Dokumentasi keluarga yang memperlihatkan foto hitam putih abah Djiaw Kie Siong dengan fram yang dibuat oleh Yayasan Pembela Tanah Air, dan ada tulisan "Wafat 1964". Ada pula foto Bung Karno di sebelah kiri dan beberapa foto dokumentasi lainnya.
Replika tempat tidur di rumah Babah Djiaw Kie Siong yang pernah dipakai oleh Bung Karno untuk beristirahat pada peristiwa Rengasdengklok. Tempat tidur aslinya telah dibawa atas perintah Mayor Jenderal Ibrahim Adjie, yang ketika itu menjabat sebagai Panglima Divisi Siliwangi, untuk ditempatkan di museum tentara di Bandung.
Tulisan pada dinding kamar yang menyebut "Balai bekas Peristirahatan" yang mengacu pada tempat tidur di dalam kamar ini yang pernah dipakai untuk beristirahat oleh Bung Karno pada saat terjadi peristiwa Rengasdengklok.
Saya berkesempatan bertemu dan berbincang dengan Daniel, yang adalah cucu dari babah Djiaw Kie Siong. Ia yang sekarang ditugasi merawat rumah bersejarah itu. Menurut penuturannya, Monumen Kebulatan Tekad Rengasdengklok kadang dikunjungi beberapa putera Bung Karno serta sejumlah tokoh partai dan mereka mampir ke rumahnya.
Sehabis dari rumah babah Djiaw Kie Siong saya mampir di warung yang terletak di halaman rumah. Ipar Daniel yang tengah menunggui warung itu. Saya duduk di warung dan memesan semangkuk soto mie, serta sebotol minuman untuk mendinginkan tenggorok.
Di warung itu saya juga menyantap buah sawo, yang menyegarkan ingatan masa kanak-kanak, ketika tiga buah pohon sawo yang berukuran sangat besar masih berdiri tegar di sekeliling rumah keluarga di sekitar Masjid Mersi Lor, Purwokerto. Tidak jarang saya memanjat pohon yang besar dan tinggi itu untuk mencari buah yang sudah agak matang, atau hanya sekadar berbaring menikmati silir angin di dahannya yang besar.
Santapan yang mungkin tidak terlalu sehat buat tubuh orang yang sudah mulai berumur, namun saya habiskan juga makanan yang dijual oleh ipar Pak Daniel ini.
Label:
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.