Gedung BAT Cirebon mulai digunakan pada 1924, dirancang F.D. Cuypers & Hulswit bergaya Art Deco, gaya yang bermula pada awal 1920-an dan digunakan sampai setelah Perang Dunia II. Struktur Art Deco berdasar pada bentuk geometris matematis yang terlihat elegan, glamor, fungsional dan modern.
Sejak Mei 2010 Gedung BAT Cirebon yang dimiliki oleh PT Bentoel International Investama (BINI) ini sudah tidak lagi digunakan untuk memproduksi rokok, dan menurut kabar akan dijual oleh pemiliknya dengan harga yang bisa bernilai ratusan miliar rupiah.
Gedung BAT (British American Tobaccos) Cirebon yang saat itu tampak masih berdiri dengan sangat kokoh dan anggun, dan terlihat terawat cukup rapi. Gedung BAT Cirebon ini semula merupakan gedung yang dimiliki oleh perusahaan rokok SS Michael.
Karena posisinya yang strategis, Kota Cirebon memiliki banyak gedung tua warisan kolonial Belanda yang tertebar di berbagai tempat. Meski penjajahan merupakan episode pahit, hanya saja warisan seperti ini patut dijaga, karena bagaimana pun juga dibuat dengan harta dan penderitaan rakyat.
Tengara dari dinas terkait Kota Cirebon yang dipasang di sana waktu itu terlihat sudah mulai menua tentang status Gedung BAT Cirebon sebagai Benda Cagar Budaya yang dipasang di depan gedung. Di sana tertulis angka tahun 1917 yang mungkin merupakan tahun dimulainya pembuatan gedung BAT ini.
Bagian tengah Gedung BAT Cirebon dengan tulisan tahun pembuatan gedung menempel pada dinding depan "Anno 1924". Sebagian Gedung BAT Cirebon ini berlantai dua. Lubang-lubang hawa kecil bertebaran pada dinding secara simetris dan menjadi hiasan.
Gedung BAT Cirebon merupakan bangunan dua lantai simetris pada yang terlihat masih tetap cantik dan anggun. Luas bangunan keseluruhan kompleks ini kabarnya mencapai 1,1 ha yang didirikan di atas tanah yang mencapai luas 1,6 ha lebih.
Bentuk bangunan seperti ini mungkin memang cocoknya kalau dijadikan sebagai tempat produksi dengan jumlah karyawan yang sangat banyak, seperti rokok dan juga sepatu. Namun dengan adanya otomatisasi dengan mesin maka kebutuhan akan ruangan pun menjadi jauh menyusut.
Pada tahun 1920-an keadaan di Hindia Belanda relatif stabil. Perang Gayo praktis berakhir pada tahun 1914, dan sepertinya tak ada pemberontakan rakyat yang berarti setelah itu. Perang Dunia pun berakhir pada tahun 1918 sehingga Belanda kembali bisa mengekspor hasil bumi ke luar negeri. Perjuangan untuk meraih kemerdekaan beralih dengan mendirikan perkumpulan politik, dan lewat pendidikan, sampai Jepang masuk.
Jika Gedung BAT Cirebon ini jadi dijual, semoga pemilik barunya nanti tetap berkomitmen untuk memelihara keutuhan dan kelestarian gedungnya dan mau berbaik hati untuk memberi peluang bagi pejalan wisata agar sesekali bisa melihat dan menikmati keindahan interiornya.
Gedung BAT Cirebon
Alamat : Jl. Pasuketan, Kec Lemahwungkuk. Lokasi GPS : -6.71867,108.56998, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Hotel di Cirebon, Hotel Murah di Cirebon, Tempat Wisata di Cirebon, Peta Wisata Cirebon.Label: Cirebon, Jawa Barat, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.