Ada dua pilihan akses masuk untuk berkunjung ke Situs Watu Gathel Karangmangu Baturraden, dipisahkan oleh rumah penduduk, yang keduanya hanya berjarak sekitar 50 meter. Aksenya berada di seberang Pasar Karangmangu. Jika masuk dari akses sebelah kiri (sebelah utara), yang sedikit agak lebih lebar jalannya, lokasi situs berada di belakang rumah pojok sebelah kanan pada pertigaan jalan. Tidak ada tempat parkir kendaraan di sana, sehingga mau tak mau mobil harus berhenti di jalan, dan cukup merepotkan jika ada kendaraan lain yang akan lewat. Tidak ada pula tengara yang dipasang di dekat situs untuk membantu pejalan yang berminat datang. Hanya dari informasi penduduk kami akhirnya bisa menemukan lokasi situs itu.
Kabarnya ada orang yang sengaja datang ke situs ini untuk memperoleh berkah agar usahanya bisa berjalan dengan lancar dan membawa rizki yang berlimpah. Bagi sementara orang berdoa ke suatu tempat bisa memompa semangat untuk bekerja lebih keras lagi, dengan kepercayaan bahwa usahanya diberkahi Yang Mahakuasa.
Halaman samping rumah penduduk saya lewati untuk menuju ke bagian belakang rumah dimana Situs Watu Gathel Karangmangu Baturraden itu berada, di ujung sana. Saat saya berkunjung masih belum ada tanda cagar budaya dipasang di sana untuk melindunginya dari tangan iseng yang bisa merusak situs.
Penghuni rumah, seorang ibu paruh baya dan ayahnya yang sudah kakek-kakek baru muncul beberapa saat kemudian dari pintu butulan yang ada di belakang rumahnya. Namun tidak ada informasi yang bisa dikorek dari mereka tentang Situs Watu Gathel ini, selain bahwa situs itu sudah ada di sana sejak mereka masih kecil.
Sebenarnya ada rasa tak begitu nyaman berkunjung ke situs ini oleh karena berada di pekarangan belakang rumah penduduk. Namun tentu bukan salah situsnya, oleh sebab sudah pasti situsnya sudah berada di tempat itu jauh lebih lama dari bangunan rumahnya.
Pandangan dari atas ke dua buah batu peninggalan yang ada di Situs Watu Gathel Karangmangu Baturraden sempat saya foto. Sebuah batu lebih kecil terlihat berada diantara kedua batu itu. Tak terlihat ada bekas bakaran dupa dan taburan bunga mawar melati di sana, yang menjadi indikasi bahawa situs ini tidak atau belum dikeramatkan oleh penduduk.
Ada dua buah batu peninggalan jaman megalitikum di Situs Watu Gathel Karangmangu Baturraden yang ketiga sisinya dipagari gerumbul pohon bambu mini. Adanya gerumbul bambu itu setidaknya bisa menjadi tengara dan sekaligus perlindungan sementara bagi situs itu. Situs ini mengarah ke Barat, sesuai kepercayaan kuno bahwa arwah nenek moyang bersemayam di Barat Gunung Slamet.
Sebuah batu berpinggir halus terletak rebah memanjang arah Barat Timur. Bentuk batu ini dianggap penduduk menyerupai batang penis laki-laki, sehingga kemudian dinamai Watu Gathel. Gathel adalah istilah yang menunjuk pada alat kelamin pria, meskipun bukan merupakan asosiasi kata atau sinonim yang dikenal sehari-hari.
Gathel (smegma) adalah kotoran yang ada pada alat kelamin laki-laki maupun perempuan, sebagai hasil sekresi kulit berpa minyak berwarna keputihan yang berkumpul di bawah kulup penis pria yang belum disunat dan juga di selubung kelentit perempuan. Di daerah Banyumas orang lebih mengenalnya dengan sebutan Gudhal, namun entah mengapa bernama Gathel.
Batu yang satu lagi di Situs Watu Gathel bentuknya tidak beraturan dan permukaannya kasar, seperti belum tersentuh pahatan tangan seorang manusia. Mungkin memang batu biasa yang kebetulan berada di sana, atau bisa juga di jaman dahulu digunakan sebagai tempat sesaji saat berdoa di tempat ini.
Di sisi Situs Watu Gathel Karangmangu Baturraden, sekitar 125 meter jaraknya dari situs, terdapat aliran Kali Belot yang diduga pada jaman dahulu digunakan sebagai tempat bersuci bagi peziarah sebelum melakukan pemujaan kepada arwah nenek moyang di situs peninggalan dari jaman megalitikum itu.
Membersihkan diri sebelum datang ke tempat suci atau tempat ibadah merupakan sebuah kebiasaan, atau bahkan kewajiban, bagi pengikut kepercayaan atau agama apa saja. Tidak hanya sebagai penghormatan kepada Yang Mahakuasa, namun juga sebagai tenggang rasa ke orang lain yang juga sedang berdoa agar mereka tak terganggu dengan bau badan dan pakaian yang kotor.
Ada baiknya dinas purbakala setempat membeli petak tanah Situs Watu Gathel dari penduduk, diberi tengara yang pantas, dan melingkarinya dengan ram-raman pagar besi rendah agar lebih terlindung. Bagaimana pun memelihara peninggalan masa lalu sama pentingnya dengan membangun hari ini untuk masa depan yang lebih baik.
Situs Watu Gathel Karangmangu Baturraden
Alamat : Desa Karangmangu, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas. Lokasi GPS : -7.32846, 109.22929, Waze. Jam buka : sembarang waktu. Harga tiket masuk : gratis. Hotel di Purwokerto, Hotel di Baturraden, Tempat Wisata di Banyumas, Tempat Wisata Kuliner Banyumas, Peta Wisata Banyumas.Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.