Prasasti Tapak Gajah Bogor saya 'temukan' dalam perjalanan menuju Prasasti Ciaruteun pada beberapa bulan lalu. Melihat ada semacam cungkup di sebelah kiri jalan dan tempat parkir kendaraan, maka kendaraan pun saya minta berhenti. Setelah turun dan masuk ke dalam cungkup, ada sebuah batu besar dengan lekuk sepasang tapak besar.
Nama Prasasti Tapak Gajah Bogor sendiri, yang dikenal juga dengan nama Prasasti Kebon Kopi, baru saya ketahui beberapa waktu kemudian, karena memang tidak ada orang setempat yang bisa memberi penjelasan ketika saya berada di lokasi situs prasasti itu. Bagusnya cungkup penyimpanan situs ini tidak dikunci, yang memudahkan pengunjung.
Sudah waktunya dinas purbakala menerapkan standar baku bagi setiap situs seperti halnya di tempat Prasasti Tapak Gajah Bogor ini. Selain tempat elegan yang terawat dan aman bagi benda peninggalan purbakalanya, di setiap situs juga mesti dipasang nomor telepon penjaga, serta informasi lengkap tentang benda yang tersimpan di sana.
Ketika sampai di lokasi, batu Prasasti Tapak Gajah Bogor terlihat berada di dalam sebuah cungkup dengan dinding terbuka. Pada permukaan batu besar yang terbuat dari bahan andesit keras berwarna kecoklatan yang berukuran 69 x104 x 164 cm itu dipahatkan sepasang telapak kaki gajah yang mengapit sebaris tulisan berhuruf Palawa dan memakai Bahasa Sanskerta.
Dengan hanya melihatnya bentuknya saja orang mungkin tak mengira bahwa lekukan itu adalah bekas tapak kaki gajah. Semula saya kira pun merupakan bentuk dua kuntum bunga, semacam bunga padma atau teratai. Prasasti Tapak Gajah diperkirakan dibuat sekitar tahun 400 Masehi pada masa Kerajaan Tarumanegara, di wilayah barat Pulau Jawa.
Tulisan yang diapit sepasang tapak gajah di bagian atas dan bawahnya itu masih bisa dibaca oleh para ahli, dan berbunyi "Jayavisalasya tarumendrsaya hastinah airavata basya vibhatidam padadavyam". Torehan yang meninggalkan lekukan cukup dalam pada permukaan batu itu memang masih terlihat jelas, dan relatif masih baik keadaannya.
Secara awam ada dua kemungkinan tentang bagaimana cara batu tapak ini terbentuk. Kemungkinan pertama pada jaman itu sudah dikenal pembuatan semacam beton, dan ditapakkan kaki gajah ke permukaannya ketika masih lunak. Kemungkinan kedua adalah dipahat.
Prasasti Tapak Gajah itu dinamakan juga sebagai Prasasti Kebun Kopi karena saat pertama kali ditemukannya batu prasasti ini berada di sebuah kebun kopi milik Jonathan Rig di daerah Ciampea, Bogor. Bisa jadi dahulu tempat ini merupakan kebun kopi, atau belakangan batu prasastinya dipindahkan ke tempat sekarang ini.
Sebuah papan pada dinding cungkup berisi salinan tulisan pada batu Prasasti Tapak Gajah, dengan terjemahan, berbunyi : "Di sini nampak sepasang tapak kaki gajah yang sepertyi airwata, gajah penguasa taruma yang agung dalam dan bijaksana". Airawata, dalam mitologi Hindu, adalah nama gajah tunggangan Batara Indra, sebagai Dewa Perang dan penguasa Guntur.
Jika saja saya membaca dengan teliti huruf pada papan itu, keterangan tentang tapak gajah itu sebenarnya sudah ada di sana. Mungkin saja saya membacanya secara sepintas, sehingga tak membekas lama di ingatan. Mungkin juga huruf keriting di atasnya yang merupakan salinan tulisan pada Prasasti Batu Gajah itu yang membuat pening.
Prasasti Tapak Gajah diketahui dari laporan pimpinan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Ikatan Kesenian dan Ilmu Batavia) pada 1863. Lembaga kebudayaan itu didirikan di Batavia pada 1778, dan sejak 1910 menjadi Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Ikatan Kesenian dan Ilmu Kerajaan di Batavia).
Lokasi Prasasti Tapak Gajah berada di Desa Ciaruteun Ilir, Kec Cibungbulang, Bogor. Lokasi GPS : -6.52775, 106.69036, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Hotel di Bogor, Hotel di Bogor Kota, Peta Wisata Bogor, Tempat Wisata di Bogor.
Label:
Bogor,
Jawa Barat,
Prasasti,
Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.