Ereveld, Jakarta, Jakarta Selatan, Makam, Wisata

Ereveld Menteng Pulo

Ereveld Menteng Pulo, atau Taman Kehormatan Belanda Menteng Pulo (Netherlands Field Of Honour), adalah kubur para korban perang yang tewas di kamp-kamp tentara Jepang di Hindia Belanda. Juga menjadi kubur Tentara Belanda yang tewas dalam agresi militer Belanda terhadap RI pada kurun waktu 1945 - 1949.

Lokasi Ereveld Menteng Pulo Jakarta berada di Menteng Pulo, Tebet, Jakarta Selatan, tepat di sebelah Makam Perang Jakarta, yang bisa dikunjungi lewat Jl Menteng Pulo (akses masuk dari Jl Saharjo), atau lewat Jl Menteng Pulo 2 (akses masuk dari Jl Cassablanca, setelah Wisma Staco).

Adalah Olyvia Bendon yang juga mengatur kunjungan ini, sehingga kami bisa menyeberang dari Makam Perang Jakarta dan masuk ke kompleks makam yang resminya harus mendapat ijin terlebih dahulu kepada pengelolanya, yaitu Yayasan Makam Belanda (Oorlog Graven Stichting). Elisa Bharka, pria bertubuh atletis berusia 35-an tahun yang tengah bertugas saat itu, menemui kami di batas kedua kubur, dan lalu mengantar berkeliling area kubur yang sangat luas dan terpelihara sangat baik ini.

Anne de Graaf

Sebuah patung bocah bertulang rusuk menonjol dan perut buncit busung lapar tampak berdiri di sisi Ereveld Menteng Pulo Jakarta, dengan tulisan "Een Kind van de oorlog" atau "A child of the war", anak (korban) perang. Tampaknya patung itu sebagai memorial bagi anak-anak yang mati kelaparan di dalam kamp-kamp tentara Jepang.

Entahlah jika patung ini ada hubungannya dengan buku "Kind van de oorlog" yang ditulis oleh Anne de Graaf, seorang penulis kelahiran San Fransisco yang tinggal selama lebih dari 25 tahun di Belanda, dan menjadi anggota the British Society of Authors di London dan the Rotary Club Westland-Polanen di Belanda. Buku Anne de Graaf itu ditulis berdasarkan kisah nyata dan wawancara dengan mantan tentara anak-anak di Liberia.

Kubur yang ada di Ereveld Menteng Pulo Jakarta seluruhnya berjumlah 4.300, yang dipindahkan dari kubur-kubur Belanda di Banjarmasin (tahun 1961), Tarakan (1964), Manado (1965), Palembang (1967), Balikpapan (1967), Makassar (1968) dan Cililitan (1968). Rancangan kubur ini dibuat oleh perwira cadangan Letkol Ir. H. A. of Oerle, komandan Divisi C 7 December.

Tembok rendah berlekuk ini ada di perbatasan Ereveld Menteng Pulo dengan Makam Perang Jakarta. Tulisan di kiri berbunyi “Tanda peringatan bagi korban peperangan yang meninggal di kawasan Asia Tenggara”. Tulisan di bagian tengah “Opdat zij met eere moge rusten” atau "mereka dapat beristirahat dengan kehormatan", dan tulisan di sebelah kanan berbunyi “Ter nagedachtenis aan de oorlogsslachtoffers omgekomen in zui oost-azie” atau "Untuk mengenang para korban perang tewas di Asia Timur".

Budded Cross

Melintas di jalan berkerikil putih halus dan membalikkan tubuh, terlihat kubur yang tertata rapi. Pada nisan salib ada nama, tanggal lahir dan meninggalnya. Tidak ada pangkat. Ada yang masih kanak-kanak, ada yang berusia lebih setengah abad. Sebagian menggunakan Budded Cross atau Salib Rasul / Salib Katedral, dengan tiga cakram di setiap ujung mewakili Trinitas, yang menurut Olyv menandai kubur perempuan.

Dalam kepercayaan paganisme, dengan bentuk agak berbeda, ketiga lingkaran itu mewakili kekuasaan bumi, langit dan laut. Ada yang menggunakan Salib Kristen / Salib Latin atau salib biasa yang melambangkan kematian dan kebangkitan Yesus, untuk menandai kubur pria. Ada pula nisan Bintang Daud yang menandai kubur orang Yahudi, dan nisan dengan ujung membulat menandai kubur keturunan Cina.

Sebuah lorong tinggi pendek di Ereveld Menteng Pulo Jakarta dirambati tumbuhan sebagai peneduh di tengah kompleks kubur yang panjang dan lebarnya tak kurang dari 250 m ini meski hanya separuhnya yang digunakan sebagai makam, yaitu sekitar 29.000 m². Sisanya adalah rumah penduduk, dan Gereja Simultan, dimana terdapat Columbarium sebagai tempat menyimpan abu jenazah lebih dari 700 orang Belanda yang ditawan dan meninggal di Jepang.

Tugu Peringatan

Melangkah lebih jauh ke ujung kompleks kubur terdapat beberapa pohon yang memberi sedikit keteduhan. Di sisi kanan terdapat sejumlah kubur yang dipisahkan oleh gapura dan pintu berjeruji besi. Di ujungnya terdapat Tugu Peringatan Royal Air Force, dengan relief pedang dan empat bilah baling-baling pesawat, namun salah satunya patah.

Di sekitar Tugu Peringatan bertulis "Ter gedachtenis aan onze gevallen kameraden" (Dalam kenangan kawan-kawan kami yang gugur) adalah blok yang diperuntukkan bagi tentara KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger) yang tewas selama Perang Kemerdekaan RI. Pada nisannya ada nama, tanggal lahir dan wafatnya, juga pangkat militernya. Namun ada juga salib yang bertuliskan verzamelgraf, atau kuburan massal.

Di sebelahnya adalah kubur tentara KNIL pribumi beragama Islam. Sejak jaman Gubernur Jenderal Daendels, orang pribumi dari berbagai suku dan agama mulai direkrut, baik untuk menghadapi serangan armada kolonial lain, maupun untuk menaklukkan suatu daerah dan memadamkan pemberontakan.

Di sebuah lereng rendah berumput terdapat tulisan yang diukir di atas permukaan batu keramik berbunyi "Ter nagedachtenis aan hen Wier moed en standvastigheid Zegevierden over de dood" yang berarti "Mengenang mereka yang keberanian dan ketabahannya menang atas kematian."

Riwayat Ereveld Menteng Pulo

Peletakan batu pertama pembangunan Ereveld Menteng Pulo dilakukan oleh Simon Hendrik Spoor pada 8 December 1947. Letjen Spoor adalah komandan tertinggi pasukan KNIL yang memimpin langsung Agresi Militer I ( 21 Juli 1947 s/d 5 Agustus 1947) dan Agresi Militer II (19 Desember 1948) terhadap wilayah Republik.

Spoor diduga mati diracun saat merayakan pesta promosinya menjadi jenderal bintang empat di restoran tepi laut dekat Tanjung Priok pada 20 Mei 1949. Saat itu Spoor duduk semeja dengan Kapten Smulders (ajudannya) dan Veerhoven (pendeta sahabatnya). Menjelang acara selesai, ketiga orang itu mendadak tersungkur setelah menderita kesakitan hebat di bagian perutnya.

Kapten Smulders mengalami koma di rumah sakit. Pendeta Veerhoven dipulangkan ke Belanda menumpang kapal Big Dipper. Spoor meninggal pada 25 Mei 1949 dan dikubur di Ereveld Menteng Pulo ini. Dugaan diracun masuk akal karena tidak ada tamu lainnya jatuh sakit, meski keterangan resmi pemerintah kolonial menyatakan Spoor meninggal karena serangan jantung.

Kematian Spoor dikaitkan dengan terbunuhnya Letnan Rob Aernout di Kampung Genteng, Jayagiri, Lembang, Bandung, pada 28 Februari 1948. Aernout adalah perwira polisi rahasia yang menyelidiki kasus mega korupsi petinggi Pemerintah Kolonial seperti Gubernur Jendral HJ Van Mook, Jenderal Meyer dan Jendral De Waal. Dua yang terakhir adalah anak buah Spoor. Mereka diduga melakukan transaksi penjualan senjata gelap, menyelundupkan candu, menghilangkan mutiara dan berlian dari harta karun Nakamura dan kapal rampasan lainnya, menyelundupkan gula, dan melakukan tindak kejahatan korupsi lainnya.

Aernout diduga dilenyapkan terkait kegiatan penyelidikannya itu, meskipun versi resmi menyebutkan bahwa Aernout dibunuh oleh Sukrija bin Nurhaja, alias Gerong, dengan beberapa orang kawannya. Spoor diduga juga dilenyapkan karena membeberkan kasus-kasus korupsi itu kepada komisi penyelidik berdasarkan bukti-bukti yang didapatkan Rob Aernout.

Sebelumnya ada 22 kubur Belanda yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia yang dibuat antara tahun 1946 - 1950, namun setelah penyerahan kedaulatan, pemerintah RI meminta agar seluruh jenazah dipindahkan dan dipusatkan ke 7 kubur Belanda yang ada di Jawa. Kubur Belanda lainnya adalah Ereveld Ancol, Ereveld Pandu - Bandung, Ereveld Leuwigajah - Cimahi, Ereveld Kalibanteng dan Candi - Semarang, , Ereveld Kembang Kuning - Surabaya

ereveld menteng pulo jakarta opdat zij met eere moge rusten ereveld menteng pulo jakarta ereveld menteng pulo jakarta ter nagedachtenis aan hen wier ereveld menteng pulo jakarta opdat zij met eere moge rusten ereveld menteng pulo jakarta gereja simultan ereveld menteng pulo jakarta ereveld menteng pulo jakarta ereveld menteng pulo jakarta tugu peringatan royal air force ereveld menteng pulo jakarta knil ereveld menteng pulo jakarta ha of oerle ereveld menteng pulo jakarta knil ereveld menteng pulo jakarta makam letjen Spoor ereveld menteng pulo jakarta ereveld menteng pulo jakarta ereveld menteng pulo jakarta ereveld menteng pulo jakarta ereveld menteng pulo jakarta ereveld menteng pulo jakarta

Berkunjung ke Ereveld Menteng Pulo Jakarta membuat pikiran melayang ke masa-masa awal kemerdekaan yang penuh pergolakan, baik oleh kedatangan pasukan sekutu dan tentara kolonial yang ingin kembali menguasai negeri ini, maupun karena perpecahan di kalangan politisi sipil dan militer sendiri. Kini semua hingar bingar itu telah berakhir. Semoga saja mereka semua beristirahat dengan tenang, sampai di hari kebangkitan nanti.

Alamat Ereveld Menteng Pulo berada di Jl. Menteng Pulo RT 03 / RW 012, Kelurahan Menteng Dalam, Tebet, Jakarta. Lokasi GPS : -6.222542, 106.838887, Waze. Harga tiket masuk : gratis. Jam buka : dengan perjanjian. Perijinan : Oorlogsgravenstichting Indonesie, Jl. Panglima Polim Raya 23, Kebayoran Baru, Jakarta. Telp 021-7207983. Fax 7252986. Email: ogsind@cbn.net.id. Nomor Telepon Penting, Hotel di Jakarta Selatan, Hotel Melati di Jakarta Selatan, Peta Wisata Jakarta Selatan, Peta Wisata Jakarta, Rute Lengkap Jalur Busway TransJakarta, Tempat Wisata di Jakarta, Tempat Wisata di Jakarta Selatan.
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.

aroengbinang, seorang penyusur jalan.
Traktir BA secangkir kopi? Scan via 'Bayar' GoPay.
Diubah: November 13, 2024.