Meskipun bangunan utamanya berpola simetris sempurna di bagian depan, namun Gedung Cerutu hanya memiliki sebuah menara yang bentuknya menyerupai batang cerutu, walaupun menurut saya lebih menyerupai bentuk sebuah pelor besar atau roket. Mungkin karena cerutu lebih bersahabat ketimbang pelor atau roket, sehingga gedung ini tidak dinamai Gedung Pelor atau Gedung Roket.
Gedung Cerutu memiliki pintu masuk lengkung setengah lingkar di bagian atasnya, di apit oleh dua lengkung yang lebih kecil dan pendek. Di bagian bawah terdapat dua pasang jendela persegi tinggi dengan sedikit lengkung di bagian atasnya, sementara jendela di lantai dua Gedung Cerutu berbentuk kotak-kotak penuh.
Pandangan lurus pada Gedung Cerutu Surabaya dengan bangunan tinggi memanjang di sebelah kanan depannya adalah Gedung Internatio, gedung tua lainnya di kawasan ini. Sempat saya lihat pada sebuah laman bahwa Gedung Internatio telah dicat ulang sehingga tampak lebih elok, namun tak jelas bagaimana nasib Gedung Cerutu ini.
Sebenaranya Gedung Cerutu Surabaya bisa menjadi penutup sudut yang cantik bagi deretan gedung di salah satu sisi Jalan Rajawali, dengan menara cerutu dan menara pendeknya yang sangat mudah menarik perhatian para pejalan yang lewat di sana. Deretan seng di sebelah kiri menandai bahwa saat itu tengah dilakukan pekerjaan renovasi taman.
Gedung Cerutu dengan bentuk bangunan utamanya dibuat dalam bentuk simetris penuh di bagian depannya, kecuali menara cerutu yang hanya ada di sayap sebelah kanan bangunan. Jika di sebelah kanan bangunan adalah tempat yang masih kosong, tidak demikian dengan sisi sebelah kiri yang tidak memiliki ruang sama sekali karena bersambung langsung dengan bangunan sebelahnya, yaitu Gedung Hotel Ibis.
Saat itu Gedung Cerutu terlihat sudah cukup lama dibiarkan terlantar, dengan warna cat yang kusam dan telah pudar serta ada beberapa bagian terkelupas. Bangunannya sendiri sebenarnya terlihat masih utuh dan kokoh, dan akan terlihat cantik jika saja tidak kabel-kabel telepon dan listrik yang mengganggu pemandangan.
Sebuah pelat tengara yang menempel pada dinding bagian depan Gedung Cerutu Surabaya. Tengara itu dibuat oleh Pemerintah Kota Surabaya yang menyebutkan bahwa Gedung Cerutu merupakan "Arsitektur Bangunan Kolonial sebagai landmarak kawasan kota lama", dan sekaligus menetapkannya menjadi Bangunan Cagar Budaya yang kelestariannya dilindungi oleh Undang-Undang.
Tengara yang dibuat pada tahun 2009 ini juga menyebutkan bahwa Gedung Cerutu pernah digunakan sebagai Kantor Said Oemar Bagil, serta kantor Bank Bumi Daya, dengan tahun pembuatan 1916. Gedung Cerutu dibangun pada tahun itu oleh N.V. Maatschappij Tot Exploitatie van Het Technish Bureau Gebroeders Knaud.
Penampakan Gedung Cerutu Surabaya yang tua pada malam hari dengan taburan cahaya kuning lampu jalanan. Tempat dimana salah satu bagian temboknya telah terkelupas seolah dihidupkan oleh sebuah sepeda butut yang bersander di salah satu jendela tingginya. Sebuah spanduk melarang para pedagang berjualan di trotoar, juga larangan parkir.
Di depan gedung adalah semacam pangkalan angkot yang sering bergerombol berhenti menunggu penumpang. Entah pangkalan resmi atau pangkalan bayangan yang dibiarkan oleh pemkot. Malam itu ada pula seorang pedagang kaki lima yang memanfaatkan cahaya lampu jalan sebagai penerang lapaknya. Semoga saja dagangannya laku.
Gedung Cerutu Surabaya sebenarnya masih tetap terlihat menonjol dan anggun dengan kombinasi cat tembok warna putih dan atapnya yang merah. Mudah-mudahan akan datang masanya nanti, ketika kota Surabaya tidak lagi menjadi belantara kabel, dan angkot-angkot yang ngetem digantikan oleh bus-bus semacam TransJakarta yang tidak pernah ngetem menunggu penumpang dan tidak berhenti semaunya.
Gedung Cerutu Surabaya
Alamat : Jl. Rajawali 5, Surabaya. Lokasi GPS : -7.23634, 112.73699, Waze. Rujukan : Hotel di Surabaya, Tempat Wisata di Surabaya, Peta Wisata SurabayaLabel: Jawa Timur, Surabaya, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.