Situs Kedaton Trowulan Mojokerto merupakan sebuah kompleks sisa bangunan kuno yang lokasinya berada di wilayah Dusun Kedaton, Desa Sentonorejo, Trowulan, Mojokerto. Bangunan yang ada di situs ini semuanya terbuat dari susunan batu bata merah sebagaimana umumnya peninggalan dari jaman Kerajaan Majapahit.
Di area Situs Kedaton Trowulan ini terdapat struktur bangunan yang disebut Candi Kedaton, Sumur Upas dan sisa-sisa kompleks bangunan perumahan yang diduga berasal dari abad ke-13. Kegiatan ekskavasi di Situs Kedaton yang masih menyimpan misteri ini sampai saat itu masih belum selesai, meski kabarnya telah menghasilkan temuan gerabah dan keramik, fragmen arca, serta beberapa kerangka manusia.
Melihat bentuk yang tersisa, diduga bangunan ini dahulunya merupakan rumah orang yang memiliki kedudukan yang cukup baik di masa itu. Mungkin bukan suatu kebetulan bahwa nama dusun dimana situs ini berada dinamai kedaton karena mungkin dahulunya adalah merupakan kompleks tertutup bagian dalam keraton dimana raja dan putra-putrinya tinggal. Mereka yang tinggal di lingkungan ini biasanya memiliki gelar kebangsawanan.
Pandangan pada area yang disebut Candi Kedaton. Lokasinya berada di sisi sisi kiri kompleks Situs Kedaton, berupa bagian bawah bangunan candi atau pendopo kuno berbentuk persegi datar yang dibuat dari susunan batu bata merah setinggi hampir 2 m, tanpa bagian atas. Tak jelas apakah bagian atasnya runtuh atau dahulu dibuat dari kayu yang telah musnah dimakan waktu.
Selain di Trowulan yang bentuknya tak lagi menyerupai candi, nama Candi Kedaton juga digunakan pada sebuah candi Hindu yang terbuat dari batu andesit di daerah Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Satu lagi adalah Candi Kedaton Muaro Jambi yang merupakan sebuah candi Buddha terbuat dari bata merah yang berada di situs Muaro Jambi.
Hasil kegiatan ekskavasi di Situs Kedaton yang diduga merupakan sisa tempat tinggal bangsawan yang hidup pada jaman Kerajaan Majapahit itu. Area galian Situs Kedaton yang cukup luas ini dilindungi dengan atap seng yang rendah, sehingga di beberapa lokasi pengunjung harus menundukkan kepala, dengan hawa yang panas. Atap seng rendah yang disangga bambu sederhana itu kini sudah diganti dengan atap tinggi yang jauh lebih baik.
Jika menggunakan kendaraan bermotor, lokasi Situs Kedaton Trowulan Mojokerto ini tidak begitu jauh dari Pendopo Agung Trowulan yang sebelumnya telah saya kunjung lebih dulu, yaitu sekitar 4,5 km. Jika dari Museum Trowulan maka jaraknya lebih dekat lagi, yaitu hanya hanya 1,7 km mengarah ke sebelah selatan.
Salah satu lokasi galian di Situs Kedaton yang cukup dalam, dengan tumpukan batu bata merah di sekitarnya yang nyaris putih warnanya, mungkin karena tertumpuk debu jalanan yang cukup tebal. Bentuk galian ekskavasinya terlihat tidak rata, karena mungkin ada hal menarik di sana yang membuat penelitinya melakukan penggalian yang lebih dalam di satu titik tertentu.
Pada bagian lain ada sederetan batu bata yang disusun dalam bentuk menyudut, terlihat seperti menyangga tumpukan batu bata di atasnya. Dinding di bawahnya terlihat semakin ke kanan semakin dalam, dengan undakan yang tidak begitu lebar di sisi kanannya. Meski semen seperti yang digunakan sekarang ini belum lagi ditemukan, namun kekuatan rekatan batu bata ini masih sangat baik.
Pemandangan pada sebuah undakan dan dinding bata yang cukup tinggi pada area sempit di Situs Kedaton Trowulan Mojokerto. Jika pun ini adalah sebuah tempat tinggal, entah apa fungsi sejumlah area di sana yang bentuknya lebih menyerupai sebuah benteng atau lorong, ketimbang bagian dari sebuah bangunan perumahan yang kita jumpai pada saat ini.
Mungkin saja bangunan ini memang dirancang dengan pendekatan keamanan bagi penghuninya, sehingga ada lorong evakuasi atau lorong untuk melarikan diri secara aman jika terjadi huru-hara di kota raja yang mengancam keselamatan keluarga kerajaan. Di masa aman, hanya orang yang benar-benar kaya yang berpikir untuk memiliki bunker perlindungan dan jalur evakuasi.
Melangkah ke bagian lainnya lagi ada dinding bata Situs Kedaton yang masih terlihat utuh dan kokoh, sementara susunan batu bata di atasnya seperti sudah tidak lagi terekat dengan baik. Di luar cungkup ada sebuah sumur tua yang saya duga tadinya adalah Sumur Upas, yaitu sumur di Situs Kedaton dengan kedalaman sekitar 6 m yang sering digunakan untuk bertirakat, dan airnya digunakan untuk mensucikan diri sebelum bersemedi.
Di area Situs Kedaton Trowulan ini terdapat struktur bangunan yang disebut Candi Kedaton, Sumur Upas dan sisa-sisa kompleks bangunan perumahan yang diduga berasal dari abad ke-13. Kegiatan ekskavasi di Situs Kedaton yang masih menyimpan misteri ini sampai saat itu masih belum selesai, meski kabarnya telah menghasilkan temuan gerabah dan keramik, fragmen arca, serta beberapa kerangka manusia.
Melihat bentuk yang tersisa, diduga bangunan ini dahulunya merupakan rumah orang yang memiliki kedudukan yang cukup baik di masa itu. Mungkin bukan suatu kebetulan bahwa nama dusun dimana situs ini berada dinamai kedaton karena mungkin dahulunya adalah merupakan kompleks tertutup bagian dalam keraton dimana raja dan putra-putrinya tinggal. Mereka yang tinggal di lingkungan ini biasanya memiliki gelar kebangsawanan.
Pandangan pada area yang disebut Candi Kedaton. Lokasinya berada di sisi sisi kiri kompleks Situs Kedaton, berupa bagian bawah bangunan candi atau pendopo kuno berbentuk persegi datar yang dibuat dari susunan batu bata merah setinggi hampir 2 m, tanpa bagian atas. Tak jelas apakah bagian atasnya runtuh atau dahulu dibuat dari kayu yang telah musnah dimakan waktu.
Selain di Trowulan yang bentuknya tak lagi menyerupai candi, nama Candi Kedaton juga digunakan pada sebuah candi Hindu yang terbuat dari batu andesit di daerah Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Satu lagi adalah Candi Kedaton Muaro Jambi yang merupakan sebuah candi Buddha terbuat dari bata merah yang berada di situs Muaro Jambi.
Hasil kegiatan ekskavasi di Situs Kedaton yang diduga merupakan sisa tempat tinggal bangsawan yang hidup pada jaman Kerajaan Majapahit itu. Area galian Situs Kedaton yang cukup luas ini dilindungi dengan atap seng yang rendah, sehingga di beberapa lokasi pengunjung harus menundukkan kepala, dengan hawa yang panas. Atap seng rendah yang disangga bambu sederhana itu kini sudah diganti dengan atap tinggi yang jauh lebih baik.
Jika menggunakan kendaraan bermotor, lokasi Situs Kedaton Trowulan Mojokerto ini tidak begitu jauh dari Pendopo Agung Trowulan yang sebelumnya telah saya kunjung lebih dulu, yaitu sekitar 4,5 km. Jika dari Museum Trowulan maka jaraknya lebih dekat lagi, yaitu hanya hanya 1,7 km mengarah ke sebelah selatan.
Salah satu lokasi galian di Situs Kedaton yang cukup dalam, dengan tumpukan batu bata merah di sekitarnya yang nyaris putih warnanya, mungkin karena tertumpuk debu jalanan yang cukup tebal. Bentuk galian ekskavasinya terlihat tidak rata, karena mungkin ada hal menarik di sana yang membuat penelitinya melakukan penggalian yang lebih dalam di satu titik tertentu.
Pada bagian lain ada sederetan batu bata yang disusun dalam bentuk menyudut, terlihat seperti menyangga tumpukan batu bata di atasnya. Dinding di bawahnya terlihat semakin ke kanan semakin dalam, dengan undakan yang tidak begitu lebar di sisi kanannya. Meski semen seperti yang digunakan sekarang ini belum lagi ditemukan, namun kekuatan rekatan batu bata ini masih sangat baik.
Pemandangan pada sebuah undakan dan dinding bata yang cukup tinggi pada area sempit di Situs Kedaton Trowulan Mojokerto. Jika pun ini adalah sebuah tempat tinggal, entah apa fungsi sejumlah area di sana yang bentuknya lebih menyerupai sebuah benteng atau lorong, ketimbang bagian dari sebuah bangunan perumahan yang kita jumpai pada saat ini.
Mungkin saja bangunan ini memang dirancang dengan pendekatan keamanan bagi penghuninya, sehingga ada lorong evakuasi atau lorong untuk melarikan diri secara aman jika terjadi huru-hara di kota raja yang mengancam keselamatan keluarga kerajaan. Di masa aman, hanya orang yang benar-benar kaya yang berpikir untuk memiliki bunker perlindungan dan jalur evakuasi.
Melangkah ke bagian lainnya lagi ada dinding bata Situs Kedaton yang masih terlihat utuh dan kokoh, sementara susunan batu bata di atasnya seperti sudah tidak lagi terekat dengan baik. Di luar cungkup ada sebuah sumur tua yang saya duga tadinya adalah Sumur Upas, yaitu sumur di Situs Kedaton dengan kedalaman sekitar 6 m yang sering digunakan untuk bertirakat, dan airnya digunakan untuk mensucikan diri sebelum bersemedi.
Situs Kedaton Trowulan
Alamat : Dusun Kedaton, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Lokasi GPS : -7.570490, 112.379719, Waze. Rujukan : Hotel di Mojokerto, Tempat Wisata di Mojokerto, Peta Wisata Mojokerto.Sponsored Link
Sponsored Link
Sponsored Link
Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.