Pagar pintu gerbang Makam Aroeng Binang Kebumen dengan tengara Benda Cagar Budaya yang dibuat semasa Rustriningsih. Pada badan pilar pagar terdapat tengara makam yang dibuat Paguyuban Trah Aroeng Binang (PATRAB) di tahun 1990. Bagian atas pilar dibuat susun tiga dengan puncaknya berbentuk kuncup bunga.
Halaman depan Makam Aroeng Binang Kebejen Kebumen terlihat sangat lega, berujung pada cungkup utama dimana terdapat jirat kubur Aroeng Binang I, serta ruangan penyimpanan pusaka. Pada 2011 terjadi pencurian pusaka, yaitu 14 keris, 2 pedang, dan 1 buah tombak. Tiga pusaka tidak dibawa oleh pencuri, yaitu Tombak Kiai Sengkelat, Tombak Kiai Regol dan Cemeti Naga Geni. Pada 2012 hanya 6 pusaka yang bisa ditemukan kembali, yaitu 6 keris dan 1 buah pedang.
Makam eyang Aroeng Binang I kakung dan putri terletak bersebelahan di ujung tengah ruangan, ditutupi kain kelambu. Pusaranya terlihat sudah agak lama tak dibersihkan, dan bunga di atas pusara telah lama mengering, sebagian jatuh dan menjadi kotoran di lantai. Menggantung pada kayu dudukan kelambu yang sederhana adalah lukisan eyang Aroeng Binang I.
Versi PATRAB (Paguyuban Trah Aroeng Binang) yang lembar kopinya saya terima dari Ki Taryono menyebutkan bahwa Pangeran Bumidirjo memiliki 4 putera, yaitu Kyai Gusti (mengabdi di Mataram, RT Wongsodirjo), Kyai Bagus (mengabdi di Mataram menjadi Lurah Wirobumi), Nyai Ageng (menjadi isteri Demang Wawar / Mirit), dan Kyai Bekel.
Pandangan lebih dekat pada lukisan foto eyang Aroeng Binang I yang dibuat oleh seorang pelukis supranatural. Ada keterangan lainnya di bawah lukisan namun tak saya catat dan tak terlihat jelas pula pada foto yang saya buat. Wajah beliau digambarkan tengah tersenyum dengan kumis cukup tebal yang dicukur rapi dan sebuah tahi lalat besar di pipi kirinya.
Tengara pada badan pilar pagar sebelah kanan Makam Aroeng Binang yang dibuat oleh Paguyuban Trah Aroeng Binang (PATRAB) pada 1990. Pilar kiri kanan itu bagian atasnya dibuat susun tiga dengan puncaknya berbentuk kuncup bunga.
Di dalam ruangan ini, selain makam Aroeng Binang I dan garwo padmi di dalam kelambu, ada pula makam tiga garwo ampeyan Aroeng Binang I, makam R.Ngb. Kyai Abdulsalam dan istri, makam R.Ngb. Kyai Abdulsalam Timur dan istri.
Ki Taryono adalah sepupu Ki Tukiman, kuncen sebelumnya. Kuncen sebelumnya lagi adalah Mad Rusman, ayah Ki Tukiman. Dahulu ada empat orang yang mengurus Makam Aroeng Binang, namun sekarang tinggal Ki Taryono seorang diri.
Dua balok kayu berukir di kiri kanan pintu masuk ke dalam ruangan Makam Aroeng Binang I adalah belandar Pendopo Kabupaten Kebumen asli yang dibangun oleh Aroeng Binang IV, dengan Chandra Sangkala "Adeging Soko Guru Sinengkalan Koyo Hobah Suwaraning Uwong". Koyo = 3, Hobah = 6, Suwaraning = 7, Uwong 1, dan dibaca dari belakang 1763 Jawa, atau 1835 Masehi.
Pandangan ke arah halaman depan Makam Aroeng Binang. Diantara kubur yang ada di halaman adalah makam Kyai dan Nyai Tobrani (prajurit Aroeng Binang I) dan makam Madrusman (juru kunci).
Pohon tua ini berada di samping cungkup Makam Aroeng Binang I, namun saya lupa mencatat nama pohonnya apakah Benda atau Kepuh, atau pohon lainnya lagi.
Cungkup Makam Aroeng Binang II dilihat dari depan cungkup Makam Aroeng Binang I. Cungkup ini dibangun oleh anak keturunan dan diperbaiki pada jaman Rustriningsih.
Tulisan pada dinding pagar cungkup Makam Aroeng Binang II itu berbunyi "Dibangun untuk yang kedua kali". Di bawahnya "Dibangun oleh Paguyuban Trah Aroengbinang, mulai 11-12-1980, selesai 1-3-1981".
Aroeng Binang II (R. Wongso Dirdjo) menjadi Bupati Kebumen berkantor di Surakarta (1763 - 1781) menggantikan ayahnya yang wafat di Kutowinangun.
Namanya sama dengan nama muda Aroeng Binang II. Demang Wongsodirdjo adalah anak tertua Aroeng Binang II. Situs PATRAB menyebutkan bahwa Aroeng Binang II memiliki 13 putera, yaitu Demang Wongsodirdjo, R. Soetodirdjo, R. Menaksari, R.Ngt Kapitan, R. Soerodirdjo, K.R.T. Soerodiningrat, R. Soerowidjojo, R.Ay. Soerowilogo, R.T. Brontodirdjo, R.Ngt. Troenodirdjo, R.Ngt. Honggodirdjo, R.Ngt. Pengulu Banjarnegara, dan R. SontodirdjoS.
Yang dimakamkan dalam cungkup ini adalah Garwa Padmi dan Ampeyan Aroeng Binang II, R.Ngb. Wongsodikromo, Demang Wongsodirdjo, R.Ay. Surowilogo, R. Sutodirjo Sepuh, mBok Sutodirjo, R.Ngb. Ranudimejo, R. Sarwono, R. Jahur Tirtodiwiryo, Nyi Mangunrejo dan R.Ngt Widyoharjo (garwa ampil R. Tirtohadiwijoyo).
Anak ke-10 R.Ng. Wongsodikromo (Penewu Surakarta) adalah R.B. Soemodiwirjo, dan anak ke-4 R.B. Soemodiwirjo adalah R. Hoedawikarta, Penatus Masaran, Banjarnegara. Anak ke-5 R. Hoedawikarta adalah R. Soemantri, yang adalah mendiang ayah saya yang pensiun pada pertengahan tahun 60-an sebagai Wedana Jatinom, Klaten.
Makam R. Ng. Soerodirdjo kakung putri di cungkup Makam Aroeng Binang II. Ia adalah putera ke-5 Aroeng Binang II.
Tulisan pada dinding pagar itu berbunyi "Makam Aroeng Binang IV. Dipugar oleh putro / wayah. Dimulai pada tgl. 6 Agustus 1969. Selesai pada tgl. 30 Maret 1970". Bupati Aroeng Binang IV (RM Mangundiwiryo, 1833 - 1861) adalah yang membangun Pendopo Kebumen di petilasan Kyai Bumi.
Kijing Makam Aroeng Binang IV (R. Mangoendiwirjo, putra sulung Aroeng Binang III) yang terbuat dari tatanan balok kayu polos saling terkait dengan nisan berukir. Sebelum menjadi bupati menggantikan ayahandanya, R. Mangoendiwirjo telah lebih dulu menjabat Matri Sepuluh di Surakarta.
Pendopo Kebumen yang dibangunnya dirusak pada perang kemerdekaan tahun 1947, tersisa chandra sengkala yang disimpan di teras cungkup Makam Aroeng Binang I. Aroeng Binang IV tidak berputra.
Aroeng Binang VIII (R. Sosrohadiwidjojo, wafat 4 Juni 1953) adalah adik Aroeng Binang VII yang sebelumnya telah menjabat sebagai bupati Demak. Ia memiliki putera bernama R. Soedarto.
Aroeng Binang VI (R. Mangoendirdjo) adalah cucu mantu Aroeng Binang V, dan cicit langsung Aroeng Binang I. Dalam usia 83 tahun, pada 1908, Aroeng Binang VI berhenti sebagai Bupati Kebumen, dan wafat pada 1911.
Pada Kijing Makam eyang Aroeng Binang VI kakung putri ini terdapat torehan tulisan dengan huruf Jawa namun sudah agak samar.
R.A.A. Sosrodiprojo adalah Bupati Wonosobo (lahir 15/12/1878, wafat 10/12/1947), yang juga adik Aroeng Binang VII dan kakak Aroeng Binang VIII. Sebuah catatan menyebutkan bahwa R.A.A. Sosrodiprojo menjadi Bupati Mangelan tahun 1945 - 1947).
Raden Adipati Aroeng Binang VII (R. Maliki Soerjomihardjo) adalah anak ke-3 Aroeng Binang VI yang menjadi Bupati Kebumen pada perideo 1908 - 1934. Tulisan pada kijing menyebutkan bahwa Ia wafat (soeroed) pada 12 November 1945.
Aroeng Binang VII kakung putri memiliki 6 putera-puteri yaitu Ibu Wirjodihardjo, Ibu Mardjaman, Ibu Soerjo, Prof. Ir. R. Soerjomihardjo, Ibu Moekahar Ronohadiwidjojo, Ibu Soeradibrata, Ibu Koesendan Mr. Soedibjo Malikoelkoesno.
Namanya sama dengan Kyai Hanggayuda, ayah Aroeng Binang I, namun mungkin orang yang berbeda, mungkin pula sama. Ada kubur yang disebut Makam Kyai Honggoyudo yang saya kunjungi belakangan di Dukuh Suaran, Desa Mekarsari, Kecamatan Kutawinangun.
Aroeng Binang III (R. Soerjodirdjo) adalah putera R. Honggodirdjo (kakak tiri AB II). Aroeng Binang III mempunyai putera-puteri R.Ay. Tirtodiwirjo, R. Mangoendiwirjo (AB IV), R. Adj. Sebrod (istri AB V), R.Ay. Reksowedono, dan R. Djentoe Soerjodirdjo. Pada jaman Aroeng Binang III ini terjadi Perang Diponegoro (1825-1830), dan Aroeng Binang III berada di pihak yang mendukung kompeni melawan Pangeran Diponegoro, meski seingat saya ada versi yang menyebutkan bahwa secara diam-diam ia justru membantu perjuangan Pangeran Diponegoro.
Cungkup Makam Aroengbinang V ini berada di ujung kiri kompleks Makam Aroeng Binang, dan tampaknya merupakan cungkup terbesar yang ada di sana. Tulisan pada dinding luar berbunyi "Makam Aroeng Binang V. Dipugar oleh putro / wayah. Dimulai pada tgl. 14 Januari 1979. Selesai pada tgl. 4 April 1979".
Aroeng Binang V (Bagus Sanglir) adalah adik ipar Aroeng Binang IV karena AB IV tidak memiliki putra. Bagus Sanglir juga merupakan keturunan langsung dari Kyai Hanggayuda, ayah Aroeng Binang I. Putera-puteri Aroeng Binang V adalah R.Ay. Tirtodipoero, Ray. Baoeatmodjo, R.Ay. Dipoatmodjo, R. Tirtodiprodjo, R. Djojodiprodjo, R. Soehirman, R.Ay. Kartoatmodjo, R.Ay. Martosendjojo, dan R.Ay. Martodirdjo.
Kijing makam yang ada di dalam cungkup Makam AB V ini hanya bertuliskan "R.A. Aroeng Binang", sehingga tak jelas benar siapakah beliau ini.
Jirat kubur R.A. Tirtodipoero yang adalah menantu atau suami anak tertua Aroeng Binang V.
Satu-satunya makam yang unik di dalam kompleks Makam Aroeng Binang karena tanah yang tumbuh di atas pusaranya.
Saya sempat melongok ke dalam lubang Sendang Beji atau Sendang Arum yang berada di luar pagar kompleks Makam Aroengbinang, dan melihat permukaan airnya yang dipenuhi oleh rontokan dedaunan. Begitupun masih ada yang mau tapa kungkum di sana dan meminum airnya.
Sebuah bangunan tengah didirikan di sebelah kiri luar gerbang Makam Aroeng Binang. Belakangan saya ketahui bahwa bangunan yang menaungi Sendang Beji atau Sendang Arum itu konon dibiayai oleh seseorang yang merasa keinginannya terkabul setelah berkunjung ke sendang itu.
Bisa dikatakan bahwa sebagian besar makam Aroeng Binang, dari I – VIII, ada dalam keadaan kurang terawat. Ki Taryono mengatakan bahwa PATRAB sangat aktif hanya pada kurun waktu 1985 – 2005. Dan meskipun tampaknya telah ada usaha untuk menghidupkannya kembali dan membuat laman PATRAB, namun belum menyentuh pada perbaikan pengelolaan dan perawatan makam.
Label:
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.