Sebenarnya di dalam kawasan Taman Nasional ini masih ada satu lagi air terjun lain, yaitu Air Terjun Jenggala, tapi aksesnya tak mudah. Untuk sampai di air terjun yang satu ini, kita harus memiliki ketrampilan yang cukup, juga perlengkapan lengkap untuk memanjat.
Karena tingkat kesulitannya itu maka kami hanya sampai di Air Terjun Tiu Kelep saja. Letak Air Terjun Tiu Kelep memang agak tersembunyi di dalam hutan lindung. Oleh sebab itu ketika kita akan masuk ke dalam kawasan air terjun biasanya penjaga loket akan menawarkan seorang penunjuk jalan untuk sampai di Air Terjun Tiu Kelep.
Jalan setapak menuju Air Terjun Tiu Kelep dengan wangi lumut yang kuat. Awal perkenalan saya dengan Air Terjun Tiu Kelep terjadi pada tahun 2007, dengan ditemani oleh seorang pencari kayu bakar yang saya temui di jalur ke arah Air Terjun Tiu Kelep secara tidak sengaja.
Tahun itu, ketika saya berkunjung ke kawasan air terjun ini, hari masih pagi. Saya tidak tahu sama sekali kalau ada air terjun lain selain Sendang Gila, karena pada saat saya sampai di kawasan air terjun loket penjualan karcisnya masih ditutup dan belum ada petugas yang datang. Saat itu juga belum ada petunjuk nama-nama air terjun yang ada di kawasan itu.
Nama Tiu Kelep sendiri diambil dari bahasa Sasak, Tiu yang berarti pusaran, dan Kelep artinya luapan. Jadi Tiu kelep artinya pusaran air yang meluap. Jalan menuju Air Terjun Tiu Kelep memang agak sedikit susah tapi masih dalam bilangan wajar, malah terbilang menyenangkan. Hutan di kawasan ini termasuk hutan basah tadah hujan, salah satu jenis hutan yang paling saya suka.
Hutan cantik dengan peri-peri hutan nan jelita diambil dalam perjalanan ke Air Terjun Tiu Kelep.
Bau khas lumut hutan basah sangat kuat tercium. Jika sedang musim kopi, wangi bunga kopi akan tersebar di saentero hutan. Baunya sangat menyegarkan, dan saya amat sangat menyukai aromanya. Salah satu ciri khas hutan basah adalah tumbuhan dan bunganya juga lebih beraneka ragam. Hutan menuju Air Terjun Tiu Kelep termasuk salah satu hutan cantik yang ada di Indonesia.
Saat menuju Air Terjun Tiu Kelep kami melewati sebuah kanal yang dibangun pada tahun 1978 oleh Ketua Suku Sasak, dibantu masyarakat setempat. Fungsi kanal ini adalah sebagai irigsi untuk mengairi ratusan hektar persawahan penduduk Desa Senaru, dan airnya berasal dari Air Terjun Tiu Kelep.
Jalan menuju Air Terjun Tiu Kelep sedikit naik turun dan melewati sungai dengan batu-batu besar. Kami juga melewati jalan setapak yang dinaungi pohon-pohon rimbun yang cantik.
Beberapa pohon besar yang tumbang di tengah jalan menambah keindahan pemandangan dalam perjalanan ini. Jalan menuju Air Terjun Tiu Kelep memang sangat mempesona sekali, meski sedikit sulit dan melelahkan, namun harga yang dibayar begitu melihat kecantikan air terjun sangat sebanding. Akar pohon tumbang mempercantik hutan menuju Air Terjun Tiu Kelep
Pastikan jika ingin mengunjungi tempat ini, agar selalu memakai sendal gunung atau sepatu gunung. Jangan seperti kami, yang hanya memakai sandal jepit seadanya, karena memang tempat ini tidak masuk dalam skenario awal perjalanan, jadi perlengkapan kamipun hanya seadanya saja. Karena memakai sandal jepit, kaki Aling sempat sobek tersandung batu saat kami menyebrangi sungai. Untungnya tidak terlalu parah, jadi perjalanan tetap kami lanjutkan.
Buat Priska dan Uthe perjalanan seperti ini mungkin sudah biasa karena sejak umur 1 tahun mereka sudah dibawa jalan mblusuk masuk keluar hutan di Gunung Salak. Tapi buat Aling dan Anna ini adalah perjalanan perdana mereka masuk keluar hutan. Jadi begitu melihat Air Terjun Tiu Kelep, wajah letih mereka berdua langsung sirna. Yang terucap cuma “wooow bagus ya” berulang ulang....
Wajah-wajah sukacita ketika pertama kali melihat Air terjun Tiu Kelep.
Tidak seperti di Sendang Gila, disini saya memperbolehkan Priska untuk mandi di bawah air terjun, karena memang kolam disini tidak terlalu dalam. Hanya sekitar 1 meter, jadi cukup aman bagi pengunjung yang ingin berenang di dalamnya. Saya membiarkan empat sekawan main air sepuasnya di bawah pancuran Air terjun Tiu Kelep, dan sepertinya mereka sangat menikmati sekali, meski airnya cukup dingin.
Konon menurut cerita penduduk setempat, setiap kali kita berenang di balik air terjun utama Tiu Kelep, kita akan menjadi satu tahun lebih muda. Mungkin itu sebabnya saya terlihat awet muda ya, karena saya sudah berkali kali mandi di air terjun ini.
Air Terjun Tiu Kelep dikelilingi batu-batu cadas berbentuk cekungan. Jika beruntung, pantulan air yang mengenai batu akan membias dan jika terkena sinar matahari. Refleksinya akan membentuk pelangi warna warni yang mempesona.
Pada kunjungan yang pertama di tahun 2007 saya sempat melihatnya, dan sangat menawan. Sayang sekali kali ini kami kurang beruntung, karena saat itu hari sedikit mendung. Pelangi juga merupakan salah satu pesona dari Air Terjun Tiu Kelep bagi wisatawan asing.
Saat kembali pulang, saya ingin mengambil jalan pintas dengan melewati kanal sepanjang 200 meter yang dibangun untuk irigasi, dengan ketinggian sekitar 2 meter dan lebar 1 meter. Tapi ternyata Priska tidak memiliki cukup nyali untuk melewati terowongan yang sedikit gelap ini, meski memakai lampu senter. Jadi kesempatan untuk melewati terowongan ini saya batalkan.
Tahun 2010 saya pernah melewati terowongan ini bersama Indra, Tia dan Valen, dan sangat menyenangkan berjalan diatas air dingin yang mengalir dibawah kaki, sambil meraba-raba. Pokoknya seru sekali. Karena acerita itulah Uthe menjadi penasaran untuk melewati terowongan itu pada saat kunjungan berikutnya.
Tempat wisata air terjun ini sebenarnya sudah cukup baik, hanya saja masih perlu sedikit sentuhan dari pemerintah lokal. Seperti toilet dan tempat sampah, yang masih sangat kurang. Toiletnya sudah cukup banyak, ada 6 pintu, tapi sayangnya semua pintu tidak ada yang berfungsi dengan baik.
Tempat sampah juga hanya ada di Sendang Gila saja. Itu pun cuma beberapa saja. Tapi untungnya kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya sudah cukup baik, sehingga tempat ini terlihat cukup bersih, baik di Air Terjun Sendang Gila maupun jalan setapak yang kami lalui saat menuju Air Terjun Tiu Kelep. Kami tidak menemukan sampah yang berserakan di jalan, meski itu selembar bungkus permen. Terima kasih buat mereka yang sudah mau menjaga keindahan dan kebersihan hutan ini. Catatan : travelog ini ditulis oleh Decyca Saune (R.I.P.).
Air Terjun Tiu Kelep Lombok Utara
Alamat : Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Rujukan : Tempat Wisata di Lombok Utara.Label: Air Terjun, Decyca Saune, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.