Meskipun sepi, mungkin jam makan siang telah lewat, kami tetap masuk ke RM Tirta Alam Karanggondang Pekalongan yang luas ini. Ada tempat lesehan, namun kami memilih duduk di kursi. Sesaat setelah duduk, seorang pelayan datang sambil membawa daftar menu makanan.
Andalan utama RM Tirta Alam Karanggondang Pekalongan ini tampaknya adalah masakan ikan, dengan berbagai kelengkapannya. Ada pilihan bakar, goreng dan pepes untuk ikan gurami, ikan emas, ikan bawal, dan ikan lainnya yang tersedia di hari itu. Kami masing-masing memilih ikan gurami, dengan ditemani sayur kangkung, lalapan, dan sambal cabe merah.
Penampakan pada sebagian area yang ada di kompleks RM Tirta Alam Karanggondang Pekalongan, dilihat dari halaman depan dimana terdapat atap peneduh yang berbentuk lengkung bagi kendaraan. Terlihat kolam-kolam, yang entah mengapa sebagian kolam itu sedang kering, mungkin hendak dibersihkan atau baru saja dipanen ikannya karena sudah cukup besar.
RM Tirta Alam Karanggondang Pekalongan dibangun di atas tanah seluas lebih dari 13 ribu m2, dengan tempat makan lesehan yang dikelilingi kolam ikan sebagai penyimpan stok ikan hidup. Air berlimpah dari saluran irigasi yang melewati depan ruma makan dimanfaat dengan baik untuk memelihara dan menjamin pasokan ikan, setidaknya dari jenis air tawar.
Selain kolam ikan dan kolam pancing di sekitar lesehan, di bagian belakang juga ada tempat pemancingan dengan ukuran kolam yang lebih besar. Di RM Tirta Alam Karanggondang Pekalongan juga disediakan mushala bagi yang hendak shalat, dan ada pula ruang pertemuan. Tidak rugi kami mampir makan di sini untuk menuntaskan rasa lapar yang telah mendera perut.
Tidak lama menunggu, makanan yang kami pesan sudah terhidang di atas meja. Ikan gurami sajian RM Tirta Alam Karanggondang Pekalongan itu digoreng kering dan menggugah selera, apalagi memang perut dalam keadaan lapar. Nasinya disajikan di tempat yang dibuat dari anyaman bambu dan kami mengambil sesuai kapasitas perut dan nafsu masing-masing.
Di sebagian besar waktu, saya sudah mengurangi asupan nasi sekitar separuh piring. Hanya dalam keadaan khusus atau lupa diri maka jatah nasi bisa bertambah. Yang juga menjadi kebiasaan adalah teh panas tawar sebagai air minumnya. Maklum ada keturunan penyakit gula. Lagipula ada kenikmatan tersendiri menyeruput teh tawar panas sehabis makan.
Sayur kangkung yang terlihat segar dan dimasak dengan baik ikut menjadi penambah selera makan. Sambal cabe merah matang menjadi teman lalapan kacang panjang, timun dan kol. Selain karena lapar, masakannya memang enak, sehingga dalam waktu sekejap tinggal tersisa duri-duri ikan di atas piring di meja tempat kami duduk. Perut lumayan kenyang.
Untuk membayar makanan yang telah kami santap, saya berjalan menuju ke ruangan sebelah, tempat kasir berada. Di sana juga terdapat sebuah minimarket yang menjual makanan dan minuman ringan. Harga makanan RM Tirta Alam Karanggondang Pekalongan ini cukup wajar, terjangkau untuk kebanyakan keluarga dengan sajian makanan yang enak.
Hanya tulang belulang ikan dan sedikit lalapan yang tersisa, setelah hampir semua yang terhidang meluncur bebas ke dalam perut melewati tenggorok dan lidah yang merasakan sedapnya masakan. Lalapan itu pun mestinya ikut menemani di dalam perut, namun entah mengapa begitu tega kami membiarkan mereka terlantar merana di sana.
RM Tirta Alam Karanggondang Pekalongan
Alamat : Desa Karanggondang, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen. Lokasi GPS : -7.038210, 109.622180, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Hotel di Pekalongan, Tempat Wisata di Pekalongan, Peta Wisata Pekalongan.Label: Jawa Tengah, Kuliner, Pekalongan, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.