecil yang menjadi cinta monyet pertamanya ...
Sekolah Santa Lucia
Alamat: Jl. Yos Sudarso No.46, Kelurahan Pasar, Kecamatan Lembah Segar, Sawahlunto, Sumatera Barat. Lokasi GPS : -0.6818712, 100.7779232, Waze. Rujukan : Hotel di Sawahlunto, Peta Wisata Sawahlunto, Tempat Wisata di Sawahlunto.Label: Sawahlunto, Sumatera Barat
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.