Mungkin ketika perut kosong orang cenderung banyak bicara, termasuk menawar harga, namun tidak demikian jika perut sudah terisi, apalagi dengan makanan enak yang meninggalkan kesan baik. Empal Asem ini konon dirintis oleh warung makan Empang Gentong Amarta yang berada di daerah Plered, sebelum menyebar ke tempat lain di Cirebon.
Setelah menikmati Empal Asem di toko milik H. Asiwa itu, beberapa hari kemudian, kami pun mampir sendiri ke warung Empal Gentong Amarta untuk kembali menikmati Empal Asem, langsung di tempatnya. Di warung biasanya ada menu pilihan lain yang bisa dicoba, selain juga ada menu tambahan peneman makanan utama.
Papan nama Empal Gentong Amarta yang mungkin terinspirasi nama sebuah kerajaan dalam kisah pewayangan. Di dalam tradisi pewayangan Jawa, raja dari Kerajaan Amarta adalah Prabu Yudistira dengan julukan Puntadewa. Entah memang pemiliknya penggemar cerita pewayangan atau hanya kebetulan saja ia suka dengan nama itu.
Di tempat untuk menyiapkan makanan di Empal Gentong Amarta, terlihat potongan belimbing wuluh, tomat dan daun bawang yang merupakan ramuan khas Empal Asem yang segar. Sebagaimana umumnya warung, tempat untuk menyiapkan berada di bagian depan ruangan, dengan penataan yang sederhana.
Berbeda dengan Empal Gentong, kuah Empal Asem tidak menggunakan santan, yang bagi sebagian orang lebih disukai, apalagi yang umurnya sudah mulai sepuh dan ingin mengurangi santan. Selain potongan daging lunak, dan jeroan jika mau, di dalam Empal Asem dari Empal Gentong Amarta ini terdapat aroma daun salam dan sereh, selain ramuan khas yang telah disebutkan di atas.
Suasana saat itu tak begitu ramai di warung Empal Gentong Amarta yang terletak di pinggir jalan Raya Plered, Cirebon. Agak panas memang karea tempatnya yang terbuka, sepanas hawa Kota Cirebon, namun tidak sampai mengganggu kenikmatan dalam menyantap hidangan Empal Asem ini.
Daging yang digunakan di Empal Gentong Amarta Cirebon ini adalah usus, babat dan daging sapi, namun orang bisa meminta hanya berisi daging saja, disajikan dengan nasi atau lontong. Empal gentong ini berasal dari desa Batembat, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon.
Tak lama menunggu, sudah datang di meja kami Empal Asem dari Empal Gentong Amarta yang siap kami santap. Bagi mereka yang belum pernah mencicipi makanan khas Cirebon yang disebut Empal Gentong akan membayangkan bahwa makanan ini semacam empal daging biasa. Namun Empol Gentong adalah makanan mirip gulai yang secara tradisional dimasak menggunakan kayu bakar di dalam gentong.
H. Asiwa tidak berlebihan ketika mempromosikan kelezatan Empal Asem buatan Empal Gentong Amarta, karena rasanya memang sangat nikmat dan lezat, apalagi ditemani dengan krupuk kampung berukuran kecil, serta sambal hijau, sempurnalah sudah kenikmatannya. Makan pun tidak bisa berhenti sebelum Empal Asem tandas semuanya disantap.
Selain Empal Asem yang merupakan makanan khas unggulan yang baru, Empal Gentong Amarta juga menyediakan masakan Empal Gentong biasa, serta sate kambing. Saya tidak begitu merekomendasikan sate di Empal Gentong Amarta ini, karena daging sate-nya agak liat dan rasanya biasa saja.
Warung Empal Gentong Amarta berada di sebelah timur Jembatan Gesik, yang dibuka pada akhir tahun 1997. Semangkuk Empal Asem di Empal Gentong Amarta saat itu harganya hanya Rp.10.000, dan sepiring nasi atau lontong Rp.2.000. Pastikan anda meluangkan waktu untuk menikmati segar dan nikmatnya Empal Asem ketika sedang berada di Kota Cirebon.
Empal Gentong Amarta
Alamat : Jl. Ir. Haji Juanda, No.37, Plered, Cirebon. Telp. 0231 9328878. Lokasi GPS : -6.70786, 108.51740, Waze. Hotel di Cirebon, Hotel Murah di Cirebon, Tempat Wisata di Cirebon, Peta Wisata Cirebon.Label: Cirebon, Jawa Barat, Kuliner, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.