Apakah Metaverse Itu? Begitulah pertanyaan yang mengambang di kepala dalam beberapa hari terakhir ini, oleh sebab "mahluk" ini, konon, akan mengubah kebiasaan dan perilaku manusia dalam beberapa tahun mendatang, dan tahun-tahun itu sudah sangat dekat.
Pada tanggal 28 Oktober 2021 lalu, Mark Zuckerberg mengumumkan bahwa Facebook sebagai sebuah perusahaan mengubah namanya menjadi Meta, sebagai pengendali Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Oculus VR. Yang disebut terakhir adalah perusahaan yang memproduksi perangkat keras VR (Virtual Reality), yang dibutuhkan orang untuk mengakses metaverse.
Perbedaan antara VR dan AR (Augmented Reality) adalah pada perangkat yang dibutuhkan dan pengalaman yang menyertainya. Jika AR menggunakan pengaturan dunia nyata sedangkan VR sepenuhnya virtual. VR memakai headset, dan AR bisa diakses dengan menggunakan smartphone. AR meningkatkan dunia virtual dan nyata sedangkan VR hanya meningkatkan realitas virtual.
Adalah sebuah postingan di TikTok yang pertama kali memperkenalkan saya lebih lanjut tentang metaverse ini, dan bahwa adalah Facebook dan Microsoft yang saat ini tengah bersaing ketat untuk mengembangkan platform virtual yang bisa menggantikan internet untuk berinteraksi, berkomunikasi, berkolaborasi, berdagang jasa dan produk, dan banyak hal lainnya.
Menariknya, Google tampaknya mengambil arah yang berbeda dengan yang diambil oleh Meta (Facebook) dan Microsoft. Google yang gagal di sosial media melawan dominasi Meta pada Facebook, Instagram dan WhatsApp, tidak hendak masuk di area dimana mereka lemah, dan memilih untuk fokus mengembangkan AR, yang mereka memang kuat di sana.
Google bisa berkilah bahwa AR lebih pas dengan visi mereka oleh sebab AR bisa beradaptasi dan meningkatkan kehidupan nyata Anda, sedangkan metaverse mengharuskan Anda untuk mempelajari dan hidup di dunia meta dengan tujuan akhir untuk menghabiskan waktu Anda di dalam dunia virtual itu mulai dari kehidupan pribadi hingga pekerjaan.
Sementara itu Apple dikabarkan akan merilis reality headset campuran (augmented + virtual) pada paruh akhir 2022 atau awal 2023, sedangkan Apple Glasses baru akan tersedia antara tahun 2023 - 2025. Perangkat Apple itu, bersama dengan headset premium Meta (Facebook), dapat berfungsi sebagai kit pengembang dengan passthrough kamera yang akan meniru pengalaman dalam membangun pada kacamata AR.
Semua ini barangkali bermula dari Neal Stephenson, seorang penulis fiksi ilmiah, yang menciptakan istilah "metaverse" dalam novel Snow Crash di tahun 1992. Ia menghadirkan dunia virtual 3D di mana orang-orang, yang direpresentasikan sebagai avatar, dapat berinteraksi satu sama lain serta juga dengan mahluk-mahluk artifisial cerdas.
Gambaran tentang metaverse sebenarnya sudah bisa dilihat pada Ready Player One. Film sangat memikat yang luncur di Indonesia pada 28 Maret 2018 ini bercerita tentang seorang pencipta dunia virtual reality bernama OASIS, yang ketika meninggal ia merilis video yang isinya menantang para pengguna OASIS untuk menemukan sebuah telur tersembunyi dengan hadiah sangat besar bagi siapa yang berhasil menemukannya.
Melalui serangkain misteri yang harus dipecahkan secara "out of the box thinking", Wade Watts adalah orang yang berhasil menemukan petunjuk pertama dan lalu berlomba bersama beberapa orang temannya dengan melewati berbagai tantangan dan marabahaya untuk menemukan telur tersembunyi itu, dengan akhir kisah yang tak terduga.
Orang bilang, representasi paling dekat untuk metaverse yang ada saat ini adalah Roblox, dimana para pemain bisa memakai Roblox untuk membuat game sendiri atau memainkan game yang dibuat orang lain, atau merancang ulang bangunan yang ada di sekitar tempat tinggal mereka secara virtual, dan 48 juta pengguna lainnya bisa ikut bergabung bersamanya.
Roblox, yang awalnya bernama DynaBlocks, dibuat oleh David Baszucki dan Erik Cassel pada 2004, Namanya diganti menjadi Roblox pada 2005 agar mudah diingat. Roblox bisa dimainkan di platform Microsoft Windows, Android, iOS, Xbox One, macOS, dan Fire OS. Yang disebut terakhir adalah sistem operasi seluler berdasar Android Open Source Project, yang dibuat oleh Amazon untuk tablet Fire, speaker pintar Echo, dan perangkat Fire TV.
Mark Zuckerberg, CEO Meta, dikutip sebagai mengatakan bahwa ia memperkirakan perlu waktu 5 hingga 10 tahun sebelum fitur utama metaverse bisa menjadi mainstream. Tapi sejumlah infrastruktur untuk metaverse saat ini sudah ada, sepertu broadband ultra-cepat, headset realitas virtual, dan dunia online yang selalu aktif sepanjang hari.
Meta sendiri telah melakukan investasi signifikan dalam VR, termasuk akuisisi Oculus pada 2014. Dunia virtual dalam metaverse versi Meta adalah dunia di mana avatar digital seseorang terhubung dengan avatar digital para pengguna lainnya, baik di pekerjaan, perjalanan, hiburan, atau apa pun itu kecuali mungkin berhubungan badan, dengan menggunakan headset VR.
Sementara itu Microsoft sudah menggunakan hologram dan sedang mengembangkan aplikasi mixed and extended reality (XR) dengan platform Microsoft Mesh-nya, yang menggabungkan dunia nyata dengan augmented reality dan virtual reality.
Awal bulan November 2021 ini, Microsoft memamerkan rencananya untuk menghadirkan realitas campuran termasuk hologram dan avatar virtual ke Microsoft Teams pada tahun 2022. Untuk tahun depan, Microsoft juga sedang mengerjakan ruang terhubung virtual 3D yang dapat dijelajahi untuk ritel dan tempat kerja.
Kabarnya Angkatan Darat A.S. saat ini juga bekerja dengan Microsoft dalam pemakaian headset augmented reality Hololens 2 bagi para tentara untuk berlatih, melatih ulang, dan bertarung. Selain itu, Xbox Live besutan Microsoft juga ditengarai telah mampu menghubungkan jutaan gamer di seluruh dunia.
Ke mana kah Anda dan saya akan bermigrasi dari dunia internet yang kita kenal hari ini, akankah ikut dalam gerbong Meta, Microsoft, Google, Apple, atau yang lainnya? Boleh jadi kita akan masuk ke dalam semua dunia baru itu, dengan lebih banyak mengorbankan lagi waktu berharga kita di dunia nyata.
Label:
Metaverse,
Virtual Reality
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.