Malam Cap Go Meh merupakan malam pertama Bulan Pumama dalam Tahun Imlek yang Baru. Dalam kehidupan sehari-hari dikenal hidangan khusus pada waktu Cap Go Meh yaitu Lontong Cap Go Meh dan Mie Panjang Umur (menurut Tradisi di Klenteng Hok Tek Bio Purwokerto).
Cap Go Meh juga dikenal dengan istilah Gwan Siau. Gwan singkatan dari Siang Gwan yang artinya bulan pertama tanggal 15. Gwan Meh artinya "malam tanggal 15". Cap Go artinya 15. Meh artinya malam. Cap Go Meh artinya malam tanggal 15. Yaitu malam tanggal 15 bulan pertama Imlek.
Sembahyang Cap Go Meh disebut Sembahyang Syukur kepada Thian (Tuhan YME) saat Siang Gwan / Gwan Siau (Malam Pumama) karena saat itu merupakan saat mulai diturunkannya berkah kehidupan, keselamatan dan kescjahteraan bagi segenap umat manusia.
Perayaan ini juga disebut Shang-Yuan (Siang Gwan) untuk merayakan Se-Jit salah satu San-Guan Da-Di (Tiga Penguasa Alam: Langit, Bumi, Air) yaitu Tian-Guan (Penguasa Langit). Tian Guan turun ke dunia untuk membagikan berkah pada setiap tanggal 15 bulan 1 Imlek, oleh karena itu beliau diberi gelar Shang Yuan Ci Fu Tian Guan Yi Ping Zi Wei Da Di, yang berarti Zi Wei Da Di adalah gelar Tian Guan, Tian Guan Yi Ping adalah penguasa langit pertama, pada waktu Shang Yuan turun membagi berkah (Ci Fu).
Wujud ungkapan rasa kegembiraan setelah selesai melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan Tahun Baru Imlek dituangkan pada malam tanggal 15. Malam ini ditandai dengan lampion dengan berbagai bentuk dan warna (terutama warna merah). Lampion berisikan sebatang lilin atau penerangan lainnya.
Perayaan Cap Go Meh merupakan pesta rakyat yang dilakukan di luar bangunan rumah, tidak seperti Perayaan Tahun Baru Imlek yang dirayakan di masing-masing rumah, yang berpusat di kelenteng dengan atraksi kebudayaan dan kesenian seperti liong, barongsay, samsi dan kesenian lainnya.
Di kelenteng tertentu juga dimeriahkan dengan kirab gotong Toapekong yang diarak keliling kota, melambangkan perluasan lingkungan dan jagad baru. Upacara kirab ini adalah arak-arakan ritual yang bertujuan untuk meruwat alam lingkungan setempat untuk menolak bala, wabah untuk diganti dengan pembaharuan, kesuburan, dan ketertiban serta memberikan pengayoman.
Dalam sejarah, perayaan ini telah dilakukan sejak dinasti Han. Dan pada zaman dinasti Tang dan Song menjadi lebih semarak lagi karena dimeriahkan dengan pesta lampion. Bangsawan dan orang-orang kaya berlomba memasang lampion untuk memamerkan gengsinya.
Mereka juga meluapkan kegembiraan karena negeri mulai aman dengan berdirinya kerajaan atau dinasti baru. Pada masa itu pesta lampion berlangsung selama lima hari, oleh karena itu pesta ini juga dinamai Deng-Jie (Festival Lampion).
Makna Sembahyang Cap Go Meh
Siang Gwan merupakan hari pertama Tuhan Khalik menyatakan sifat Mahakasih dan Mahasempurna. Thian memiliki sifat Gwan (Mahasempurna) artinya yang Mahasempurna Khalik atau Pencipta alam semesta, Hing (Mahameliputi) artinya Maha Meliputi, Menjalin, Menembusi yang ada dimanapun, Li (Maha Murah) artinya Yang Maha Murah, yang menurunkan rahmat, yang menjadikan orang menikmati hasil perbuatannya, yang menciptakan keserasian, kebahagiaan serta keberuntungan, Cing (Maha Kekal) artinya yang mempunyai Hukum Abadi.Sembahyang pada saat Gwan Siau atau Malam Purnama di bulan Cia-Gwee merupakan saat suci bagi segenap umat Tri Dharma, yang diliputi suasana bahagia dan gembira untuk melakukan sujud ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Pada saat ini juga dilakukan penghormatan besar kepada Para Suci (Sien Bing) yang dihayati sebagai perantara Thian menurunkan berkah dan rahmatnya.
Hari-hari suci yang melambangkan kasih Tuhan yang patut dimuliakan yaitu:
Siang Gwan (Cia-Gwee Cap go / Cap Go Meh)
Tiong Gwan (Cit-Gwec Cap Go)
He Gwan (Cap-Gwee Cap Go) [bersambung ke Makna Hari Ceng Beng]
Label: Kelenteng, Tradisi
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.