Sudah ada beberapa kendaraan yang lebih dulu parkir di halaman warung Sate Ayam Ambal Pak Tino Kebumen ini. Rupanya kami bukan satu-satunya dari golongan orang yang terlambat makan siang di hari itu, atau bisa jadi karena nama Pak Tino sudah sedemikian terkenalnya sehingga orang mampir meski sudah menyantap jatah makan siangnya.
Dua kondisi yang sama-sama tak bagus secara kesehatan. Jika keseringan terlambat makan cepat atau lambat akan membuat orang bermasalah dengan lambungnya, maka makan lagi diantara dua makan utama cepat atau lambat jika menjadi kebiasaan akan membuat berat badan naik tak terkontrol yang berakibat pada kerja jantung semakin berat.
Papan nama warung Sate Ayam Ambal Pak Tino Kebumen, yang dipajang lengkap dengan nomor telepon genggam pemiliknya untuk menerima pesanan. Dari informasi pada papan nama itu orang Kebumen tak harus jauh-jauh pergi ke daerah Ambal untuk menyantap sate ayam pak Tino, namun bisa pergi ke warung di depan Rita Pasaraya dan Toserba Jadi Baru.
Suara musik dangdut berdentam keras dari arah warung yang ada di seberang jalan yang konon sekarang sangat mulus itu. Semula saya pikir untuk menarik perhatian pejalan agar berhenti di warung ini. Namun rupanya sedang ada hajatan di seberang sana, terlihat dengan adanya tenda pesta, kursi-kursi dan hiasan janur.
Bagi yang ingin makan di warung Sate Ayam Ambal Pak Tino Kebumen dengan ditemani kuah yang panas segar, tersedia pula hidangan sop ayam. Ini mungkin hampir sama seperti ketika makan di warung sate kambing yang juga sekaligus menyediakan gule kambing. Kami duduk di sebuah meja dengan bangku kayu panjang. Ruang makan warung Sate Ayam Ambal Pak Tino ini lumayan lega.
Di warung seperti itu biasanya saya pesan sate satu porsi dan sop atau gulainya setengah porsi saja. Deret minuman botol dan ketupat tampak dipajang di bagian depan warung. Untuk teman santap Sate Ayam Ambal Pak Tino rupanya pengunjung bisa memilih nasi atau ketupat. Sama isi hanya bentuk yang berbeda.
Deretan Sate Ayam Ambal Pak Tino Kebumen sekira empat puluhan tusuk sedang dipanggang di atas perapian yang sudah berwarna kehitaman karena terkena jelaga dalam kurun waktu yang sangat lama. Tempat bakaran sate itu ditutup di bagian depannya untuk melindungi dari angin dan debu jalanan.
Sebuah cara yang baik untuk memberi kenyamanan bagi pengunjung akan kebersihan sate yang dihidangkan, oleh sebab kebanyakan warung satu memang ada di pinggir jalan, dan panggangan selalu berada di depan warung. Kami duduk di sebuah meja dengan bangku kayu panjang. Ruang makan warung Sate Ayam Ambal Pak Tino ini lumayan lega.
Di ujung belakang warung adalah tempat untuk menyiapkan makan, serta bumbu dan sate sebelum dipanggang. Satu porsi ada 20 tusuk sate ayam, begitu kata orang yang melayani pesanan, namun kami memesan 30 tusuk untuk berdua, dengan nasi putih. Lontong lbih cocok kalau makan tanpa tempat duduk, di pinggir jalan atau di pesta perkawinan.
Di seberang jalan, dengan papan nama yang terlihat lebih sederhana, terbaca tulisan "Sate Ayam Pak Kasman Asli, Yang Paling Pertama". Warung itu juga menerima pesanan, diantar sampai ke tujuan. Lalu ada kata-kata bujukan "Buktikan Aslinya". Tampak ada sebuah mobil bernomor kendaraan asal Semarang tengah parkir di sana.
Harga Sate Ayam Ambal Pak Tino Kebumen ini boleh dibilang lumayan terjangkau bagi kantung kebanyakan orang. Sejumlah 20 tusuk Rp 26.000, nasi Rp 3.000, teh manis Rp 3.000, dan teh tawar gratis. Mereka sudah delapan tahun berdagang di tempat ini, dan pemilik warung yang ada di seberang jalan itu rupanya masih ada hubungan saudara.
Lima belas tusuk Sate Ayam Ambal Pak Tino Kebumen sudah dihidangkan di atas meja di depan saya, siap untuk disantap. Daging ayamnya terlihat lumayan tebal dan jumlah tusukannya pun lebih banyak dari yang umumnya dijual di warung sate lain. Ada pula kulit menyelip, namun sangat sedikit. Konon kalau mau sehat jangan makan kulit ayam karena mengandung banyak lemak.
Ini adalah baru pertama kalinya saya merasakan yang namanya Sate Ambal, nama yang sebelumnya tak pernah masuk ke dalam ingatan, dan kebetulan bisa menjajal langsung di tempat asalnya. Hanya saja kadang ada saja masakan justru lebih enak yang di rantau orang karena sudah teruji, ketimbang yang ada di tempat asalnya.
Sate Ayam Ambal Pak Tino Kebumen ini rasanya manis pedas, dan daging ayamnya empuk padat. Diminumi teh panas tawar terasa sedap sekali. Bumbu satenya tidak memakai kacang, namun kedele. Rasa manis berasal dari gula Jawa yang agak kemanisan buat saya. Pada tusuk sate kedua belas saya hampir menyerah, namun akhirnya tandas juga.
Harga seporsi Sate Ayam Ambal Pak Tino ini kemungkinan sudah naik beberapa ribu rupiah oleh sebab saat saya mampir itu sudah terjadi beberapa tahun yang lalu, dan sejak itu belum ada kesempatan untuk berkunjung lagi ke sana. Di Jakarta sebenarnya ada banyak warung sate Ambal, dari mulai di Jakarta Utara, Pusat, Barat, hingga ke Jakarta Selatan. Di Bekasi pun rupanya juga ada.
Sate Ayam Ambal Pak Tino Kebumen
Alamat : Jalan Raya Sumber Jetis, Ambal, Kebumen. Lokasi GPS : -7.78928, 109.73241, Waze. Jam Buka : 07.00 - 20.30. Hotel di Kebumen, Tempat Wisata di Kebumen, Peta Wisata Kebumen.Label: Jawa Tengah, Kebumen, Kuliner, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.