Sebelum kembali ke rumah Ribut, kuncen Lingga Yoni, kami ke kanan di pertigaan, melangkah mendekati Makam Syekh Maja Suta Petungkriyono Pekalongan yang temboknya dicat putih. Ada pintu besi di akses masuknya namun tidak digembok, sehingga orang bisa datang kapan saja.
Setiap kali musim tanam, terutama musim tanam padi dan jahe, penduduk dusun biasa menyelenggarakan acara ritual bersama, yang dimaksudkan untuk mendapatkan berkah agar tanaman tumbuh subur, tak terkena hama, dan hasil melimpah. Ritual itu dilakukan di Makam Syekh Maja Suta terlebih dahulu, baru kemudian di Situs Lingga Yoni.
Kompleks Makam Syekh Maja Suta Petungkriyono Pekalongan yang dilihat dari arah belakang, atau arah berlawanan dengan akses masuknya. Dusun tempat tinggal Ribut berada agak jauh di belakang sana, dicapai dengan menyusuri pinggiran kali kecil berair jernih. Posisi saya saat itu memunggungi orang yang tengah sibuk bekerja di ladang.
Selain sawah subur ditanami padi yang sebagian sudah mulai menguning, dusun ini juga dikenal sebagai penghasil jahe bermutu baik yang dijual ke kota-kota. Di sekitar tempat saya berdiri adalah perladangan jahe yang cukup luas. Tumpuk jahe yang baru saja diambil tampak di beberapa titik, siap diangkut dengan keranjang pikul.
Di luar tembok Makam Syekh Maja Suta Petungkriyono Pekalongan, beberapa meter di sebelah kirinya, terdapat satu gerumbul kecil dimana terlihat beberapa makam, dipagari tanaman perdu berdaun merah marun. Tak diketahui siapa yang dikubur di tempat itu, hanya saja bentuk batu nisannya cukup menarik, meski polos tanpa ornamen.
Pintu besi rendah yang menjadi akses masuk ke Kompleks Makam Syekh Maja Suta Petungkriyono Pekalongan. Jirat kuburnya terlihat di bawah cungkup di dalamnya. Tak ada gembok di selotnya, dan kami masuk ke dalam area makam dimana terdapat sejumlah tanaman perdu yang membuat suasana sedikit menyegarkan. Kubur tak mesti seram.
Atap cungkup makamnya berbentuk limasan terbuat dari seng yang dicat hijau dengan sudut merah sehingga mecolok dari kejauhan. Tiang kayunya sederhana saja, dicat putih tanpa ornamen. Tak ada barang berharga terlihat di kompleks Kompleks Makam Syekh Maja Suta Petungkriyono Pekalongan ini, sehingga aman saja mesti tak digembok.
Di bawah cungkup makam Syekh Maja Suta terdapat dua kubur bersisian dengan nisan terbuat dari batu kasar yang dibentuk seadanya. Jika diperhatikan dari dekat akan terlihat serpihan batu di dekat nisan, yang bisa jadi adalah karena nisan dicongkel oleh peziarah untuk dibawa pulang, entah sebagai jimat atau hanya sebagai simbol.
Kubur yang ada di dekat pintu masuk di belakang sana adalah jirat kubur dari Kesra Pagang, yang konon untuk magang atau menghalangi orang agar supaya jangan ada yang dikubur lagi di tempat itu. Ketika pada suatau saat ada yg nekat mengubur mayat di situ, besoknya mayatnya sudah dikeluarkan dari area makam, entah oleh siapa.
Sayangnya istri Ribut tidak bisa menjelaskan dengan lengkap bagaimana riwayat Syekh Maja Suta ini sehingga menjadi makam yang dikeramatkan oleh penduduk dusun. Hanya saja ia mengatakan bahwa sebelum ada penduduk di dusun ini, makam itu sudah lebih dulu ada di sana. Mungkin karena itu belia dihormati sebagai sesepuh dusun.
Makam Syekh Maja Suta Petungkriyono Pekalongan
Alamat : Desa Tlogopakis, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan. Hotel di Pekalongan, Tempat Wisata di Pekalongan, Peta Wisata Pekalongan.Label: Jawa Tengah, Makam, Pekalongan, Petungkriyono, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.