November 15, 2021

Opung Luhut di Deddy Corbuzier Podcast

Jika belum mendengar atau melihatnya, akan jauh lebih afdol untuk mendengar atau melihat sendiri isi podcast Deddy Corbuzier bersama opung Luhut Binsar Panjaitan, pensiunan jenderal Kopassus yang menjadi salah satu orang kepercayaan Presiden Joko (Jokowi) Widodo.

Kekesalan terhadap keharusan tes PCR untuk naik pesawat terbang, padahal tidak ada lagi keharusan itu untuk perjalanan kereta api dan moda transportasi lain, akhirnya menyeret nama LBP yang kemudian malah dituduh ikut bermain bisnis PCR dan mengambil keuntungan dari penderitaan rakyat.

Itu lantaran nama si opung tercantum sebagai pemegang saham PT Genomik Solidaritas Indonesia (PT GSI), yang didirikan oleh beberapa temannya untuk membantu pelayanan tes PCR ketika kondisi pandemi sedang parah-parahnya. Pada saat yang sama nama Eric Thohir ikut pula terseret, meski kaitannya ke bisnis PCR jauh. Belakangan keharusan itu diubah menjadi harus test pcr atau tes antigen.


Sialnya, serangan bukan hanya datang dari para pembenci Jokowi, para musuh politik dan mereka yang kepentingan busuknya terganggu karena langkah berani pemerintahan, namun justru juga datang dari sebagian pendukung fanatik Jokowi sendiri. Kekesalan memang sering membuat orang kalap dan mudah terjerembab ke dalam praduga buruk.

Jadi, simaklah dulu, atau simaklah lagi jika sudah menonton, isi podcast Deddy Corbuzier dengan opung LBP, yang memang sebenarnya tak perlu ada penjelasan dan catatan kakinya lagi. Isinya sudah lebih dari cukup untuk menjawab segala dugaan dan prasangka buruk orang terhadap LBP, plus bonus petuah yang bisa merubah garis hidup seseorang.

Bagian yang berkesan, selain penjelasannya yang lugas soal keterlibatannya di PT GSI, adalah ketika ia menyinggung soal gugatannya terhadap HA yang membuat siapa pun mestinya akan paham, mengapa si opung harus melakukan itu.

Memang harus, karena jika tidak ia lakukan maka perkara yang diributkan itu akan terus menjadi catatan buruk yang dilekatkan kepada dirinya sampai kapan pun. Opung sama sekali tak takut dengan apa pun, selagi ia benar, ke langit ke-7 pun akan ia kejar. Tapi kalau salah, ia tak akan segan meminta maaf. Ini sikap petarung yang berahlak.

Bagian lain yang juga sangat oke adalah ketika opung "menempeleng" majalah Tempo, yang banyak tulisannya sekarang memang sudah jauh dari slogan 'enak dibaca, dan perlu' yang dulu menjadikannya sebagai majalah mingguan dengan tingkat kredibilitas tinggi dan karenanya dihormati. Opung sudah mewakili kekesalan banyak orang yang juga sudah malas membaca majalah itu lagi.

Tak kalah menariknya adalah testimoni opung Luhut tentang bagaimana para pemimpin dunia, setidaknya empat orang penting yang ia temui bersama Pak Jokowi belakangan ini, yang begitu menghargai dan menghormati pak Jokowi, bahkan MBZ telah menganggap pak Jokowi sebagai saudaranya sendiri.

Kredibilitas dan penghormatan terhadap pak Jokowi saya kira tak lepas dari karakter beliau sendiri, dan tindakan berani yang beliau telah lakukan yang sudah pasti tidak lepas dari perhatian para pemimpin dunia yang disampaikan kepada mereka melalui saluran diplomatiknya masing-masing.

Sebut saja ketiadaan kepentingan pribadi pak Jokowi dalam memimpin bangsa ini, membuatnya bersih dari isu korupsi. Anak-anaknya dan keluarganya tak ada yang berbisnis dengan negara, yang kalau mau bisa saja menghasilkan triliunan rupiah dengan sangat mudah. Mereka memilih jualan martabak dan pisang.

Gibran dan Bobby pun memilih untuk memulai karir politiknya dari walikota lewat pemilihan rakyat, tanpa dukungan politik dan finansial dari bapak atau mertuanya. Itu saja sudah cukup untuk membuat para pemimpin dunia respek kepada pak Jokowi.

Lebih-lebih lagi ketika pemerintahan pak Jokowi dengan sangat berani membubarkan HTI, dan kemudian FPI, tanpa menimbulkan riak berarti yang tentu membuat mereka semakin respek pada beliau. Kuatnya kemauan pak Jokowi untuk memajukan negara dan bangsa ini benar-benar telah diuji dan terbukti dengan keberhasilan untuk menguasai saham mayoritas Freeport, mengambil alih Blok Mahakam, dan Blok Rokan, serta keteguhannya untuk terus merealisasikan pembuatan smelter dan kilang minyak yang bisa menghemat devisa negara dalam jumlah yang sangat berarti.

Belum lagi keberaniannya menghadapi gugatan Uni Eropa terhadap kebijakannya untuk melarang ekspor nikel mentah, yang selain memang penting untuk hilirisasi dan berhenti menjual bahan mentah murah, juga sebagai balasan atas sempat dipersulitnya ekspor minyak sawit ke negara-negara di sana itu.

Respek terhadap pak Jokowi oleh para politisi dunia tidak diberikan kepadanya secara gratis, namun diperolehnya lewat konsistensi kekuatan karakternya serta hasil kerja nyata, dan kelenturannya dalam menjalin koalisi serta membuat mati kutu para lawan politiknya dengan caranya sendiri yang tak mudah dimiliki oleh orang lain.

Bonus dari obrolan si opung dengan om Deddy adalah nasihatnya kepada anak muda, agar punya karakter, menjadi dirinya sendiri, dan selalu berbuat baik. Oleh sebab sebaik-baiknya doa adalah adalah berbuat kebaikan dan bermanfaat buat orang lain.

Nasihat itu sekaligus tamparan buat mereka yang gemar sekali menghina pak Jokowi, merendahkan prestasi kerjanya, bahkan tak malu menyebar fitnah serta berita bohong, yang terus diulang-ulang, tanpa sadar bahwa yang mereka rusak adalah reputasi mereka sendiri, bukan pak Jokowi.

Padahal banyak diantara mereka adalah orang beragama, namun ahlaknya sungguh sangat rendah, parah. Melenceng sangat jauh dari ajaran agama, meski memang banyak juga politisi busuk yang tanpa malu membungkus ambisinya dengan tunggangan agama.

Menunggangi agama memang cara yang paling mudah, dan murah buat mereka, namun sangat mahal ongkosnya buat negara ini oleh karena merusak persatuan dan kedamaian negeri. Namun politisi kolor ijo itu mana peduli, karena semakin kacau sebuah negara akan semakin leluasa mereka merampok kekayaannya.

Begitulah, dan kita patut berterima kasih kepada opung Luhut dan om Deddy yang telah memberi pencerahan yang mampu menjernihkan yang keruh, mengurai yang kusut, dan menghentikan isu liar yang sengaja ditiup dan dibesar-besarkan untuk menggoyang kepercayaan kepada pemerintah, khususnya kepada pak Jokowi.

Akhir tulis, hanya Allah yang Mahatahu dan Mahabenar. Terima kasih ya Dul telah membaca remahan mendoan ini, dan sampai bertemu dengan tulisan nirfaedah berikutnya, salim.
Label: Deddy Corbuzier, Inspirasi, Jokowi, Politik
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.

aroengbinang, seorang penyusur jalan.
Traktir BA secangkir kopi? Scan via 'Bayar' GoPay.