Air Panas Banjar atau Holy Hot Springs, sebuah pemandian yang sederhana dengan air panas alami dari pegunungan. Tempat ini lumayan terkenal setidaknya di daerah Banjar Bali, menjadi destinasi yang wajib dikunjungi. Tempat wisata pemandian air panas lainnya di Bali yang lebih ramai adalah pemandian air panas Toya Bungkah, berada di kaki Gunung Batur Kintamani Kabupaten Bangli. Sedangkan air panas alami Banjar, lokasinya berada di kawasan wisata Bali bagian utara tepatnya di Kabupaten Buleleng.
Pemandian Air Panas Banjar menjadi tempat favorit di daerah Bali Utara, dan untuk mencapai lokasi pemandian Air Panas Banjar atau Holy Hot Springs jika anda dari arah Kuta yaitu daerah yang familiar untuk wisatawan di Pulau Bali, menempuh jarak kurang lebih 90 kilometer dengan waktu tempuh berkisar 3 jam jika jalanan lancar tidak ada kemacetan. Dan anda akan melewati Bali tanpa hiruk-pikuk seperti di kawasan Kuta.
Di objek wisata Air Panas Banjar atau Holy Hot Springs terdapat tiga kolam air panas alami yaitu, kolam air panas pertama berada di tingkat paling atas, kolam ini memiliki lebar sekitar 1,5 meter dengan panjang kolam lebih dari 10 meter. Di kolam pertama terdapat 8 pancuran air panas dengan kedalaman sekitar 1 meter. Air panas yang keluar dari pancuran terasa lebih panas dari air yang tergenang di dalam kolamnya. Sedangkan kolam air panas kedua berada di bawah tingkatan kolam pertama, yang memiliki panjang 12 meter dan lebar kolam 10 meter. Kolam kedua adalah utama yang terluas dari ketiga kolam yang ada disini.
Jika hanya ingin berendam saja baiknya di kolam pertama saja, seperti yang saya lakukan. Sedangkan kolam kedua kedalamannya bervariasi makin ke tengah makin dalam dan menjadi kolam yang paling banyak dipakai oleh para pengunjung karena lebih leluasa untuk melakukan aktifitas berenang. Meskipun seperti yang kita ketahui, berenang di air panas tidak bisa terlalu lama harus disisipi istirahat baru dilanjut kembali. Saat itu hanya kami turis lokal yang berenang di kedua kolam tersebut selebihnya adalah turis asing terutama dari Prancis dan Belanda mendengar bahasa yang mereka ucapkan.
Kolam utama ini memang terletak di tengah-tengah, airnya terlihat kehijauan karena dasar kolam yang beraksen hijau. Saya tidak berani memasuki area kolam utama, karena tidak mempunyai kemampuan berenang jadi hanya melakukan aktifitas berendam saja di kolam pertama di bawah pancuran. Mereka yang berenang umumnya sesudah itu bola matanya menjadi memerah, mungkin karena kandungan belerang yang terdapat di dalam airnya.
Adapun kolam air panas yang ketiga berada terpisah dari kolam kedua kolam yang lain. Terdapat pancuran di kolam ketiga dan tinggi pancuran kurang lebih 3 meter. Kolam ini tidak dalam, hanya sepinggang orang dewasa dan air pancuran yang jatuh lebih sering digunakan oleh pengunjung untuk memijat punggung belakang. Di kolam ini sering digunakan oleh turis lokal dan beberapa dari mereka membawa anak-anak. Saya sendiri tidak sempat merasakan siraman air dari pancuran yang lebih tinggi, padahal enak juga seperti dipijat.
Letak pura yang saya maksud di awal adalah di belakang kolam renang Air Panas Banjar, melampui beberapa anak tangga yang terbuat dari batu alam untuk mencapainya. Saya sempat mengintip isi pura tanpa masuk ke dalamnya. Suasana pura terlihat agak gelap karena sinar matahari tidak masuk terhalang pepohonan tinggi dengan daun rimbun di belakang pura. Beberapa sesajen yang disimpan di pintu pura dan di bagian dalam dikemas dalam daun janur yang sudah dirangkai, seperti ritual orang Hindu Bali pada umumnya.
Karena terlalu sering mengunjungi pura di berbagai tempat, saya tidak berniat masuk ke dalamnya selain itu tidak menggunakan pakaian yang pantas untuk memasuki pura. Akhirnya saya lanjutkan aktifitas berendam lalu duduk di sekitar kolam sambil memperhatikan orang-orang yang berenang di kolam utama. Tempat ini bagi saya tidak terlalu istimewa, hanya pemandian air panas biasa yang sayang dilewatkan saat berkunjung ke daerah Banjar karena dianggap tempat andalan daerah Banjar.
Ini adalah jalan menuju kolam setelah melalui pintu masuk dengan tarif tiket sebesar 10 ribu, jalan kecil dengan kiri kanan pohon-pohon rindang selain itu melalui beberapa anak tangga yang tidak merepotkan. Kurang lebih 20 meter mencapai kolam pemandian. Hawa sejuk terasa dan kondisinya cukup bersih serta terawat. Pemandian Air Panas Banjar cukup bertahan walau belum melakukam renovasi agar tampak lebih menarik, berada di kawasan alam yang menjadi daya jual Pemandian Air Panas Banjar.
Pemandian Air Panas Banjar sumber air panas alaminya yang dari Gunung Batukaru, dan sudah dipergunakan sejak zaman penjajahan Jepang. Banjar Holy Hot Spring ini lebih banyak dikunjungi oleh wisatawan yang menginap di kawasan Bali Utara seperti Lovina yang jarak tempuhnya lebih dekat, seperti yang kita ketahui Lovina terkenal dengan suguhan lumba-lumba di alam bebas, jika anda sudah di daerah ini baiknya jangan melewatkan tempat wisata Air Terjun Gitgit. Daerah Bali utara biasanya wisatawan yang datang ke Pulau Bali yang melalui jalur darat lewat Pelabuhan Gilimanuk.
Menjelalah Pulau Bali memang tidak pernah ada habisnya, pedesaaannya yang natural dan mempesona ditambah dengan andalan pantainya yang kaya raya. Mencari hal yang menarik dan mengunjungi daerah atau tempat wisata yang jarang dikunjungi adalah hal yang seru, dan Pemandian Air Panas Banjar yang baru pertama kali saya kunjungi menambah daftar destinasi wisata di daerah utara. Saran saya jika anda ingin mengunjungi Pemandian Air Panas Banjar, cara yang ideal adalah dengan menyusun jadwal tur khusus mengunjungi kawasan Bali Utara dan bermalam sekitaran kawasan ini, sehingga waktu tempuh bisa lebih efesien. Selamat mencoba.
Pemandian Air Panas Banjar/Holy Hot Springs
Jalan Banjar, Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali 81152, Buka setiap hari dari pukul 08.00 – 18.00 WITA. Harga tiket masuk Rp 10.000 dewasa dan Rp 5.000 anak-anak.Label: Bali, Buleleng, Vinny Soemantri, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.