Nama Bendungan Pice Belitung Timur terbaca cukup unik di mata, terdengar sedikit seksi di telinga. Begitu singkat, sehingga sempat timbul keraguan apakah merupakan nama dengan cara tulis yang benar. Lagipula ketika kata Pice dibaca, akan terdengar di telinga seperti memiliki tekanan bunyi tersendiri.
Lokasi Bendungan Pice Belitung Timur berada di wilayah Desa Lenggang, Kecamatan Gantung. Rupanya bendung ini mendapatkan namanya dari plesetan bunyi nama arsitek yang merancang bendungan, yaitu Vince. Tidak jelas mengapa huruf 'n'-nya kemudian lenyap tanpa permisi. Jarak dari Replika SD Muhammadiyah Laskar Pelangi ke Bendungan Pice ini tidak begitu jauh, hanya sekitar 1,2 km, arah ke Timur.
Area parkirnya boleh dibilang lumayan lega. Ada pula tempat duduk bertutup payung di tepian bendung. Cukup menyenangkan buat pejalan yang ingin menikmati suasana. Seluruhnya ada 16 pintu air di Bendungan Pice Belitung Timur ini, dengan masing-masing pintu memiliki lebar 2,5 meter. Ketika Belanda membuat bendungan ini, tujuannya bukan sebagai sarana irigasi, namun lebih sebagai pengatur tinggi rendahnya permukaan air Sungai Lenggang ketika kapal keruk timah tengah bekerja.
Salah satu roda pemutar pintu air di Bendungan Pice Belitung Timur yang terlihat digembok pada struktur besi bendungan yang masih kokoh. Mungkin roda penggerak yang ini masih berfungsi. Di sebelah kanannya terlihat jalur jalan di atas bendungan yang cukup untuk berpapasan. Sepeda motor pun mestinya bisa melaluinya, meski sepertinya tidak diperbolehkan, karena tidak ada satu pun terlihat lewat selagi saya berada di sana.
Sebuah benda terbuat dari besi bercat kuning yang telah mulai karatan, dengan roda-roda besar dan kecil, terlihat berada di area parkir Bendungan Pice, dipagar kawat dan beratap, namun tidak memiliki tengara. Benda ini mungkin adalah roda penggerak pintu air bendungan yang telah rusak.
Cukup menyenangkan suasana di sana, dengan silir angin, dan panorama di sekitar Bendungan Pice Belitung Timur ini cukup baik. Tempat ini sangat layak untuk dikembangkan lebih maju lagi sebagai salah satu tujuan wisata unggulan di Belitung Timur. Area di sisi seberang bendungan tampaknya juga memiliki bentuk dan fasilitas yang sama dengan area di sisi dimana saya berada namun tak terpikir waktu itu untuk menyeberang.
Panorama pada sisi bawah Bendungan Pice. Istilah bendungan sebenarnya lebih cocok untuk digunakan pada waduk yang membendung sungai dan airnya kemudian menggenangi wilayah yang luas. Konstruksi seperti yang ada di Desa Lenggang ini lebih tepat disebut bendung. Namun kedua kata itu memang sering saling bertukar tempat.
Aliran Sungai Lenggang, yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Belitung, terlihat masih cukup berlimpah setelah melewati bendungan. Sayang jika air sebanyak ini tidak bisa dimanfaatkan dengan baik lantaran pintu air bendungan tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Panorama Bendungan Pice Belitung Timur di sisi sebelah kiri jika dilihat dari samping salah satu gazebo yang ada di sana terlihat cukup indah. Papan nama dari dinas pekerjaan umum di tepian bendungan memberi informasi bahwa bendungan ini nama resminya adalah Bendung Pice Besar, yang artinya ada bendung lain yang namanya Bendung Pice Kecil, dan memang benar ada.
Meski secara fisik Bendungan Pice masih baik, namun pintu-pintu airnya saat itu tidak lagi bisa dioperasikan, sehingga tidak mampu secara optimal mengairi jaringan irigasi Selinsing yang luasnya mencapai 4.388 ha. Semoga saja kondisinya sudah jauh lebih baik sekarang ini.
Bendung Pice Besar ini dibangun mulai 1933 s/d 1936. Informasi pada papan itu sangat membantu, karena situs yang menulis tentang Bendungan Pice Belitung Timur memberi informasi yang berbeda-beda tentang kapan bendung ini dibuat. Data lainnya adalah bahwa luas bendung 140 m2, serta luas sawah yang diairi oleh bendungan ini. Tidak ada data mengenai panjang bendungan, namun diperkirakan sekitar 50 m.
Cat pada besi dan tembok Bendungan Pice Belitung Timur yang terakhir kalinya diperbarui tampaknya ketika jembatan ini menjalani rehabilitasi ulang pada 2006, sudah mulai terlihat pudar, dan mengelupas di sana-sini. Selain peremajaan pintu air dan penggeraknya, kekuatan bendungan juga perlu dikaji ulang. Karena rusaknya area hutan di hulu Sungai Lenggang akan berpengaruh pada debit air yang masuk ke dalam sungai ketika terjadi hujan deras.
Suasana di sekitar bendung relatif sepi. Hanya ada dua pasang pengunjung saat itu, kesemuanya perempuan. Tidak terlihat ada orang memancing atau menjala ikan di sekitar Bendungan Pice Belitung Timur ini, padahal kabarnya Sungai Lenggang sangat kaya dengan air tawar, termasuk Ikan Cempedik yang rasanya gurih, sebagai cemilan atau dijadikan teman nasi, dan hanya ditemukan di sekitar hulu Sungai Lenggang di Kecamatan Gantung ini.
Uniknya, Ikan Cempedik biasanya menghilang pada musim kemarau, dan kemudian tiba-tiba muncul dalam jumlah sangat banyak pada musim penghujan. Di Sungai Lenggang juga terdapat Ikan Arwana, yang oleh masyarakat setempat dinamakan Akan Kelesak. Namun keberadaan ikan langka ini dilindungi oleh UU No. 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Setidaknya ada usaha untuk menjadikan area Bendungan Pice Belitung Timur ini menjadi asri dengan adanya bunga dan tanaman lainnya di dalam pot beton.
Lokasi Bendungan Pice Belitung Timur berada di wilayah Desa Lenggang, Kecamatan Gantung. Rupanya bendung ini mendapatkan namanya dari plesetan bunyi nama arsitek yang merancang bendungan, yaitu Vince. Tidak jelas mengapa huruf 'n'-nya kemudian lenyap tanpa permisi. Jarak dari Replika SD Muhammadiyah Laskar Pelangi ke Bendungan Pice ini tidak begitu jauh, hanya sekitar 1,2 km, arah ke Timur.
Area parkirnya boleh dibilang lumayan lega. Ada pula tempat duduk bertutup payung di tepian bendung. Cukup menyenangkan buat pejalan yang ingin menikmati suasana. Seluruhnya ada 16 pintu air di Bendungan Pice Belitung Timur ini, dengan masing-masing pintu memiliki lebar 2,5 meter. Ketika Belanda membuat bendungan ini, tujuannya bukan sebagai sarana irigasi, namun lebih sebagai pengatur tinggi rendahnya permukaan air Sungai Lenggang ketika kapal keruk timah tengah bekerja.
Salah satu roda pemutar pintu air di Bendungan Pice Belitung Timur yang terlihat digembok pada struktur besi bendungan yang masih kokoh. Mungkin roda penggerak yang ini masih berfungsi. Di sebelah kanannya terlihat jalur jalan di atas bendungan yang cukup untuk berpapasan. Sepeda motor pun mestinya bisa melaluinya, meski sepertinya tidak diperbolehkan, karena tidak ada satu pun terlihat lewat selagi saya berada di sana.
Sebuah benda terbuat dari besi bercat kuning yang telah mulai karatan, dengan roda-roda besar dan kecil, terlihat berada di area parkir Bendungan Pice, dipagar kawat dan beratap, namun tidak memiliki tengara. Benda ini mungkin adalah roda penggerak pintu air bendungan yang telah rusak.
Cukup menyenangkan suasana di sana, dengan silir angin, dan panorama di sekitar Bendungan Pice Belitung Timur ini cukup baik. Tempat ini sangat layak untuk dikembangkan lebih maju lagi sebagai salah satu tujuan wisata unggulan di Belitung Timur. Area di sisi seberang bendungan tampaknya juga memiliki bentuk dan fasilitas yang sama dengan area di sisi dimana saya berada namun tak terpikir waktu itu untuk menyeberang.
Panorama pada sisi bawah Bendungan Pice. Istilah bendungan sebenarnya lebih cocok untuk digunakan pada waduk yang membendung sungai dan airnya kemudian menggenangi wilayah yang luas. Konstruksi seperti yang ada di Desa Lenggang ini lebih tepat disebut bendung. Namun kedua kata itu memang sering saling bertukar tempat.
Aliran Sungai Lenggang, yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Belitung, terlihat masih cukup berlimpah setelah melewati bendungan. Sayang jika air sebanyak ini tidak bisa dimanfaatkan dengan baik lantaran pintu air bendungan tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Panorama Bendungan Pice Belitung Timur di sisi sebelah kiri jika dilihat dari samping salah satu gazebo yang ada di sana terlihat cukup indah. Papan nama dari dinas pekerjaan umum di tepian bendungan memberi informasi bahwa bendungan ini nama resminya adalah Bendung Pice Besar, yang artinya ada bendung lain yang namanya Bendung Pice Kecil, dan memang benar ada.
Meski secara fisik Bendungan Pice masih baik, namun pintu-pintu airnya saat itu tidak lagi bisa dioperasikan, sehingga tidak mampu secara optimal mengairi jaringan irigasi Selinsing yang luasnya mencapai 4.388 ha. Semoga saja kondisinya sudah jauh lebih baik sekarang ini.
Bendung Pice Besar ini dibangun mulai 1933 s/d 1936. Informasi pada papan itu sangat membantu, karena situs yang menulis tentang Bendungan Pice Belitung Timur memberi informasi yang berbeda-beda tentang kapan bendung ini dibuat. Data lainnya adalah bahwa luas bendung 140 m2, serta luas sawah yang diairi oleh bendungan ini. Tidak ada data mengenai panjang bendungan, namun diperkirakan sekitar 50 m.
Cat pada besi dan tembok Bendungan Pice Belitung Timur yang terakhir kalinya diperbarui tampaknya ketika jembatan ini menjalani rehabilitasi ulang pada 2006, sudah mulai terlihat pudar, dan mengelupas di sana-sini. Selain peremajaan pintu air dan penggeraknya, kekuatan bendungan juga perlu dikaji ulang. Karena rusaknya area hutan di hulu Sungai Lenggang akan berpengaruh pada debit air yang masuk ke dalam sungai ketika terjadi hujan deras.
Suasana di sekitar bendung relatif sepi. Hanya ada dua pasang pengunjung saat itu, kesemuanya perempuan. Tidak terlihat ada orang memancing atau menjala ikan di sekitar Bendungan Pice Belitung Timur ini, padahal kabarnya Sungai Lenggang sangat kaya dengan air tawar, termasuk Ikan Cempedik yang rasanya gurih, sebagai cemilan atau dijadikan teman nasi, dan hanya ditemukan di sekitar hulu Sungai Lenggang di Kecamatan Gantung ini.
Uniknya, Ikan Cempedik biasanya menghilang pada musim kemarau, dan kemudian tiba-tiba muncul dalam jumlah sangat banyak pada musim penghujan. Di Sungai Lenggang juga terdapat Ikan Arwana, yang oleh masyarakat setempat dinamakan Akan Kelesak. Namun keberadaan ikan langka ini dilindungi oleh UU No. 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Setidaknya ada usaha untuk menjadikan area Bendungan Pice Belitung Timur ini menjadi asri dengan adanya bunga dan tanaman lainnya di dalam pot beton.
Bendungan Pice Belitung Timur
Alamat: Desa Lenggang, Kecamatan Gantung, Belitung Timur. Lokasi GPS : -2.959536, 108.164832, Waze. Jam buka : sepanjang waktu. Harga tiket masuk : gratis. Tempat Wisata di Belitung Timur, Peta Wisata Belitung, Hotel di Belitung Timur, Hotel di Belitung.Sponsored Link
Sponsored Link
Sponsored Link
Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.