Tiba-tiba saja terlintas ingin menulis Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung, tempat ini sangatlah spesial bagi saya karena kedua orang tua tercinta dikebumikan di sana berhubung mempunyai bintang gerilya yang ditandatangi oleh Presiden RI pertama karena jasa-jasa perjuangannya di perang kemerdekaan sebagai angkatan 45. Seperti halnya di kota besar lainnya di Indonesia, tentunya ada pemakaman khusus untuk para pahlawan bangsa dan Taman Makam Pahlawan di Kota Bandung bernama Cikutra sesuai dengan nama jalannya yaitu Jalan Cikutra Bandung. Menurut pengamatan saya tempat ini memadukan wisata sejarah dan religi, sangat mengedukasi bila mengajak anak usia dini berkunjung ke Taman Makam Pahlawan, setidaknya bisa menularkan semangat patriot perjuangan para pahlawan bangsa.
Taman Makam Pahlawan Cikutra dibangun tahun 1959, cukup tua namun masalah perawatan tidak perlu diragukan, bersih dan tertata dengan baik, di bawah naungan Kodam III Siliwangi. Di tempat ini rutin diadakan acara besar salah satunya adalah peringatan hari pahlawan, sebuah renungan suci yang dimulai pada malam hari di tanggal 9 November yang ditandai dengan mengheningkan cipta dan tembakan salvo dengan suasana khusu merasuk diperlengkap dengan pendar cahaya lentera dan lilin putih. Saya terbiasa mengikuti momen sakral ini bersama barisan tentara, veteran dan keluarga pahlawan yang dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Cikutra. Pada keesokan pagi harinya tepat tanggal 10 November hari pahlawan, diadakan upacara bendera sebagai penghormatan kepada para pahlawan yang telah gugur dilanjutkan tabur bunga ke pusara para pahlawan.
Di Taman Makam Pahlawan Cikutra dikebumikan pahlawan tidak dikenal tanpa identitas yang gugur kebanyakan di era perjuangan angkatan 66. Adapun yang berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, dalam hal ini Taman Makam Pahlawan Cikutra adalah yang memiliki tanda jasa Bintang Gerilya, Mahaputra, Sakti Dharma, Yudha Dharma Utama dan Pratama, serta Bintang Angkatan Utama dan Pratama. Artinya tidak serta-merta mereka yang berpangkat tinggi dapat dikebumikan di Taman Makam Pahlawan, jika tidak memiliki tanda jasa yang tersebut di atas. Dan tanda jasa Bintang Gerilya adalah mereka yang berjuang di era perang kemerdekaan, golongan seperti ini sudah sangat sedikit yang masih hidup mereka adalah para veteran perang angkatan 45 dan 66.
Suasana di dalam area pemakaman Taman Makam Pahlawan Cikutra tampak lenggang dan bersih, deretan pohon cemara di kiri kanan jalan berbatu terlihat seragam. Dari jauh terlihat dua tembok tinggi besar dari batu alam yang menjulang, adalah ikon Taman Makam Pahlawan Cikutra yang terlihat jelas dari jalan raya. Melewati anak tangga Taman Makam Pahlawan Cikutra, bukan semata-mata tangga biasa tetapi anak tangga itu mempunyai makna yang dalam. Hal tersebut karena jumlah anak tangga melambangkan tanggal, bulan dan tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Tangga tahap pertama jumlahnya 17 anak tangga, sedangkan tangga tahap ke dua jumlahnya adalah 8 anak tangga tahap paling akhir jumlahnya adalah 45 anak tangga.
Komplek pemakaman Cikutra selain Taman Makam Pahlawan yang letaknya sentral dan dominan, di sebelah kiri area tersebut terdapat area pemakam lain yang disebut Makam Kelas Bahagia yaitu pemakaman untuk TNI, Polisi dan sipil yang tidak mempunyai tanda jasa atau bintang yang masuk katagori kelas taman makam pahlawan. Sedangkan sebelah kanan dari Taman Makam Pahlawan Cikutra terdapat pemakaman umum Cikutra untuk warga kebanyakan. Akses ke area keduanya terhubung dengan Taman Makam Pahlawan Cikutra , jika ke pemakaman umum berupa jalan tembus yang dibatasi oleh tembok yang tinggi dan jika ke kelas pemakaman bahagia berupa pembatas tembok rendah yang berada di pinggir jalan area pemakaman pahlawan. Adapun Taman Makam Pahlawan Cikutra terbagi ke dalam ke 16 blok pemakaman, yang dikebumikan paling akhir biasanya ditempatkan di blok paling belakang karena blok yang depan sudah penuh.
Lahan luas terbuka berupa lapangan di tengah area Taman Makam Pahlawan Cikutra ini biasa dipakai untuk upacara bendera dan peringatan hari besar seperti hari kemerdekaan atau hari pahlawan. Dengan tiang bendera terpancang kuat biasanya memasang bendera merah putih setengah tiang, monumen tersebut memasang patung Burung Garuda dilengkapi 3 tembok memanjang yang didesain bersatu di kiri dan kanan tembok utama. Di bawah bertenggernya patung Burung Garuda terdapat tulisan Esa Hilang Dua Terbilang dengan keterangan tulisan " Teruskan Perjuangan Kami Telah Beri Apa Yang Kami Punya" sangat jelas terbaca.
Terkadang di tempat ini pula diadakan upacara pemakaman bagi para pahlawan yang hendak dikebumikan dengan upacara militer. Di belakang monumen terdapat jembatan penghubung yang melewati kali kurang lebih selebar 8 meter sayang sekali airnya sudah menyusut bahkan hampir tidak ada air yang mengalir di kali tersebut. Untuk ke blok pemakaman paling belakang harus melewati jembatan tersebut dengan anak tangga. Selain pintu gerbang utama, bisa melewati pintu gerbang samping kiri dan kanan, jika melewati gerbang sebelah kanan bagi yang membawa kendaraan bisa diparkirkan di dalam dekat pusara para pahlawan, adalah pilihan lain untuk memarkirkan kendaraan selain di halaman depan.
Di sebelah kiri lapang upacara ada sebuah tembok besar yang dilapisi marmer berwarna putih tulang, tembok sepanjang kurang lebih 20 meter ini disebut dengan Tembok Abadi. Pada tembok tertulis nama-nama pahlawan dan blok pemakamannya yang telah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra diukir dengan tulisan berwarna hitam. Diantara mereka ada tulisan "tidak dikenal". Itu artinya mereka merupakan para pahlawan yang tidak dikenal identitas nama dan juga asal-usulnya serta keluarganya.
Di ujung kiri Tembok Abadi ada sebuah pohon sangat besar debgan daun rimbun hingga ke batang bagian bawah, pohon ini mengingatkan saya pada masa remaja ketika mengikuti kegiatan pramuka. Kami duduk di bawahnya sambil belajar menyimpul tali, setelah semalaman melakukan jurit malam bersama kawan-kawan. Kamipun melakukan doa bersama dan tabur bunga, saat itu kedua orang tua saya masih ada dan saya ingat omongan beliau, katanya "jika Bapak meninggal dimakamkan di Taman Makan Pahlawan Cikutra karena punya tanda jasa Bintang Gerilya, nanti kamu dan teman-teman tabur bunganya ke pusara Bapak." Begitulah Bapak bilang sepulang saya dari Tamam Makam Pahlawan, saat tahu ritual tabur bunga yang kami lakukan.
Ini adalah pusara Ibunda yang juga pejuang kemerdekaan, beliau adalah laskar wanita yang tergabung di Bataliyon Pelopor 33 Siliwangi. Saat itu beliau seorang perempuan muda yang jelita berambut panjang dengan kepang dua yang mengangkat senjata dan membantu mengobati pejuang yang terluka sebagai anggota palang merah, hanya beberapa meter saja dari pusara Ayahanda yang meninggal lebih dulu. Oleh sebab itu Taman Makam Pahlawan Cikutra adalah tempat istimewa buat saya pribadi. Deretan pusara putih yang berkeyakinan muslim di blok yang sama, sedangkan yang beryakinan nasrani di blok yang berbeda, seperti halnya Kapten Tobing komandan Bataliyon Pelopor 33 Siliwangi dimana orang tua saya tergabung di bataliyon yang dipimpinnya.
Banyak tokoh-tokoh penting di republik ini yang dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, diantaranya Abdul Muis yang merupakan sastrawan dan wartawan dan Douwes Dekker yang lebih dikenal dengan nama Danudirja Setiabudi adalah penggagas dasar paham nasionalisme Indonesia pada abad ke-20. Beliaupun seorang penulis yang kerap mengkritik kebijakan pemerintah Hindia Belanda, untuk mengenang jasanya namanya menjadi nama jalan di Kota Bandung. Ada pula pejuang kemerdekaan yang di era orde baru menjadi Gubernur Jawa Barat yaitu Aang Kunaefi dimakamkan di Cikutra, bahkan ketika pemakamannya saya turut menghantarkan.
Yang menarik perhatian saya adalah pusara J.S. Badudu, seorang ahli bahasa Indonesia yang sangat dikenal yang memiliki acara di TVRI. Beliaupun mempunyai rublik Bahasa Indonesia di majalah Intisari yang kerap saya baca di tahun 80 han, sehubungan Ayah saya berlangganan majalah tersebut. Ukuran majalah Intisari lebih kecil dari majalah lain, dengan lembaran yang tebal. Adapun J.S. Badudu meninggal di tahun 2016 silam, selain itu banyak orang-orang penting lainnya yang dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, tetapi bukanlah itu yang terpenting karena pahlawan tetaplah seorang pahlawan baik itu dikenal ataupun tidak dikenal bahkan tanpa nama sekalipun.
Penghargai para pendahulu kita adalah bagian dari membangun rasa nasionalisme, kemurahan budi pekerti yang akan memberi pengaruh terhadap perlakuan kita kepada tanah air tercinta. Taman Makam Pahlawan Cikutra, adalah saksi bisu saat jasad kedua orang tua saya diangkat oleh para abdi negara pada upacara pelepasan jenasah. Menit demi menitnya terekam jelas dalam ingatan : " Apel Persada, kami atas nama negara dan angkatan bersenjata Republik Indonesia, dengan ini mempersembahkan kepada Ibu pertiwi jiwa raga dan jasa-jasa ...." (2 Desember 1994).
Taman Makam Pahlawan Cikutra dibangun tahun 1959, cukup tua namun masalah perawatan tidak perlu diragukan, bersih dan tertata dengan baik, di bawah naungan Kodam III Siliwangi. Di tempat ini rutin diadakan acara besar salah satunya adalah peringatan hari pahlawan, sebuah renungan suci yang dimulai pada malam hari di tanggal 9 November yang ditandai dengan mengheningkan cipta dan tembakan salvo dengan suasana khusu merasuk diperlengkap dengan pendar cahaya lentera dan lilin putih. Saya terbiasa mengikuti momen sakral ini bersama barisan tentara, veteran dan keluarga pahlawan yang dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Cikutra. Pada keesokan pagi harinya tepat tanggal 10 November hari pahlawan, diadakan upacara bendera sebagai penghormatan kepada para pahlawan yang telah gugur dilanjutkan tabur bunga ke pusara para pahlawan.
Di Taman Makam Pahlawan Cikutra dikebumikan pahlawan tidak dikenal tanpa identitas yang gugur kebanyakan di era perjuangan angkatan 66. Adapun yang berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, dalam hal ini Taman Makam Pahlawan Cikutra adalah yang memiliki tanda jasa Bintang Gerilya, Mahaputra, Sakti Dharma, Yudha Dharma Utama dan Pratama, serta Bintang Angkatan Utama dan Pratama. Artinya tidak serta-merta mereka yang berpangkat tinggi dapat dikebumikan di Taman Makam Pahlawan, jika tidak memiliki tanda jasa yang tersebut di atas. Dan tanda jasa Bintang Gerilya adalah mereka yang berjuang di era perang kemerdekaan, golongan seperti ini sudah sangat sedikit yang masih hidup mereka adalah para veteran perang angkatan 45 dan 66.
Suasana di dalam area pemakaman Taman Makam Pahlawan Cikutra tampak lenggang dan bersih, deretan pohon cemara di kiri kanan jalan berbatu terlihat seragam. Dari jauh terlihat dua tembok tinggi besar dari batu alam yang menjulang, adalah ikon Taman Makam Pahlawan Cikutra yang terlihat jelas dari jalan raya. Melewati anak tangga Taman Makam Pahlawan Cikutra, bukan semata-mata tangga biasa tetapi anak tangga itu mempunyai makna yang dalam. Hal tersebut karena jumlah anak tangga melambangkan tanggal, bulan dan tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Tangga tahap pertama jumlahnya 17 anak tangga, sedangkan tangga tahap ke dua jumlahnya adalah 8 anak tangga tahap paling akhir jumlahnya adalah 45 anak tangga.
Komplek pemakaman Cikutra selain Taman Makam Pahlawan yang letaknya sentral dan dominan, di sebelah kiri area tersebut terdapat area pemakam lain yang disebut Makam Kelas Bahagia yaitu pemakaman untuk TNI, Polisi dan sipil yang tidak mempunyai tanda jasa atau bintang yang masuk katagori kelas taman makam pahlawan. Sedangkan sebelah kanan dari Taman Makam Pahlawan Cikutra terdapat pemakaman umum Cikutra untuk warga kebanyakan. Akses ke area keduanya terhubung dengan Taman Makam Pahlawan Cikutra , jika ke pemakaman umum berupa jalan tembus yang dibatasi oleh tembok yang tinggi dan jika ke kelas pemakaman bahagia berupa pembatas tembok rendah yang berada di pinggir jalan area pemakaman pahlawan. Adapun Taman Makam Pahlawan Cikutra terbagi ke dalam ke 16 blok pemakaman, yang dikebumikan paling akhir biasanya ditempatkan di blok paling belakang karena blok yang depan sudah penuh.
Lahan luas terbuka berupa lapangan di tengah area Taman Makam Pahlawan Cikutra ini biasa dipakai untuk upacara bendera dan peringatan hari besar seperti hari kemerdekaan atau hari pahlawan. Dengan tiang bendera terpancang kuat biasanya memasang bendera merah putih setengah tiang, monumen tersebut memasang patung Burung Garuda dilengkapi 3 tembok memanjang yang didesain bersatu di kiri dan kanan tembok utama. Di bawah bertenggernya patung Burung Garuda terdapat tulisan Esa Hilang Dua Terbilang dengan keterangan tulisan " Teruskan Perjuangan Kami Telah Beri Apa Yang Kami Punya" sangat jelas terbaca.
Terkadang di tempat ini pula diadakan upacara pemakaman bagi para pahlawan yang hendak dikebumikan dengan upacara militer. Di belakang monumen terdapat jembatan penghubung yang melewati kali kurang lebih selebar 8 meter sayang sekali airnya sudah menyusut bahkan hampir tidak ada air yang mengalir di kali tersebut. Untuk ke blok pemakaman paling belakang harus melewati jembatan tersebut dengan anak tangga. Selain pintu gerbang utama, bisa melewati pintu gerbang samping kiri dan kanan, jika melewati gerbang sebelah kanan bagi yang membawa kendaraan bisa diparkirkan di dalam dekat pusara para pahlawan, adalah pilihan lain untuk memarkirkan kendaraan selain di halaman depan.
Di sebelah kiri lapang upacara ada sebuah tembok besar yang dilapisi marmer berwarna putih tulang, tembok sepanjang kurang lebih 20 meter ini disebut dengan Tembok Abadi. Pada tembok tertulis nama-nama pahlawan dan blok pemakamannya yang telah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra diukir dengan tulisan berwarna hitam. Diantara mereka ada tulisan "tidak dikenal". Itu artinya mereka merupakan para pahlawan yang tidak dikenal identitas nama dan juga asal-usulnya serta keluarganya.
Di ujung kiri Tembok Abadi ada sebuah pohon sangat besar debgan daun rimbun hingga ke batang bagian bawah, pohon ini mengingatkan saya pada masa remaja ketika mengikuti kegiatan pramuka. Kami duduk di bawahnya sambil belajar menyimpul tali, setelah semalaman melakukan jurit malam bersama kawan-kawan. Kamipun melakukan doa bersama dan tabur bunga, saat itu kedua orang tua saya masih ada dan saya ingat omongan beliau, katanya "jika Bapak meninggal dimakamkan di Taman Makan Pahlawan Cikutra karena punya tanda jasa Bintang Gerilya, nanti kamu dan teman-teman tabur bunganya ke pusara Bapak." Begitulah Bapak bilang sepulang saya dari Tamam Makam Pahlawan, saat tahu ritual tabur bunga yang kami lakukan.
Ini adalah pusara Ibunda yang juga pejuang kemerdekaan, beliau adalah laskar wanita yang tergabung di Bataliyon Pelopor 33 Siliwangi. Saat itu beliau seorang perempuan muda yang jelita berambut panjang dengan kepang dua yang mengangkat senjata dan membantu mengobati pejuang yang terluka sebagai anggota palang merah, hanya beberapa meter saja dari pusara Ayahanda yang meninggal lebih dulu. Oleh sebab itu Taman Makam Pahlawan Cikutra adalah tempat istimewa buat saya pribadi. Deretan pusara putih yang berkeyakinan muslim di blok yang sama, sedangkan yang beryakinan nasrani di blok yang berbeda, seperti halnya Kapten Tobing komandan Bataliyon Pelopor 33 Siliwangi dimana orang tua saya tergabung di bataliyon yang dipimpinnya.
Banyak tokoh-tokoh penting di republik ini yang dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, diantaranya Abdul Muis yang merupakan sastrawan dan wartawan dan Douwes Dekker yang lebih dikenal dengan nama Danudirja Setiabudi adalah penggagas dasar paham nasionalisme Indonesia pada abad ke-20. Beliaupun seorang penulis yang kerap mengkritik kebijakan pemerintah Hindia Belanda, untuk mengenang jasanya namanya menjadi nama jalan di Kota Bandung. Ada pula pejuang kemerdekaan yang di era orde baru menjadi Gubernur Jawa Barat yaitu Aang Kunaefi dimakamkan di Cikutra, bahkan ketika pemakamannya saya turut menghantarkan.
Yang menarik perhatian saya adalah pusara J.S. Badudu, seorang ahli bahasa Indonesia yang sangat dikenal yang memiliki acara di TVRI. Beliaupun mempunyai rublik Bahasa Indonesia di majalah Intisari yang kerap saya baca di tahun 80 han, sehubungan Ayah saya berlangganan majalah tersebut. Ukuran majalah Intisari lebih kecil dari majalah lain, dengan lembaran yang tebal. Adapun J.S. Badudu meninggal di tahun 2016 silam, selain itu banyak orang-orang penting lainnya yang dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, tetapi bukanlah itu yang terpenting karena pahlawan tetaplah seorang pahlawan baik itu dikenal ataupun tidak dikenal bahkan tanpa nama sekalipun.
Penghargai para pendahulu kita adalah bagian dari membangun rasa nasionalisme, kemurahan budi pekerti yang akan memberi pengaruh terhadap perlakuan kita kepada tanah air tercinta. Taman Makam Pahlawan Cikutra, adalah saksi bisu saat jasad kedua orang tua saya diangkat oleh para abdi negara pada upacara pelepasan jenasah. Menit demi menitnya terekam jelas dalam ingatan : " Apel Persada, kami atas nama negara dan angkatan bersenjata Republik Indonesia, dengan ini mempersembahkan kepada Ibu pertiwi jiwa raga dan jasa-jasa ...." (2 Desember 1994).
Taman Makam Pahlawan Cikutra
Jalan Cikutra, Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung. Lokasi GPS : -6.8921202, 107.6355886, WazeSponsored Link
Sponsored Link
Sponsored Link
Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.