Gedung Bank Indonesia Cirebon di Jl. Yos Sudarso merupakan salah satu gedung tua peninggalan jaman kolonial Belanda yang sampai sekarang masih berdiri dengan megah, cantik dan anggun di Kota Cirebon. Di jalan ini memang cukup banyak dijumpai bangunan tua, menandai bahwa sejak jaman dahulu jalan ini merupakan jalan utama perekonomian.
Lokasi Gedung Bank Indonesia Cirebon ini sangat dekat dengan lokasi Gedung Bank Mandiri yang sebelumnya saya kunjungi, dan juga dekat dengan lokasi beberapa gedung tua lainnya yang telah ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya oleh pemerintah daerah setempat. Bagaimana pun sejarah sebuah kota bisa disegarkan dengan bangunan tua yang dimilikinya.
Gedung Bank Indonesia Cirebon sebelumnya merupakan Kantor Cabang ke-5 dari De Javasche Bank (DJB), yang dibuka pada 31 Juli 1866 dengan nama Agentschap van De Javasche Bank te Cheribon, namun baru beroperasi pada 6 Agustus 1866. Kantor cabang DJB yang telah lebih dulu dibuka adalah kantor DJB di Semarang, Surabaya, Padang, dan Makasar.
Gedung Bank Indonesia Cirebon memiliki dua gedung yang bersisian. Seorang pembaca, bung Nanan, menulis bahwa Gedung Bank Indonesia pada foto yang letaknya berada di sebelah kiri dan menghadap langsung ke gapura candi bentar adalah bangunan yang baru dibangun kemudian namun rancangannya menyesuaikan dengan bangunan aslinya.
Penggunaan gapura candi bentar banyak terlihat digunakan di gedung-gedung yang ada di Kota Cirebon, baik gedung tua maupun yang baru. Ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah setempat memberi tempat dan penghargaan yang tinggi pada budaya dan tradisi Nusantara. Sesuatu kebijakan yang patut mendapat pujian dan dukungan masyarakat.
Tampak samping Gedung Bank Indonesia Cirebon yang asli masih terlihat berdiri kokoh, cantik dan anggun, serta terawat dengan baik. Dari catatan sejarah, perencanaan arsitektur Gedung De Javasche Bank yang sekarang menjadi bagian dari Gedung Bank Indonesia Cirebon itu dilakukan oleh Biro Arsitek F.D. Cuypers & Hulswit.
Jika bangunan baru Gedung Bank Indonesia Cirebon lebih terkesan melebar, maka bangunan aslinya terkesan lebih meninggi, memanjang ke belakang, lebih ramping, dan ada sebuah menara serta kubah pada puncak bagian depannya. Pilar-pilar silindris model bangunan Romawi dan jendela yang tinggi juga terlihat pada bangunan gedung yang asli.
Pagar di bagian depan Gedung Bank Indonesia Cirebon tampaknya dipertahankan sebagaimana aslinya. Adalah P.J. Janssens, seorang Notaris berkebangsaan Belanda di Cirebon, yang ditunjuk sebagai pimpinan Kantor Cabang DJB Cirebon yang pertama. Sedangkan posisi komisaris dan wakil komisaris dipercayakan pada J.W. Peter dan P. van Waasdjik.
Undang-Undang Pokok Bank Indonesia yang terbit pada 1953 menetapkan pendirian Bank Indonesia untuk menggantikan De Javasche Bank sebagai bank sentral, dengan tugas utama di bidang moneter, perbankan, dan sistem pembayaran, serta tugas penting lain terkait pemerintah dan melanjutkan fungsi bank komersial yang dilakukan DJB.
DJB didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada 1828 sebagai bank sirkulasi yang bertugas mencetak dan mengedarkan uang. Pembukaan kantor cabang DJB di Cirebon di Jl Kampong Tjangkol No.5 (sekarang Jl Yos Sudarso No.5) ini dilakukan berdasarkan surat keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 63 tanggal 31 Juli 1866.
Acara peletakan batu pertama untuk pembangunan gedung Kantor Cabang DJB Cirebon ini dilakukan oleh Jan Marianus Gerritzen, anak Direktur M.J. Gerritzen, pada 21 September 1919. Gedung Bank Indonesia Cirebon ini kabarnya merupakan satu-satunya gedung Kantor Bank Indonesia warisan De Javasche Bank yang hanya mempunyai satu kubah.
Adalah baik bahwa kita memiliki cukup banyak bangunan tua yang cantik, yang meski warisan kolonial, namun dibangun dengan keringat rakyat dan harta bangsa Indonesia. Menjadi pertanyaan yang menggelitik adalah bangunan semacam apa yang ditinggalkan arsitek generasi 50-an, generasi 60-an atau generasi sekarang, yang bisa dibanggakan.
Lokasi Gedung Bank Indonesia Cirebon ini sangat dekat dengan lokasi Gedung Bank Mandiri yang sebelumnya saya kunjungi, dan juga dekat dengan lokasi beberapa gedung tua lainnya yang telah ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya oleh pemerintah daerah setempat. Bagaimana pun sejarah sebuah kota bisa disegarkan dengan bangunan tua yang dimilikinya.
Gedung Bank Indonesia Cirebon sebelumnya merupakan Kantor Cabang ke-5 dari De Javasche Bank (DJB), yang dibuka pada 31 Juli 1866 dengan nama Agentschap van De Javasche Bank te Cheribon, namun baru beroperasi pada 6 Agustus 1866. Kantor cabang DJB yang telah lebih dulu dibuka adalah kantor DJB di Semarang, Surabaya, Padang, dan Makasar.
Gedung Bank Indonesia Cirebon memiliki dua gedung yang bersisian. Seorang pembaca, bung Nanan, menulis bahwa Gedung Bank Indonesia pada foto yang letaknya berada di sebelah kiri dan menghadap langsung ke gapura candi bentar adalah bangunan yang baru dibangun kemudian namun rancangannya menyesuaikan dengan bangunan aslinya.
Penggunaan gapura candi bentar banyak terlihat digunakan di gedung-gedung yang ada di Kota Cirebon, baik gedung tua maupun yang baru. Ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah setempat memberi tempat dan penghargaan yang tinggi pada budaya dan tradisi Nusantara. Sesuatu kebijakan yang patut mendapat pujian dan dukungan masyarakat.
Tampak samping Gedung Bank Indonesia Cirebon yang asli masih terlihat berdiri kokoh, cantik dan anggun, serta terawat dengan baik. Dari catatan sejarah, perencanaan arsitektur Gedung De Javasche Bank yang sekarang menjadi bagian dari Gedung Bank Indonesia Cirebon itu dilakukan oleh Biro Arsitek F.D. Cuypers & Hulswit.
Jika bangunan baru Gedung Bank Indonesia Cirebon lebih terkesan melebar, maka bangunan aslinya terkesan lebih meninggi, memanjang ke belakang, lebih ramping, dan ada sebuah menara serta kubah pada puncak bagian depannya. Pilar-pilar silindris model bangunan Romawi dan jendela yang tinggi juga terlihat pada bangunan gedung yang asli.
Pagar di bagian depan Gedung Bank Indonesia Cirebon tampaknya dipertahankan sebagaimana aslinya. Adalah P.J. Janssens, seorang Notaris berkebangsaan Belanda di Cirebon, yang ditunjuk sebagai pimpinan Kantor Cabang DJB Cirebon yang pertama. Sedangkan posisi komisaris dan wakil komisaris dipercayakan pada J.W. Peter dan P. van Waasdjik.
Undang-Undang Pokok Bank Indonesia yang terbit pada 1953 menetapkan pendirian Bank Indonesia untuk menggantikan De Javasche Bank sebagai bank sentral, dengan tugas utama di bidang moneter, perbankan, dan sistem pembayaran, serta tugas penting lain terkait pemerintah dan melanjutkan fungsi bank komersial yang dilakukan DJB.
DJB didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada 1828 sebagai bank sirkulasi yang bertugas mencetak dan mengedarkan uang. Pembukaan kantor cabang DJB di Cirebon di Jl Kampong Tjangkol No.5 (sekarang Jl Yos Sudarso No.5) ini dilakukan berdasarkan surat keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 63 tanggal 31 Juli 1866.
Acara peletakan batu pertama untuk pembangunan gedung Kantor Cabang DJB Cirebon ini dilakukan oleh Jan Marianus Gerritzen, anak Direktur M.J. Gerritzen, pada 21 September 1919. Gedung Bank Indonesia Cirebon ini kabarnya merupakan satu-satunya gedung Kantor Bank Indonesia warisan De Javasche Bank yang hanya mempunyai satu kubah.
Adalah baik bahwa kita memiliki cukup banyak bangunan tua yang cantik, yang meski warisan kolonial, namun dibangun dengan keringat rakyat dan harta bangsa Indonesia. Menjadi pertanyaan yang menggelitik adalah bangunan semacam apa yang ditinggalkan arsitek generasi 50-an, generasi 60-an atau generasi sekarang, yang bisa dibanggakan.
Gedung Bank Indonesia Cirebon
Alamat : Jl. Yos Sudarso No. 5-7 Cirebon. Lokasi GPS : -6.71887, 108.5717, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Hotel di Cirebon, Hotel Murah di Cirebon, Tempat Wisata di Cirebon, Peta Wisata Cirebon.Sponsored Link
Sponsored Link
Sponsored Link
Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.