Adapun Sunah Muakkad atau Sunnah Muakkadah adalah sunah yang ditegaskan atau dikuatkan (confirmed sunnah), dan karenanya sangat dianjurkan untuk dilakukan, oleh sebab Nabi Muhammad SAW selalu melakukannya secara teratur dan nyaris tidak pernah meninggalkannya.
Selain Sunah Muakkad ada pula Sunah Ghairu Muakkad. Keduanya merupakan Salat Rawatib, yaitu salat sunah yang tidak dianjurkan untuk dilakukan secara berjamaah, atau lebih baik dilakukan sendirian saja. Sunah digolongkan sebagai Ghairu Muakkad jika Nabi Muhammad SAW kadang melakukannya dan kadang tidak.
Syekh Zainuddin Al-Malibary dalam kitab Fathul Muin menyebutkan bahwa Salat Rawatib berjumlah 20 (dua puluh) rakaat dalam sehari, dimana 10 diantaranya merupakan Sunah Muakkad, yaitu 2 sebelum Salat Subuh, 2 sebelum Salat Dzuhur, 2 setelah Salat Dzuhur, 2 setelah Salat Maghrib dan 2 rakaat lagi setelah Salat Isya.
Waktu Terbaik Salat Duha
Rentang waktu untuk melakukan Salat Duha adalah sekitar 20 menit setelah matahari terbit hingga sebelum masuk waktunya Salat Dzuhur.Menurut HR Imam Muslim:
"Diriwayatkan dari Zaid bin Arqam radliyallahu ‘anh, sungguh ia pernah melihat segolongan orang melakukan Salat Duha, lalu ia berkata: ‘Tidakkah kalian tahu, bahwa salat dalam waktu ini lebih utama? Sungguh Rasulullah SAW bersabda: ‘Shalat kaum awwâbîn (Salat Duha) adalah saat kaki anak-anak unta merasakan panasnya bumi karena terik matahari’".
Bisa diartikan bahwa waktu yang lebih utama untuk melakukan Salat Duha adalah pada saat sinar Matahari sudah mulai terasa panas, yang dalam fiqih ‘setelah melewati seperempat siang’ atau sekitar jam 9 pagi.
Ini dimaksudkan agar supaya dalam setiap seperempat siang tidak kosong dari melakukan salat, yaitu mulai Salat Subuh, Salat Duha, Salat Dhuhur, dan Salat Ashar.
Tata Cara Salat Duha
Salat Duha bisa dilakukan dengan 2 rakaat hingga paling banyak 12 rakaat, artinya bisa dilakukan dengan 2, atau 4, atau 6, atau 8, atau 10, atau 12 rakaat. Salat Duha tidak boleh dilakukan lebih dari 12 rakaat dan tidak boleh kurang dari 2 rakaat.Tata cara Salat Duha sama saja dengan melakukan salat sunah lainnya. Hanya saja ada bacaan surat yang dianjurkan setelah membaca Surah al-Fatihah, yaitu Surah asy-Syams di rakaat pertama dan Surah ad-Dhuha di rakaat kedua, atau Surah al-Kafirun di rakaat pertamadan Surah al-Ikhlas di rakaat kedua.
Bisa pula membaca Surah asy-Syams dan Surah al-Kafirun di rakaat pertama, dan membaca Surah ad-Dhuha dan Surah al-Ikhlas di rakaat kedua. Jika melakukan Salat Duha lebih dari dua rakaat, maka salat di rakaat berikutnya dianjurkan membaca Surah al-Kafirun di rakaat pertama dan Surah al-Ikhlas untuk rakaat yang kedua.
Surah asy-Syams adalah sebagai berikut:
1
وَالشَّمْسِ وَضُحٰىهَاۖ
Wasy-syamsi wa duhaahaa
Demi matahari dan sinarnya pada waktu duha,
2
وَالْقَمَرِ اِذَا تَلٰىهَاۖ
wal-qamari izaa talaahaa
demi bulan saat mengiringinya
3
وَالنَّهَارِ اِذَا جَلّٰىهَاۖ
wan-nahaari izaa jallaahaa.
demi siang saat menampakkannya
4
وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشٰىهَاۖ
wal-laili izaa yagsyaahaa
demi malam saat menutupinya
5
وَالسَّمَاۤءِ وَمَا بَنٰىهَاۖ
was-samaa'i wa maa banaahaa.
demi langit serta pembuatannya
6
وَالْاَرْضِ وَمَا طَحٰىهَاۖ
al-ardi wa maa tahaahaa
demi bumi serta penghamparannya
7
وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰىهَاۖ
wa nafsiw wa maa sawwaahaa
dan demi jiwa serta penyempurnaannya
8
فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰىهَاۖ
fa alhamahaa fujuurahaa wa taqwaahaa.
lalu Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya
9
قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ
qad aflaha man zakkaahaa
sungguh beruntung orang yang menyucikannya
10
وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَاۗ
wa qad khaaba man dassaahaa
dan sungguh rugi orang yang mengotorinya
11
كَذَّبَتْ ثَمُوْدُ بِطَغْوٰىهَآ
Kazzabat samuudu bitagwaahaa
samud telah mendustakan karena mereka melampaui batas
12
اِذِ انْۢبَعَثَ اَشْقٰىهَاۖ
izimba‘asa asyqaahaa
ketika orang yang paling celaka di antara mereka bangkit
13
فَقَالَ لَهُمْ رَسُوْلُ اللّٰهِ نَاقَةَ اللّٰهِ وَسُقْيٰهَاۗ
fa qaala lahum rasuulullaahi naaqatallaahi wa suqyaahaa
Rasul Allah lalu berkata kepada mereka, "unta betina Allah ini beserta minumannya."
14
فَكَذَّبُوْهُ فَعَقَرُوْهَاۖ فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُمْ بِذَنْۢبِهِمْ فَسَوّٰىهَاۖ
fa kazzabuuhu fa ‘aqaruuhaa fa damdama ‘alaihim rabbuhum bizambihim fa sawwaahaa
namun, mereka kemudian mendustakannya dan menyembelih itu. Maka, Tuhan membinasakan mereka karena dosa-dosanya, lalu meratakan mereka
15
وَلَا يَخَافُ عُقْبٰهَا
wa laa yakhaafu ‘uqbaahaa
dia tidak takut terhadap akibatnya
Adapun Surah Ad-Duha adalah sebagai berikut:
1
وَالضُّحٰىۙ
Wad-duhaa
Demi waktu duha
2
وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ
wal-laili izaa sajaa
dan demi waktu malam apabila telah sunyi
3
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ
maa wadda‘aka rabbuka wa maa qalaa
Tuhanmu tidak meninggalkan dan tidak membencimu
4
وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰىۗ
wa lal-aakhiratu khairul laka minal-uulaa
sungguh, akhirat itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan
5
وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ
wa lasaufa yu‘tiika rabbuka fa tardaa
sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu sehingga engkau rida
6
اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاٰوٰىۖ
Alam yajidka yatiiman fa aawaa
bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi
7
وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ
Wa wajadaka daallan fa hadaa
mendapatimu sebagai seorang yang tidak tahu, lalu Dia memberimu petunjuk
8
وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ
wa wajadaka ‘aa'ilan fa agnaa
dan mendapatimu sebagai seorang yang fakir, lalu Dia memberimu kecukupan
9
فَاَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْۗ
Fa ammal-yatiima falaa taqhar
Terhadap anak yatim, janganlah engkau berlaku sewenang-wenang
10
وَاَمَّا السَّاۤىِٕلَ فَلَا تَنْهَرْ
wa ammas-saa'ila falaa tanhar
terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardik
11
وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
wa ammaa bini‘mati rabbika fa haddis
terhadap nikmat Tuhanmu, nyatakanlah
Surah Al-Kafirun adalah sebagai berikut:
1
قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ
Qul yaa ayyuhal-kaafiruun
Katakanlah, "Wahai orang-orang kafir
2
لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ
laa a‘budu maa ta‘buduun
aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
3
وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ
wa laa antum ‘aabiduuna maa a‘bud
dan kamu juga bukan penyembah apa yang aku sembah
4
وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ
wa laa ana ‘aabidum maa ‘abattum
dan aku juga tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah
5
وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ
wa laa antum ‘aabiduuna maa a‘bud
dan kamu tidak pernah menjadi penyembah apa yang aku sembah
6
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ
lakum diinukum wa liya diin
untukmu agamamu dan untukku agamaku."
Selanjutnya, Surah Al-Ikhlas adalah sebagai berikut:
1
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ
Qul huwallāhu ahad
Katakanlah, "Dialah Allah Yang Maha Esa
2
اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ
Allaahus-samad
Allah tempat meminta segala sesuatu
3
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ
lam yalid wa lam yuulad
Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan
4
وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ
wa lam yakul lahuu kufuwan ahad
serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.”
Niat Salat Duha
Adapun niat salat Dhuha adalah:Ushallî sunnatad duhâ rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ. (Saya berniat salat Sunah Duha dua rakaat karena Allah Yang Mahamulia).
Doa Setelah Salat Duha
Tidak ada ada doa khusus yang dicontohkan oleh Nabi Muhammada SAW setelah melakukan Salat Duha, sehingga jika hendak memanjatkan doa sendiri maka itu bisa Anda lakukan.Namun ada doa yang disebutkan oleh Asy Syarwani dalam Syarh Al Minhaj dan Ad Dimyathi dalam I’anatuth Tholibiin, yang bukan merupakan hadits namun banyak dikutip, yaitu:
"Ya Allah, sungguh duha ini adalah duha-Mu,
keagungan ini adalah keagungan-Mu,
keindahan ini adalah keindahan-Mu,
kekuatan ini adalah kekuatan-Mu,
dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu.
Ya Allah, bila rezeki-ku berada di atas langit, maka turunkanlah
jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah
jika dipersulit, mudahkanlah
jika haram, sucikanlah
jika jauh, dekatkanlah
dengan kebenaran dhuha-Mu, keagungan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah kepadaku apa yang Engkau datangkan kepada para hamba-hamba-Mu yang saleh."
Keutamaan Salat Duha
Menurut HR Muslim tentang keutamaan Salat Duha:"Diriwayatkan dari Abu Dzar radliyallahu ‘anh, dari Nabi SAW, beliau bersabda: ‘Ada sedekah atas seluruh tulang salah seorang dari kalian. Karena itu setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar ma’ruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah, dan dua rakaat shalat Dhuha mencukupi semuanya itu’".
Menurut HR al-Hakim dimana beliau berkata: "Ini hadits shahih sesuai syarat Imam Muslim"
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anh, ia berkata: ‘Rasulullah SAW bersabda: ‘Tidak ada yang menjaga shalat Dhuha kecuali orang yang kembali kepada Allah dengan bertaubat.’ Rasulullah SAW bersabda: ‘Shalat Dhuha adalah shalat orang-orang yang kembali kepada Allah dengan bertaubat’".
Sedangkan menurut HR al-Baihaqi:
"Diriwayatkan dari Ismail bin Ubaidillah, dari Abdullah bin Amr, ia berkata: ‘Aku bertemu dengan Abu Dzar radliyallahu ‘anh, lalu berkata:
'Wahai Paman, beritahukanlah diriku pada suatu kebaikan.’
Lalu ia menjawab:
'Aku bertanya kepada Rasulullah SAW sebagaimana Kamu bertanya kepadaku.
Lalu beliau bersabda:
'Bila kamu Salat Duha dua rakaat maka tidak akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang lalai;
bila kamu Salat Duha empat rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang berbuat baik;
bila kamu Salat Duha enam rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang taat;
bila kamu Salat Duha delapan rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang beruntung;
bila kamu Salat Duha 10 rakaat maka pada hari itu tidak akan dicatatkan dosa bagimu;
dan bila kamu Salat Duha 12 rakaat maka akan dibangunkan untukmu sebuah rumah di surga'".
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.