Tidak begitu mudah untuk sampai ke museum ini saat pertama kali saya datang ke sana, karena lokasinya yang tidak di jalan besar, dan ada sejumlah pertigaan di sepanjang jalan, namun itu lebih karena saya saat itu memang tidak atau belum begitu mengenal jalan-jalan di daerah Jalan Fatmawati.
Ketika berkunjung ke Museum Layang-layang beberapa tahun lalu, bangunan utama museum ini relatif kecil, dengan beberapa bangunan lain di sekitarnya yang dipergunakan untuk berbagai kegiatan, diantaranya kegiatan kreatif untuk anak-anak yang diselenggarakan oleh museum.
Bangunan utama Museum Layang-layang Jakarta yang berbentuk Joglo, bangunan khas Jawa, dengan kombinasi tiang-tiang kayu dan beton, serta atap berbentuk limasan. Sayang sekali bahwa saat itu saya tidak diperbolehkan untuk memotret koleksi layang-layangnya.
Petugas yang menemani saya mengatakan bahwa saya perlu membuat proposal terlebih dahulu dan mengajukannya kepada pengelola untuk mendapat ijin memotret. Prosedur yang merepotkan dan ada rasa kecewa juga lantaran sudah jauh-jauh menyempatkan untuk datang ke sana. Karenanya hanya beberapa foto yang bisa saya ambil dari luar gedung utama.
Sisi bagusnya, di Museum Layang-layang Jakarta anak-anak bisa belajar bagaimana membuat membuat serta menghias layang-layang yang dibuatnya.Ada pula kegiatan lain yang bisa diikuti anak, yaitu membuat keramik, melukis kaos, payung, wayang mini dan belajar membatik.
Ada sebuah koleksi layang-layang berbentuk kereta kuda dipajang di luar ruangan Museum Layang-layang. Belakangan saya dengar aturan di Museum Layang-Layang sudah lebih longgar, dan pengunjung bisa mengambil foto di dalam museum, terutama mereka yang membawa puteranya untuk berkunjung.
Melarang pengunjung memotret koleksi museum adalah hak pemilik dan pengelola, hanya saja menjadi tak menarik untuk dikunjungi oleh mereka yang hobi memotret. Lagipula ingatan manusia pada umumnya sangat terbatas jika tidak dibantu dengan adanya foto benda yang mereka pernah lihat. Kecuali mereka yang dianugerahi dengan ingatan fotografis, yang ingat dan bisa menggambarkan secara sangat mendetail apa saja yang mereka pernah lihat sebelumnya.
Bangunan berbentuk joglo dari Museum Layang-layang dilihat dari arah samping dengan musholla terlihat berada di pojok lokasi.
Akses: Naik bus jurusan Lebak Bulus yang lewat Jalan Raya Fatmawati, turun di Jl Haji Kamang (sekitar 50 meter setelah SDN 01 & 05 Pondok Labu jika dari Utara, atau 50 meter sebelumnya jika dari Selatan). Lanjut naik ojek atau jalan kaki sekitar 375 m.
Dengan kendaraan pribadi, arahkan mobil ke Rumah Sakit Fatmawati di Jalan Raya Fatmawati, lanjutkan ke Selatan sejauh 1,5 km ada jalan ke kanan 50 meter setelah SDN 01 & 05 Pondok Labu, belok kanan ke Jl Haji Kamang. Lanjut 375 m, Museum Layang-layang ada di kanan jalan.
Informasi Museum Layang-Layang Indonesia
Alamat : Jl H. Kamang No.38, Pondok Labu, Jakarta Selatan. Telp. 021-765 8075, 021-7590 4863. Fax: 021 - 7590.4863. Lokasi GPS : -6.300226, 106.793891, Waze. Jam Buka : 09.00 – 16.00. Hari libur nasional tutup. Harga tiket masuk: Rp.10.000.Hotel di Jakarta Selatan, Hotel Melati di Jakarta Selatan, Nomor Telepon Penting, Peta Wisata Jakarta, Peta Wisata Jakarta Selatan, Rute dan Jadwal Lengkap KRL Commuter Line Jabodetabek, Rute Lengkap TransJakarta, Tempat Wisata di Jakarta, Tempat Wisata di Jakarta Selatan, Trayek Bus Damri Bandara Soekarno - Hatta.
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.