September 21, 2020

Situs Gunung Lilangan Belitung Timur

Papan petunjuk ke Situs Gunung Lilangan Belitung Timur di sebelah kiri jalan sempat tertangkap mata ketika kendaraan yang kami tumpangi melewatinya. Tentu saja tidak jelas terbaca saat itu. Namun mengikuti naluri, saya meminta Bang Junai untuk berbalik arah dan berhenti di pertigaan jalan di samping tengara itu.

Jalanan saat itu sepi. Area sekeliling adalah tanah kosong luas. Tengara yang ada di tengah gerumbul alang-alang yang tinggi itu berisi tulisan "Situs Gunung Lilangan", dan di bawahnya terdapat penjelasan "Makam Datuk Mayang Gresik". Tidak ada penjelasan lain.

Jika saja pada tengara itu ada petunjuk jarak sudah tentu akan sangat membantu pejalan. Setelah menunggu beberapa saat tanpa ada seorang pun lewat di tempat dimana kami berhenti, kami pun mencoba masuk ke jalan tanah selebar mobil yang permukaannya bergelombang, dan cukup parah di beberapa titik.

situs gunung lilangan belitung timur

Tengara Situs Gunung Lilangan di pinggir jalan yang tertangkap mata itu. Tengaranya tidak terlalu besar dan tak pula mencolok, namun kata "Situs..." sempat tertangkap oleh mata, dan itu cukup menjadi alasan untuk mampir. Waktu itu saya belum membaca satu tulisan pun tentang sejarah kerajaan di Belitung.

Tahu pun tidak bahwa di Belitung ternyata ada kerajaan, dan ada pula peninggalannya yang masih tersisa. Saat itu kata "situs" lebih menarik daripada kata "makam", lantaran sama sekali belum tahu siapa itu Datuk Mayang Gresik. Sebenarnya namanya juga menarik, terutama nama Gresik yang boleh jadi ada hubungannya dengan daerah yang menjadi tempat mendaratnya Maulana Malik Ibrahim.

situs gunung lilangan belitung timur

Pandangan lebih dekat pada tengara arah yang dibuat oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ke Situs Gunung Lilangan dimana terdapat Makam Datu Mayang Geresik (Gresik). Meski jaraknya 'hanya' 400 meter, namun sayangnya akesnya tak bagus saat itu.

Sekitar 400 m dari tepi jalan, ada belokan ke kiri dan terlihat tengara arah ke Situs Gunung Lilangan di pojok jalan. Kami pun belok dan mengikuti jalan kecil. Namun setelah sekitar 100 m berkendara, mobil tidak bisa lagi melanjutkan perjalanan, lantaran melintang parit cukup dalam yang tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda empat sekelas Avanza.

situs gunung lilangan belitung timur

Kami pun termangu selama beberapa saat. Beruntung lewat seorang pria mengendarai motor. Ia dalam perjalanan untuk pergi ke sebuah tambang Timah di arah ke Gunung Lilangan itu. Darinya kami mendapat informasi bahwa memang mobil hanya bisa sampai di titik itu. Selanjutnya pengunjung harus berjalan kaki sekitar 1,5 jam untuk sampai ke Situs Gunung Lilangan dimana Makam Datuk Mayang Gresik berada.

situs gunung lilangan belitung timur

Jarak memang sering menipu. Pengalaman di Gunung Tajam masih segar, dan Bang Junai pun belum pernah pergi ke Situs Gunung Lilangan ini, sehingga dengan berat hati kami pun berbalik badan, batal untuk berkunjung. Dari foto-foto yang ada di situs Jelajah Belitung, kondisi Situs Gunung Lilangan itu tampak sangat memprihatinkan. Jauh lebih buruk ketimbang kondisi Makam Ki Gede Yakub, menantu dan penerusnya.

Datuk Mayang Gresik adalah seorang ulama Islam asal Jawa Timur yang datang ke Badau pada 1520, melalui Sungai Brang dan bermukim di Pelulusan. Kedatangan Datuk Mayang Gresik menandai masuknya Islam ke Belitung, wilayah yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Ketika pengikutnya bertambah banyak, Datuk Mayang Gresik bisa mengambil alih kekuasaan Kerajaan Badau dari Ronggo Udo III, penguasa Belitung yang berkuasa atas restu dari Kerajaan Majapahit. Setelah berkuasa, Datuk Mayang Gresik pun bergelar Ki Ronggo Udo, dengan imbuhan Ki atau Kiai, dan tetap tinggal di Pelulusan. Saat itu ketiga Ngabehi lainnya di Belitung (Sijuk, Buding, Belantu) tidak mengakui kekuasaan Datuk Mayang Gresik.

Pada 1590-an, Datuk Mayang Gresik memindahkan pusat pemerintahan ke tepi hulu Sungai Balok untuk memudahkan pelayaran ke Jawa. Pada 1600, datang Ki Gede Yakob ke Badau yang disambut baik oleh Datuk Mayang Gresik, dan kemudian dijadikan menantunya, serta diangkat sebagai penggantinya di Kerajaan Balok. Ki Gede Yakob adalah keponakan Ke Ageng Pemanahan, ayahanda Panembahan Senopati dari Kerajaan Mataram.

Dibawah Ki Gede Yakob, Belitung bisa dipersatukan, berkat dukungan Sultan Agung, melaui Raja Palembang. Setelah mempersatukan Belitung, Ki Gede Yakob kemudian bergelar Depati Cakraningrat (I). Begitulah riwayat singkat Datuk Mayang Gresik.

Sungguh menyedihkan perhatian terhadap situs yang bersejarah ini, bahkan akses ke sana pun menjadi sangat sulit lantaran telah dirusak oleh kegiatan penambangan. Sudah selayaknya jika pihak terkait memberi perhatian dengan memperbaiki akses menuju Situs Gunung Lilangan ini, serta memperbaiki Makam Datuk Mayang Gresik secara sepantasnya.

Situs Gunung Lilangan Belitung Timur

Alamat : Desa Lilangan, Kecamatan Gantung, Belitung Timur. Lokasi GPS : gang masuk -2.87187, 107.80064, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Tempat Wisata di Belitung Timur, Peta Wisata Belitung, Hotel di Belitung Timur, Hotel di Belitung.
Label: Bangka Belitung, Belitung Timur, Situs, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.

aroengbinang, seorang penyusur jalan.
Traktir BA secangkir kopi? Scan via 'Bayar' GoPay.