Sebuah patung buaya berukuran besar ini terletak 20 m dari tepi Jalan Tanjung Pasir, berada di atas tugu bundar lumayan tinggi, di tengah-tengah jalan masuk dan jalan keluar Taman Buaya Tanjung Pasir. Dengan tanda patung yang besar ini akan membuat orang mudah mengenalinya dan tak akan terlewat jika memang ingin berkunjung ke sana.
Puluhan buaya tangkar berukuran sedang tampak tengah bermalas-malasanan di salah satu dari empat kandang pemeliharan Taman Buaya Tanjung Pasir dengan sebuah kolam di tengahnya. Kandang-kandang buaya itu dibedakan dan dipisahkan berdasarkan umur mereka. Tampaknya mereka akur-akur saja, mungkin sudah saling mengenal sejak berukuran masih sangat kecil. Koleksi buaya di tempat ini jumlahnya mencapai 500 ekor lebih, dari yang masih kecil yang baru menetas dari telur sampai yang berumur 40 tahunan.
Kolam buaya itu airnya berwarna hijau lumut, tampaknya karena terlalu lama diam, tak mengalir. Taman Buaya Tanjung Pasir Tangerang tampaknya tidak menyediakan atraksi buaya bagi pengunjung, kecuali jika kebetulan petugas tengah memberi makan, atau pemandangan ketika petugas mengambil telur dengan membawa tongkat bambu pengusir buaya.
Sebuah kolam dangkal dengan permukaan kering cukup luas di Taman Buaya Tanjung Pasir Tangerang berisi puluhan buaya berukuran kecil yang berumur beberapa minggu. Ada kolam lain yang berisi buaya yang baru ditetaskan. Telur buaya ada yang dijual atau sebagai makanan, meskipun tergantung musim bertelur. Satu telur buaya harganya mencapai ratusan ribu rupiah.
Taman Buaya Tanjung Pasir memiliki koleksi buaya 500 ekor lebih, dari yang masih kecil sampai yang berumur 40 tahunan. Hanya sedikit buaya yang bisa berumur 70 tahun lebih. Jika tidak berendam di dalam air, buaya biasa berjemur di tepian kolam.
Udara kawasan Tanjung Pasir yang panas membuat banyak buaya memilih berendam di dalam air kolam. Selain kulitnya digunakan sebagai bahan pembuat tas, dompet dan lainnya, daging buaya bisa dimasak atau dibuat sate dan dapat dinikmati oleh pejalan di rumah makan di seberang jalan, namun saya tidak menyempatkan untuk mampir.
Sekelompok buaya berukuran cukup besar tampak bergerombol berdesak-desakan dalam kolam kecil yang khusus dibuat untuk buaya seumuran mereka. Pada saatnya mereka akan dipindahkan ke area yang lebih luas saat umurnya sudah mencukupi.
Buaya-buaya muda ini masih terlihat menyenangkan dan belum berbahaya. Tidak semua telur buaya ditetaskan, namun ada juga yang dijual, dan ada pula yang ditawarkan sebagai salah satu menu makanan, meskipun tidak selalu ada karena tergantung musim bertelur. Satu telur buaya harganya bisa mencapai ratusan ribu rupiah.
Kolam besar yang dihuni oleh buaya-buaya yang telah berumur dewasa. Taman Buaya Tanjung Pasir merupakan salah satu penangkaran buaya yang tersebar di beberapa kota lainnya, seperti di Balikpapan, Medan, Cikarang, Subang, Serang, Pekanbaru dan beberapa kota lainnya, sehingga Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor kulit buaya yang cukup besar.
Seekor buaya yang berukuran sangat besar dan tampaknya sudah berusia puluhan tahun tampak ditempatkan di kandang tersendiri, terpisah dari kelompok buaya lainnya. Air kolam dimana buaya berendam sepertinya relatif lebih bersih dibanding air yang ada di kolam buaya lainnya.
Dua ekor buaya tampak menepi hendak keluar dari kolam rendam. Menurut penjaga, daging buaya yang mati karena suatu sebab tidak dimasak atau dijual, akan tetapi diberikan sebagai makanan kepada buaya lainnya.
Label:
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.