Seingat saya, ini adalah pertama kali saya melihat secara langsung penampilan Balawan di atas panggung, dalam sebuah slot pertunjukan di Java Jazz 2007. Sudah lama memang, namun sayang saja jika beberapa foto Balawan yang saya sempat ambil saat itu hanya tersimpan di dalam hard disk.
Tak ingat benar kapan pertama kali saya mendengar nama Balawan, musisi asal Bali yang naman lengkapnya adalah I Wayan Balawan ini. Mungkin lewat desau angin yang membisikkan nama pria yang lahir di Bali pada 9 September 1973 itu. Balawan adalah salah satu pemain gitar terhebat yang pernah dimiliki di negeri ini.
Pada masa itu peran media sosial belum lagi sedahsyat saat ini, dan sumber informasi utama umumnya adalah dari berita di koran, majalah mingguan, TV, dan kadang tabloid, koran lebar yang terbitnya mingguan. Setidaknya nama Balawan tidak lagi asing di telinga ketika saya mencari panggung dimana ia tampil untuk menontonnya.
Gaya Balawan ketika tengah bermain elektrik gitar yang diletakkan pada posisi mendatar dengan teknik tapping, sementara gitar utamanya ia selempangkan pada bahunya. Seingat saya di Java Jazz waktu itu Balawan belum lagi menggunakan double neck guitar, dan oleh sebab itulah dia membuat penampilan permainan seperti tampak pada foto.
Nama Balawan sangat lekat sebagai gitaris Batuan Ethnic Fusion, dengan kemampuannya bermain secara mengagumkan menggunakan delapan jari-jari di dua tangannya sekaligus pada double neck guitar yang dikenal sebagai 8 Fingers Touch Style technique atau Touch-Tapping Style. Selain jemarinya bisa bermain secara independen di fret gitar, kecepatan gerakan jemarinya pun sangat tinggi dan karenanya ia didapuk sebagai gitaris tercepat di Indonesia.
Di Java Jazz waktu itu, Balawan bermain bersama seorang pemain drum dan pemain bass gitar. Formasi ini yang membuatnya menggunakan nama Balawan Trio. Balawan juga bermain di jam dan panggung berbeda bersama musisi lain memakai nama Balawan Bifan Duo, Balawan Bifan Trio feat Didiet Violin, Trisum (Dewa Budjana, Tohpati, Balawan), Balawan & Batuan Ethnic, dan Guitar Extravaganza (Kiboud M, Lee R, Vinny V, Jack Lee, Balawan, Dion, Nanda)
Sejak kecil Balawan telah terbiasa mendengarkan musik, utamanya gamelan Bali, dan meskipun sejak umur 8 tahun ia sudah mulai belajar bermain gitar secara otodidak, namun baru pada umur 14 tahun ia bergabung dengan beberapa orang temannya membentuk sebuah grup band untuk memainkan musik rock.
Balawan kemudian belajar musik jazz di the Australian Institute of Music di Sydney, dan selagi sekolah ia memperoleh beasiswa untuk belajar selama tiga tahun sehingga total ia belajar sekitar 5 tahun di Sydney. Di sana namanya mulai terkenal karena bakatnya yang luar biasa dalam memainkan gitar dan musik Jazz. Setelah mendapatkan Diploma of Music pada tahun 1997, Balawan pulang ke Bali dan membentuk Batuan Ethnic Fusion yang menggabungkan gamelan Bali dengan instrumen musik Barat.
Album pertamanya yang diberi judul "Balawan" dirilis pada tahun 1997 oleh sebuah perusahaan Jerman bernama the Acoustic Music Label. Dua tahun kemudian ia merilis album kedua berjudul "GloBALIsm" menggunakan label Chico&Ira production, dan terakhir ia merilis album solonya yang berjudul "Magic Fingers" dengan memakai label the Sony-BMG Music Indonesia.
Selain bermain di Bali dan berbagai di berbagai daerah lainnya di Indonesia, Balawan juga kerap bermain di luar negeri, terutama Jerman dan Norwegia, berkolaborasi dengan berbagai musisi mancanegara. Pada tahun 2011 Balawan juga tampil di the 16th Other Minds festival di San Francisco.
Tak ingat benar kapan pertama kali saya mendengar nama Balawan, musisi asal Bali yang naman lengkapnya adalah I Wayan Balawan ini. Mungkin lewat desau angin yang membisikkan nama pria yang lahir di Bali pada 9 September 1973 itu. Balawan adalah salah satu pemain gitar terhebat yang pernah dimiliki di negeri ini.
Pada masa itu peran media sosial belum lagi sedahsyat saat ini, dan sumber informasi utama umumnya adalah dari berita di koran, majalah mingguan, TV, dan kadang tabloid, koran lebar yang terbitnya mingguan. Setidaknya nama Balawan tidak lagi asing di telinga ketika saya mencari panggung dimana ia tampil untuk menontonnya.
Gaya Balawan ketika tengah bermain elektrik gitar yang diletakkan pada posisi mendatar dengan teknik tapping, sementara gitar utamanya ia selempangkan pada bahunya. Seingat saya di Java Jazz waktu itu Balawan belum lagi menggunakan double neck guitar, dan oleh sebab itulah dia membuat penampilan permainan seperti tampak pada foto.
Nama Balawan sangat lekat sebagai gitaris Batuan Ethnic Fusion, dengan kemampuannya bermain secara mengagumkan menggunakan delapan jari-jari di dua tangannya sekaligus pada double neck guitar yang dikenal sebagai 8 Fingers Touch Style technique atau Touch-Tapping Style. Selain jemarinya bisa bermain secara independen di fret gitar, kecepatan gerakan jemarinya pun sangat tinggi dan karenanya ia didapuk sebagai gitaris tercepat di Indonesia.
Di Java Jazz waktu itu, Balawan bermain bersama seorang pemain drum dan pemain bass gitar. Formasi ini yang membuatnya menggunakan nama Balawan Trio. Balawan juga bermain di jam dan panggung berbeda bersama musisi lain memakai nama Balawan Bifan Duo, Balawan Bifan Trio feat Didiet Violin, Trisum (Dewa Budjana, Tohpati, Balawan), Balawan & Batuan Ethnic, dan Guitar Extravaganza (Kiboud M, Lee R, Vinny V, Jack Lee, Balawan, Dion, Nanda)
Sejak kecil Balawan telah terbiasa mendengarkan musik, utamanya gamelan Bali, dan meskipun sejak umur 8 tahun ia sudah mulai belajar bermain gitar secara otodidak, namun baru pada umur 14 tahun ia bergabung dengan beberapa orang temannya membentuk sebuah grup band untuk memainkan musik rock.
Balawan kemudian belajar musik jazz di the Australian Institute of Music di Sydney, dan selagi sekolah ia memperoleh beasiswa untuk belajar selama tiga tahun sehingga total ia belajar sekitar 5 tahun di Sydney. Di sana namanya mulai terkenal karena bakatnya yang luar biasa dalam memainkan gitar dan musik Jazz. Setelah mendapatkan Diploma of Music pada tahun 1997, Balawan pulang ke Bali dan membentuk Batuan Ethnic Fusion yang menggabungkan gamelan Bali dengan instrumen musik Barat.
Album pertamanya yang diberi judul "Balawan" dirilis pada tahun 1997 oleh sebuah perusahaan Jerman bernama the Acoustic Music Label. Dua tahun kemudian ia merilis album kedua berjudul "GloBALIsm" menggunakan label Chico&Ira production, dan terakhir ia merilis album solonya yang berjudul "Magic Fingers" dengan memakai label the Sony-BMG Music Indonesia.
Selain bermain di Bali dan berbagai di berbagai daerah lainnya di Indonesia, Balawan juga kerap bermain di luar negeri, terutama Jerman dan Norwegia, berkolaborasi dengan berbagai musisi mancanegara. Pada tahun 2011 Balawan juga tampil di the 16th Other Minds festival di San Francisco.
Balawan di Java Jazz
Lokasi : JCC Senayan, Jakarta Pusat. Nomor Telepon Penting, Peta Wisata Jakarta, Rute Lengkap Jalur Busway TransJakarta, Tempat Wisata di Jakarta.Sponsored Link
Sponsored Link
Sponsored Link
Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.