Desember 12, 2019

Ekowisata Petungkriyono Pekalongan

Perjalanan ke kawasan Ekowisata Petungkriyono Pekalongan memakan waktu cukup lama, sekitar satu setengah jam lebih dari Kota Pekalongan dengan menempuh jarak sejauh 42-an km. Ekowisata Petungkriyono berada di ujung selatan Kabupaten Pekalongan, berbatas wilayah Kabupaten Batang, Banjarnegara dan Wonosobo.

Perjalanan menuju Ekowisata Petungkriyono Pekalongan cukup lancar, hanya tersendat di tempat keramaian. Dari Pekalongan kami menuju ke selatan melewati Jl HOS Cokroaminoto. Di daerah Warungasem kami belok kanan ke Jl Lapangan Remaja dan lanjut Jl Raya Wanayasa - Pekalongan.

Setelah melewati Pasar Doro jalanan mulai menanjak, dan akhirnya sampailah kami di jalan simpang dengan tanda "Selamat Datang Ekowisata Petungkriyono" pada mulut cabang jalan menurun di sebelah kanan. Petungkriyono merupakan wilayah kecamatan di Kabupaten Pekalongan yang berada di ketinggian 900 - 1.600 mdpl di lereng Gunung Rogojembangan.

ekowisata petungkriyono pekalongan

Pepohonan tinggi besar rindang seperti ini terlihat di kiri kanan jalan dan menjadi pemandangan yang menonjol setelah memasuki kawasan Ekowisata Petungkriyono Pekalongan, dengan jalan relatif sempit, naik turun dan berkelok. Berada di dalam lingkungan hutan alam yang sangat luas ini memberi kesan tersendiri, terutama bagi orang kota.

Wilayah Petungkriyono luasnya mencapai 5.000 hektare lebih. Selain hutan alam, di sana ada sejumlah desa yang lokasinya berjauhan dengan lahan persawahan subur. Kami sempat melihat beberapa ekor lutung, kera berbulu hitam, di atas pepohonan tinggi sehingga cukup sulit untuk memotretnya, lantaran selalu bergerak dari dahan ke dahan.

Seekor anak monyet bermain sendirian di atas sebatang dahan pohon yang tinggi di kawasan Ekowisata Petungkriyono Pekalongan. Induknya tak terlihat, mungkin sedang mencari makanan di dekatnya. Induk monyet biasanya sangat protektif dan tidak akan meninggalkan anaknya sendirian terlalu jauh atau terlalu lama.

ekowisata petungkriyono pekalongan

Hutan Lindung Petungkriyono merupakan hutan hujan tropis dan hutan primer alami dengan kekayaan flora dan fauna tinggi, terdiri dari hutan produksi terbatas berupa pohon pinus dan hutan alam sebagai hutan lindung hidrologis.

Dodi (rental mobil Bimasakti Pekalongan 0856 4004 5111) yang pernah ke sini, membawa kami ke rumah Tasuri di Dusun Sokokembang, Desa Kayupuring, di wilayah Ekowisata Petungkriyono Pekalongan ini. Rumah Tasuri menjadi semacam pangkalan bagi LSM dan mereka yang ingin mengeksplorasi fauna dan flora di Hutan Sokokembang, Petungkriyono.

Sebuah poster besar tentang Owa Jawa dan kopi Sokokembang dipasang di rumah Tasuri. Tak ada orang ketika kami tiba di rumah ini, namun Dodi berhasil menghubungi Wawan (Arif Setiawan), pegiat LSM dari Kelompok Studi Pemerhati Primata Yogyakarta, sehingga kami menunggu di rumah Tasuri sampai Wawan dan Anto datang.

Wawan kemudian menyeduh kopi Sokokembang buat Dodi dan Wid, serta untuk saya Gula Aren jahe. Wawan bercerita tentang kegiatan kelompoknya dalam memberdayakan penduduk desa sekitar untuk menjaga Hutan Sokokembang yang menjadi habitat Owa Jawa langka itu, dengan membantu mereka mengembangkan, mengolah dan menjual bubuk dan biji kopi.

Sebagai bagian dari Ekowisata Petungkriyono Pekalongan, Wawan juga menjadi semacam fasilitator bagi peneliti atau peminat yang ingin berburu foto Owa Jawa (Hylobates moloch) dan satwa liar lainnya, seperti Lutung Budeng (Trachypithecus auratus), Rekrekan (Presbytis fredericae), Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), Binturong, Luwak, Elang, dll.

Kopi bubuk dan kopi biji produk masyarakat Sokokembang Ekowisata Petungkriyono Pekalongan dibuat sebagai hasil kerjasama dengan LSM Wawan, perhutani, dan pemda Kabupaten Pekalongan. Jenis kopi yang dikembangkan adalah Kopi Robusta. Wawan juga membuat situsweb SwaraOwa dan Twitter @swaraOwa untuk mencatat kegiatan yang mereka lakukan.

Ekowisata Petungkriyono Pekalongan rupanya masih dalam proses menemukan bentuknya, meskipun telah dirintis mulai tahun 2005 dan diresmikan mulai 21 Januari 2006. Penambahan dan perawatan fasilitas, peningkatan standar pelayanan, dan promosi tampaknya masih merupakan tantangan, meskipun ada banyak sekali titik yang layak kunjung.

Setelah berbincang agak lama, kami kemudian diantar Anto ke desa sebelah yang lumayan jauh dimana terdapat salah seorang warganya mengelola paket rafting River Tubing dan River Treking sepanjang sekitar 2 km di Sungai Welo di kawasan Ekowisata Petungkriyono Pekalongan. Ban-ban besar dan jaket pelampung tampak bergeletakan di rumahnya.

Ekowisata Petungkriyono Pekalongan memiliki obyek yang tersebar di sejumlah tempat, seperti curug, serta benda peninggalan bersejarah menarik. Meskipun lokasinya cukup berjauhan, namun pemandangan alam yang luar biasa indah membuat obyek-obyek di Ekowisata Petungkriyono Pekalongan ini mesti dikunjungi. Liputannya ada di catatan berikutnya ...


Ekowisata Petungkriyono Pekalongan

Alamat : Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan. Hotel di Pekalongan, Tempat Wisata di Pekalongan, Peta Wisata Pekalongan.
Label: Cagar Alam, Ekowisata, Jawa Tengah, Pekalongan, Petungkriyono, Taman Nasional, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.

aroengbinang, seorang penyusur jalan.
Traktir BA secangkir kopi? Scan via 'Bayar' GoPay.