Museum Olahraga Nasional memiliki luas bangunan 3000 m2 terdiri dari 3 lantai, yang dibangun di atas lahan seluas 1,5 hektar. Bentuk bangunan Museum Olahraga dibuat menyerupai bola raksasa setinggi 17 meter di pusat bangunannya. Keberadaan kolam di museum ini menjadi indikasi bahwa air adalah bagian tak terpisahkan dari kegiatan olahraga.
The National Sports Museum occupies a building area of 3000 m2 consisting of 3 floors, which was built on an land of 1.5 hectares. The shape of the Sports Museum building was made to resemble a giant ball as high as 17 meters in the center of the building. The existence of a pool in the museum is an indication that water is an inseparable part of sports activities.
Instalasi patung elok berwarna keemasan di lantai satu menggambarkan cabang olah raga loncat indah. Seluruhnya ada 4 buah patung yang diletakkan secara menggantung vertikal di ruangan ini, masing-masing pada posisi tubuh berbeda, selayaknya ketika seorang atlet bersalto terjun dari ketinggian dan lalu menukik ke bawah untuk masuk ke dalam kolam renang.
An installation of a beautiful golden statue on the first floor depicts the sport of diving. Altogether there were 4 statues that were placed hanging vertically in this room, each in a different body position, such as when an athlete in a somersault jumps from a height and then swoops down to enter the pool.
Pandangan tegak yang memperlihatkan secara lebih utuh instalasi di ruangan lantai satu bagian depan Museum Olahraga Nasional dengan sosok atlet yang sedang melakukan gerakan loncat indah dengan berbagai posisi tubuh yang sedap dipandang.
An upright view that shows more fully of the installation in the first floor room at the front area of the National Sports Museum with the figure of athletes doing beautiful jumping movements with various eye-catching body's positions.
Sebuah pajangan dengan latar foto hitam putih berbagai pertandingan dan tulisan yang menyebut ‘Olahraga Untuk Pembangunan Karakter Bangsa, Mewarisi Semangat Para Jawara’.
Kemudian ada kata: ‘Selamat datang di Museum Olahraga Nasional; Di mana prestasi anak bangsa ditunjukkan; Di sini tak hanya belajar hasil prestasi para jawara; Di tempat ini nilai-nilai kebajikan pun dapat dipelajari; Belajar tentang nilai kejuangan, kesungguhan, keuletan, disiplin, serta kerja keras; Ketangguhan yang dibarengi sportivitas; Kemenangan tanpa tipu daya; Tak hanya siap menang, tetapi siap pula menerima kekalahan; Olahraga tak hanya berujung pada kesehatan; Lewat olahraga, karakter manusia pun dapat dibentuk pula.
A display with black and white photo backgrounds of various competitions and an inscription that says 'Sports for National Character Development, Inheriting the Spirit of Champions'.
Then came the words: 'Welcome to the National Sports Museum; Where the achievements of the nation's children are shown; Here, not only learn about the achievements of champions; In this place the values of virtue can also be learned; Learn about the value of struggle, sincerity, tenacity, discipline, and hard work; Toughness coupled with sportsmanship; Victory without guile; Not only ready to win, but also ready to accept defeat; Exercise doesn't just lead to health; Through sports, human character can also be formed.
Foto dua anak yang tengah bersalaman setelah selesai bertanding menjadi gambaran tentang salah satu filosofi olahraga. Menang kalah dalam pertandingan adalah biasa, tetap saling menyapa dan menghormati. Siap menang dan siap kalah adalah karakter yang dibentuk dalam setiap pertandingan olahraga.
Photo of two children shaking hands after finishing a match becomes an illustration of one of the sports philosophies. Winning and losing in matches are normal, keep greeting and respecting each other. Ready to win and ready to lose are characters that are formed in every sporting event.
Setiap prestasi dalam olahraga telah dan akan menjadi terus kebanggaan bangsa. Bendera Merah Putih berkibar serta Lagu Kebangsaan Indonesia Raya pun dikumandangkan. Kini atlet berprestasi di tingkat nasional dan internasional telah mendapat penghargaan dari pemerintah dengan sangat memadai.
Every achievement in sports has been and will continue to be the pride of the nation. The Red and White flag flew and the Indonesia Raya National Anthem was sounded. Now outstanding athletes at the national and international levels have received very adequate awards from the government.
Kolase foto di Museum Olahraga Nasional yang memperlihatkan berbagai permainan dan budaya daerah yang kemudian berkembang menjadi ajang perlombaan untuk mengadi keterampilan dan prestasi.
A photo collage at the National Sports Museum showing various games and regional cultures which later developed into a competition for skills and achievements.
Bulutangkis, angkat besi, atletik, balap sepeda, dan penonton yang merupakan bagian tak terpisahkan dalam setiap pertandingan olah raga. Prestasi tak hanya memerlukan kerja keras dalam berlatih dan mengumpulkan pengalaman bertanding, namun juga didukung dengan perkembangan ilmu dan teknologi pendukungnya.
Badminton, weightlifting, athletics, cycling and spectators are an integral part of every sporting event. Achievement not only requires hard work in practicing and accumulating competitive experience, but is also supported by the development of supporting science and technology.
Foto yang memperlihatkan penggalan sejarah Museum Olahraga Nasional, dimulai dengan ide yang dicetuskan Sri Sultan Hamengku Buwono IX pada tahun 1980, pembangunan fisik dimulai pada 1987 dan diresmikan pada 20 April 1989 oleh Presiden Soeharto dengan naman Museum Olahraga. Pada tahun 2007 nama museum berganti menjadi Museum Olahraga Nasional hingga sekarang ini. Renovasi dilakukan pada 2012 dan 2015 sehingga bentuknya terlihat cukup elok seperti sekarang ini.
Photo showing a piece of history of the National Sports Museum, starting with the idea initiated by Sri Sultan Hamengku Buwono IX in 1980, physical construction began in 1987 and was inaugurated on April 20, 1989 by President Soeharto under the name of Sports Museum. In 2007 the name of the museum was changed to the National Sports Museum until today. Renovations were carried out in 2012 and 2015 so that the shape looked quite as beautiful as it was that day.
Informasi yang menyebut diantaranya bahwa Museum Olahraga dibangun oleh Yayasan Panji Olahraga, dengan penanggung jawab Dr Abdul Gafur, perencana dan pelaksana bangunan Ir Zain Rachman (PT Exotica), perencana dan pelaksana artistik Nyoman Nuarta dan Grup, dan disebut pula tim data dan tim pengawas serta para donatur.
Information among others mentions that the Sports Museum was built by Panji Sports Foundation, with the person in charge was Dr. Abdul Gafur, building planner and executor by Ir Zain Rachman (PT Exotica), artistic planner and executor by Nyoman Nuarta and the Group, and also mentioned the data team and the supervisory team as well as the donors.
Tulisan yang menceritakan riwayat yang ditoreh dalam prasati tentang atraksi di masa lalu yang menjadi tontonan raja dan warga yang lama kelamaan kemudian berkembang menjadi ajang perlombaan dalam mengadu ketangkasan, kecepatan, kekuatan, keuletan, dan keahlian.
An article that tells the history that was inscribed in an inscription about the attractions of the past that became the spectacle of the king and the citizens which over time developed into a competition arena in competing agility, speed, strength, tenacity and expertise.
Sang Saka Merah Putih untuk pertama kalinya berkibar di Olimpiade Helsinki Finlandia pada tahun 1952, setelah gagal pada tahun 1948 karena belum menjadi anggota IOC dan ada masalah paspor. Setelah itu Indonesia terus mengirim kontingen ke Olimpiade dan hanya absen di Olimpiade Tokyo tahun 1964 dan Olimpiade Moskwa tahun 1980. Namun demikian medali pertama baru diperoleh pada tahun 1988 lewat cabang panahan yang meraih medali perak. Medali emas pertama dipersembahkan dari cabang bulutangkis dalam Olimpiade Barcelona pada tahun 1992.
The Red and White for the first time flew up at the Finnish Helsinki Olympics in 1952, after failing in 1948 due to not being a member of the IOC and having passport problems. After that, Indonesia continued to send contingents to the Olympics and only missed the Tokyo Olympics in 1964 and the Moscow Olympics in 1980. However, the first medal was only obtained in 1988 through archery which won a silver medal. The first gold medal was presented by badminton at the Barcelona Olympics in 1992.
Olah raga yang disebut paling primitif adalah kegiatan berburu hewan di hutan dan mengumpulkan makanan, dengan berlari mengejar buruan, memukul, melempar, menombak, dan memanah. Batu dan kayu adalah alat yang lazim digunakan pada masa itu untuk berburu.
The so-called primitive sport is the activity of hunting animals in the woods and gathering food, by running in pursuit, hitting, throwing, spearing, and archery. Stone and wood were common tools used at the time for hunting.
Poster di Museum Olahraga Nasional yang menceritakan riwayat Olimpiade dari jaman kuno hingga jaman modern sebagai arena tanding bagi para atlet dunia. Olimpiade kuno berlangsung di Yunani sejak tahun 776 SM untuk menghormati Zeus yang tinggal di Olympus. Bermula dengan mempertandingkan cabang atletik sederhana kemudian ada tinju, gulat, lempar kembing, lari maraton serta balap kereta perang. Namun pada tahun 394 M, Kaisar Theodorus I mengeluarkan larangan bagi olimpiade kuno ini. Olimpiade modern di musim panas dihidupkan oleh Pierre de Coubertin, seorang bangsawan asal Prancis, pada tahun 1896 di Athena, dan berlangsung setiap 4 tahun sekali, hanya sempat terhenti saat Perang Dunia I (1916) dan Perang Dunia II (1940 dan 1944). Ada pula Olimpiade Musim Dingin namun Indonesia tak ikut di dalamnya.
A poster at the National Sports Museum that tells the history of the Olympics from ancient to modern times as a playing field for world athletes. The ancient Olympics took place in Greece since 776 BC to honor Zeus who lived on Olympus. Starting with a simple athletic competition, then there were boxing, wrestling, folding, marathon running and chariot racing. However, in 394 AD, Emperor Theodorus I issued a ban on this ancient Olympics. The modern Olympics in the summer were brought to life by Pierre de Coubertin, a French aristocrat, in 1896 in Athens, and took place every 4 years, only having stalled during World War I (1916) and World War II (1940 and 1944). There's also a Winter Olympics, but Indonesia does not participate in it.
Pajangan di Museum Olahraga Nasional yang memperlihatkan alat berburu tradisional seperti panah, sumpit, dan tombak yang kemudian berkembang menjadi alat olahraga ketangkasan.
A display at the National Sports Museum showing traditional hunting tools such as arrows, blowguns and spears which later developed into agility sports equipment.
Koleksi tombak asli serta narasi yang menceritakan awal dari olahraga modern. Beberapa olahraga tradisional Indonesia yang telah muncul ke tingkat nasional adalah pencak silat, sumpit, egrang, jemparingan, karapan sapi, panahan, dan gasing.
Original spear collection as well as narratives that tell the beginnings of modern sport. Some of the traditional Indonesian sports that have emerged at the national level are pencak silat, blowguns, stilts, jemparingan, karapan sapi, archery, and spinning top.
Wajah-wajah yang pernah menduduki pos yang sekarang bernama Kemenpora (Kementrian Pemuda dan Olahraga). Dimulai dari Wikana (Menteri Negara Urusan Pemuda 29 Juni 1946 - 29 Januari 1948), Supeno (Menteri Pembangunan Pemuda 27 Januari - 4 Agustus 1949), Maladi (Menteri Olahraga 6 Maret 1962 - 13 Agustus 1963, Deputi Menteri Olahraga 27 Maret - 25 Juli 1966), Abdul Gafur (Menteri Muda Urusan Pemuda 1978 - 1983, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga 1983 - 1987), Akbar Tanjung (Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (1987 - 1993), Hayono Isman (1993 - 1998), Agung Laksono (1998 - 1999), Mahadi Sinambela (1999 - 2000), Adhyaksa Dault (2004 - 2009), Andi Malarangeng (Menteri Pemuda dan Olahraga 2009 - 2012), Roy Suryo (2013 - 2014).
The faces who once took a post that currently named Kemenpora (Ministry of Youth and Sports). Starting from Wikana (State Minister for Youth Affairs 29 June 1946 - 29 January 1948), Supeno (Minister of Youth Development 27 January - 4 August 1949), Maladi (Minister of Sports 6 March 1962 - 13 August 1963, Deputy Minister of Sports 27 March - 25 July 1966), Abdul Gafur (Junior Minister for Youth Affairs 1978 - 1983, State Minister for Youth and Sports 1983 - 1987), Akbar Tanjung (State Minister for Youth and Sports (1987 - 1993), Hayono Isman (1993 - 1998), Agung Laksono (1998) - 1999), Mahadi Sinambela (1999 - 2000), Adhyaksa Dault (2004 - 2009), Andi Malarangeng (Minister of Youth and Sports 2009 - 2012), Roy Suryo (2013 - 2014).
Lorong dengan foto dan narasi yang menggambarkan dunia multidimensi bernama olahraga, yang tak bisa lepas dari dinamika perpolitikan, ekonomi, budaya, hingga filsafat.
A hallway with photos and narratives depicting a multidimensional world called sports, which cannot be separated from the dynamics of politics, economy, culture, to philosophy.
Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, olahraga berkembang menjadi industri raksasa dimana orang mencari dan menemukan kesenangan, hiburan, pertemanan, rekreasi, bisnis, prestise, eksistensi, meditasi, dan perenungan diri.
As science and technology advancing, sports have developed into a giant industry where people seek and find pleasure, entertainment, friendship, recreation, business, prestige, existence, meditation and self-reflection.
Foto dan narasi tentang masuknya ilmu pengetahuan yang spektakular dalam bidang olahraga. Kini, selain ketekunan dan kesungguhan berlatih, ada sentuhan manajemen latihan sistematik, efisien dan terukur yang mampu meningkatkan kinerja atlet. Sport Science diantaranya mengatur asupan nutrisi atlet dan peningkatan VOmax yang berpengaruh pada daya tahan para atlet.
Photographs and narratives about the entry of spectacular science in the field of sports. Now, in addition to persistence and seriousness in training, there is a touch of systematic, efficient and measurable training management that can improve athlete performance. Sport Science, among others, regulates athlete's nutritional intake and increases VOmax which affects the endurance of athletes.
Di tengah adalah kolase foto olahraga kaum elite bernama golf yang bukan hanya menuntut keakuratan pukulan namun juga fisik karena bentang lapangan yang luas. Di sebelah kanan lorong Museum Olahraga ini ada sejumlah permainan tradisional yang berkembang menjadi permainan olahraga yang dilombakan.
In the middle is an elite sports photo collage called golf which not only demands accuracy of the shots but also physicality due to the wide span of the field. To the right of the hallway of the Sports Museum there are a number of traditional games that have developed into contested sports games.
Foto dan narasi di Museum Olahraga yang menghubungkan kesehatan sebagai muara dari aktivitas berolahraga. Disebutkan bahwa hampir mustahil hidup sehat tanpa olahraga, namun orang pun membutuhkan jasmani sehat untuk bisa berolahraga dengan baik. Kesadaran itu menjadi pemicu munculnya olahraga non-kompetisi yang semata bertujuan untuk menjaga kesehatan jasmani rohani, seperti senam jantung sehat, yoga, taichi, jogging dan fitness.
Photos and narratives at the Sports Museum that link health as the estuary of sports activities. It's almost impossible to live a healthy life without doing sufficient exercise, but people also need a healthy body to be able to exercise well. This awareness triggers the emergence of non-competitive sports which are solely aimed at maintaining physical and spiritual health, such as healthy heart exercise, yoga, tai chi, jogging and fitness.
Foto yang memperlihatkan pesan sponsor yang ikut berperan dalam mendukung berlangsungnya gelaran olahraga, memberi gambaran tentang keterlibatan korporasi yang memberi guyuran uang dalam jumlah sangat besar membuat olahraga menjadi bisnis hiburan menarik yang membuat orang rela datang, kadang dari tempat yang jauh, dan mau mengeluarkan uang untuk bisa menonton secara langsung.
Photos showing sponsored messages that play a role in supporting sporting events, illustrating the involvement of corporations that give huge amounts of money to make sports an attractive entertainment business that makes people willing to come, sometimes from far away, and willing to spend money to watch live events.
Koleksi sejumlah perlengkapan dan peralatan yang sering digunakan dalam meliput gelaran olahraga berskala nasional maupun internasional. Foto dan video yang disebar lewat media cetak dan elektronik menjadi penghubung efektif yang menghilangkan hambatan jarak dan waktu, membuat para penggemar yang tak bisa menonton secara langsung bisa mengikuti apa yang terjadi di dalam arena pertandingan.
A collection of a number of equipments often used in covering national and international sports events. Photos and videos distributed via print and electronic media provide an effective link that removes the barriers to distance and time, allowing fans who cannot watch it live to follow what is happening inside the arena.
Narasi yang memperlihatkan hubungan antara olahraga dengan dunia jurnalistik. Ada masa dimana para wartawan banyak mengandalkan kamera, buku kecil, pulpen, dan alat perekam ketika meliput sebuah gelaran, dan lalu memakai mesik tik untuk menulis laporan.
A narrative that shows the relationship between sports and the world of journalism. There was a time when journalists relied a lot on cameras, booklets, pens and recording devices when covering an event, and then used typewriters to write reports.
Koleksi sejumlah alat permainan tradisional yang terbuat dari bambu dan penjalin, yang kemudian berkembang menjadi bagian dalam perlombaan adu ketangkasan antar warga dan antar kampung, bahkan ke tingkat yang lebih tinggi lagi.
A collection of a number of traditional playing instruments made of bamboo and weaving, which later developed into a competition for agility between residents and between villages, and even on a higher level.
Permainan egrang membutuhkan keterampilan dalam menjaga keseimbangan tubuh agar tidak sampai terjatuh. Kompetisi dilakukan dengan adu cepat sampai ke garis akhir, atau beradu untuk saling menjatuhkan lawan dalam pertandingan satu lawan satu.
Playing stilts requires skill in maintaining body balance so as not to fall. The competition is carried out by competing quickly to the finish line, or competing to bring down opponents in one-on-one matches.
Permainan hulahop koleksi Museum Olahraga ini menggunakan gelang besar yang terbuat dari rotan, dan kemudian terbuat dari plastik beraneka warna, dengan cara diputar memakai tenaga goyangan pinggul sehingga gelang tetap berada di sekitar perut dan tidak jatuh. Permainan ini bermanfaat untuk memperkecil lingkar perut dan membantu menjaga kebugaran tubuh.
Hulahop game, a collection of the Sports Museum, uses a large bracelet made of rattan, and then made of colorful plastic, by rotating it using the power of a hip swing so that the bracelet stays around the belly and doesn't fall. The game is useful for reducing abdominal circumference and helping maintain body fitness.
Permainan Patok Lele ini tidak diketahui asalnya dari mana oleh sebab sudah menyebar ke seluruh Indonesia, walau dengan sebutan berbeda. Ada yang menyebut patok lele, gatrik, tak kadal, dsb. Permainan kelompok ini membantu mengajarkan ketangkasan, ketepatan bidik dan kelancaran dalam menghitung.
Where the game of Patok Lele comes from is unknown since it has spread throughout Indonesia, although under different names. Some say catfish pegs, gatrik, no lizard, etc. The group game helps teach dexterity, aiming accuracy and fluency in calculating.
Foto dan narasi yang menggambarkan hubungan kait mengait antara gelaran olahraga dengan industri pendukungnya. Produk olahraga mulai dari sepatu, kaos, jaket, topi, handuk, gelang katun, hingga bola, raket, bulu tangkis, bola tenis, net, kok, stick golf dan alat-alat olah raga lainnya telah menjadi industri berskala besar yang memasukkan devisa tinggi bagi negara.
Photos and narratives that illustrate the relationship between sports events and their supporting industries. Sports products ranging from shoes, t-shirts, jackets, hats, towels, cotton bracelets, to balls, racquets, badminton, tennis balls, nets, shuttlecock, golf clubs and other sports equipment have become large-scale industries that bring in high foreign exchange for the country.
Lorong di Museum Olahraga Nasional yang memamerkan sejumlah peralatan yang digunakan dalam permainan tradisional yang sering muncul dalam berbagai perlombaan dalam menyambut hari besar nasional, seperti bakiak gandeng misalnya. Ada pula layang-layang dan permainan dakon.
The hallway at the National Sports Museum displays a number of equipment used in traditional games that often appear in various competitions to welcome national holidays, such as clogs for example. There are also kites and dakon games.
Narasi di Museum Olahraga tentang eratnya kaitan antara permainan dengan olahraga. Banyak permainan kemudian diolahragakan dan dipertandingkan sebagai ajang untuk adu ketangkasan, kekuatan, dan kecerdikan, diantaranya adalah biliar, catur, bridge, dan belakangan game online.
A narrative at the Sports Museum is about the close relationship between games and sports. Many games were then exercised and competed as a place to compete for dexterity, strength, and ingenuity, including billiards, chess, bridge, and recently online games.
Bakiak panjang adalah alat permainan yang sering menjadi ajang lomba dan tontonan menyegarkan, yang bukan hanya terlihat pada waktu perayaan peringatan hari kemerdekaan, namun juga di acara team building di kantor-kantor instansi pemerintah dan swasta. Permainan ini mengajarkan kepemimpinan, koordinasi, harmonisasi, kerjasama, kecepatan, dan ketangkasan.
Long clogs are game tools that are often used as arenas for competitions and refreshing spectacles, which are not only seen during the celebration of independence day, but also at team building events in government offices and private companies. These games teach leadership, coordination, harmonization, cooperation, speed and agility.
Permainan layang-layang yang sebelumnya hanya terlihat di akhir musim panen, telah berkembang menjadi lomba seni dengan berbagai bentuk layangan yang menarik dan eksotis, selain tetap menjadi acara teknik dan adu kuat benang bergelas hingga lawan satu per satu putus layangannya.
Previously only seen at the end of the harvest season, the kite game has developed into an art competition with various interesting and exotic forms of kites, in addition to being a technical event and a strong battle with glassy threads until one opponent breaks up one by one.
Sepak takraw merupakan permainan sepakbola tradisional yang unik, memakai bola kecil yang terbuat dari anyaman rotan namun belakangan ada yang terbuat dari bahan karet. Ada pula sepak tempurung yang terbuat dari tempurung kelapa yang dibelah dua. Lalu ada permainan bola api yang terbuat dari sabut kelapa dan dibakar ketika dimainkan.
Sepak takraw is a unique traditional football game, using small balls made of woven rattan but recently some are made of rubber. There is also a shell football made of coconut shell which is split in half. Then there is the game of fireball made from coconut husk and burned when it's played.
Sebuah sudut ruangan di Museum Olahraga yang menampilkan sejumlah koleksi yang berhubungan dengan olah raga air.
A corner room in the Sports Museum that displays a number of collections related to water sports.
Pojok Museum Olahraga yang menampilkan koleksi alat permainan tradisional aseli dari mulai layangan, batu dakon, sepak takraw, bola api, sepak tempurung, dan beberapa koleksi lainnya.
The Sports Museum Corner, which displays a collection of original traditional game tools from kites, dakon stones, Sepak Takraw, fireball, football shell, and several other collections.
Berbagai bentuk dayung terbuat dari kayu dipajang di Museum Olahraga Nasional. Ada dayung air jeram, dayung kayu hijau, dayung kayu coklat putih, dayung panjang berukir, yang semuanya merupakan benda aseli. Kadang dayung diberi simbol bernilai magis sebagai wujud harapan akan keselamatan selama berlayar di sungai atau di laut.
Various forms of oars made of wood are on display at the National Sports Museum. There are rapids, green wooden oars, white brown wooden oars, long carved oars, all of which are original objects. Sometimes the paddle is given a symbol of magical value as a form of hope for safety while sailing on a river or at sea.
Di Museum Olahraga juga ada koleksi sky lot. Kata lot berasal dari istilah celot (lumpur dalam bahasa Madura). Sky lot asalnya adalah permainan tradisional dari desa Tambak Lekok, Pasuruan, Jawa Timur, yang merupakan adaptasi keseharian nelayan saat mencari rajungan dan kerang yang terjebak di dalam lumpur.
In the Sports Museum there is also a sky lot collection. The of word lot comes from the term celot (mud in Madurese). Sky lot is originally a traditional game from Tambak Lekok village, Pasuruan, East Java, which is an adaptation of the fishermen's daily life when looking for crabs and clams trapped in the mud.
Di Museum Olahraga Nasional juga ada miniatur Kapal Dewaruci, yang merupakan kapal layar tinggi buatan galangan HC Stulcken & Sohn Hamburg tahun 1952, terinspirasi dari kapal Phinisi. Kapal Latih para taruna Akademi Angkatan Laut RI ini sering ikut lomba layar internasional di berbagai negara.
In the National Sports Museum there's also a miniature Dewaruci Ship, which is a tall sailing ship made by HC Stulcken & Sohn Hamburg in 1952, inspired by the Phinisi ship. The training ship for the cadets of the Indonesian Navy Academy often participates in international sailing competitions in various countries.
Sejumlah miniatur perahu tradisional menjadi koleksi Museum Olahraga, oleh karena alat transportasi tradisional ini kemudian berkembang menjadi tontonan menarik dan menghibur dalam perlombaan adu cepat di sungai dan laut, diantaranya perahu naga. Abdul Razak asal Sulawesi Utara adalah pendayung Indonesia pertama yang ikut di Olimpiade Barcelona 1992.
A number of miniature traditional boats are the collection of the Sports Museum, as the traditional means of transportation was then developed into an interesting and entertaining spectacle in fast racing on rivers and sea, including dragon boats. Abdul Razak from North Sulawesi was the first Indonesian rower to take part in the 1992 Barcelona Olympics.
Gambaran tentang perahu Phinisi yang miniaturnya ada di belakangnya. Kapal tradisional yang melegenda ini berasal dari Bulukumba di Sulawesi Selatan. Sebanyak tujuh layar yang dipasang di perahu menjadi lambang kemampuan pelaut Nusantara untuk mengarungi tujuh samudera.
The depiction of a Phinisi boat which miniature is behind it. This legendary traditional ship originates from Bulukumba in South Sulawesi. The seven sails installed on the boats symbolize the ability of Indonesian sailors to navigate the seven oceans.
Poster berisi foto dan narasi tentang olahraga dirgantara dan perairan. Papan berwarna kuning di sebelah kiri adalah Sky Lot, dan di kanan bawahnya adalah miniatur Kapal Phinisi. Olah raga paralayang yang fotonya ada di sebelah kanan bawah memberi sensasi layaknya seekor burung yang terbang di angkasa, memberi pemandangan elok yang jarang bisa dinikmati orang biasa.
Posters contain photos and narration about aerospace and marine sports. The yellow board on the left is the Sky Lot, and on the lower right is a miniature Phinisi Ship. The paragliding sport, which photo is on the lower right, gives a sensation like a bird flying in the sky, giving a beautiful view that is rarely enjoyed by ordinary people.
Koleksi sepeda balap, sepeda gunung, dan sepeda motor yang mewakili olahraga wisata dan petualangan di jalanan aspal hingga jalanan berdebu dan berlumpur di bukit dan pegunungan. Motor trail dan mobil jip 4x4 menjadi simbol bagi mereka yang berjiwa petualang.
Collection of racing bikes, mountain bikes and motorbikes representing travel and adventure sports on asphalt roads to dusty and muddy roads on hills and mountains. Dirt bikes and 4x4 jeeps are symbols for those who are adventurous.
Poster keterangan tentang motor balap yang umumnya dirancang khusus, baik mesin maupun badan motor, khususnya di arena balap Grand Prix dengan mesin di atas 250cc. Balap motor di Indonesia umumnya menggunakan mesin motor biasa yang dimodifikasi, seperti pada road race dan drag race.
Posters describing racing motorbikes that are generally specially designed, both engine and motor body, especially in Grand Prix racing areas with engines above 250cc. Motorcycle racing in Indonesia generally uses modified ordinary motorbike engines, such as in road races and drag races.
Sebelah kiri adalah sepeda buatan Suharjo dan Arifin dengan meniru model sepeda tahun 1882 yang mereka lihat di internet. Menggunakan bahan baku dan peralatan seadanya, mereka membuat sepeda itu dalam waktu satu bulan pada tahun 2009. Sebelah kanan adalah sejeni sepeda untuk bertualang jarak jauh.
On the left is a bicycle made by Suharjo and Arifin, imitating the 1882 bicycle model they saw on the internet. Using raw materials and makeshift equipment, they built the bicycle in one month in 2009. On the right side is a kind of bicycle for long-distance adventure.
Koleksi Museum Olahraga berupa sejumlah peralatan tradisional elok yang digunakan dalam acara adat dan perlombaan.
The Sports Museum's collection consists of a number of beautiful traditional equipment used in traditional events and competitions.
Keterangan dari alat tradisional yang terlihat pada foto sebelumnya, yaitu berupa senjata mandau, tameng kayu dan kulit, tongkat pemukul, pecut, dan gendang, yang kadang dipakai secara bersamaan pada sebuah pertunjukan atau upacara ritual tertentu. Sebagian peralatan itu digunakan pada adu ketangkasan Caci di Kabupaten Manggarai, Reog Ponorogo, Perang Pandan Bali, dan Perisaian Sasak.
Description of the traditional tools seen in the previous photo, namely in the form of a saber weapon, a wooden and leather shield, a bat, a whip, and a drum, which are sometimes used simultaneously in a certain ritual performance or ceremony. Some of the equipments were used in the Caci agility contests in Manggarai Regency, Reog Ponorogo, the Bali Pandan War, and the Sasak War.
Koleksi Gasing Raksasa di Museum Olahraga Nasional yang dibuat oleh Putu Ardhana dkk dari Desa Mundak, Bali. Pada TAFISA Games 2016 yang merupakan gelaran olahraga rekreasi dan tradisional tingkat dunia, Gasing Raksasa yang sering disebut Jro Tridatu ini ikut ambil bagian dan menjadi daya tarik tersendiri. Gasing yang tingginya 1,7 m, diameter 2,5 m dan berat sekitar 500 kg ini bisa bertahan berputar selama 25 menit dan membutuhkan 5-7 orang untuk menarik tambangnya.
Giant Gasing Collection at the National Sports Museum made by Putu Ardhana et al from Mundak Village, Bali. At the 2016 TAFISA Games, which is a world-class recreational and traditional sport event, the Giant Gasing, which is often called the Jro Tridatu, took part and became a special attraction. The spinning top, which is 1.7 m high, 2.5 m in diameter and weighs about 500 kg, can last for 25 minutes and requires 5-7 people to pull the rope.
Foto dokumentasi yang memperlihatkan beberapa arena olahraga yang dibangun sejak jaman kolonial, seperti Panggung Krapyak sebagai bagian dari arena perburuan di jaman Kesultanan Mataram, Stadion Sriwedari yang digagas PAku Buwono X dan diresmikan tahun 1933 serta menjadi tempat gelaran PON pertama, Stadion Menteng yang sekarang menjadi Taman Menteng, Batavia Golf Club yang sekarang menjadi Padang Golf Rawamangun, dan Dermaga Yacht Priok.
Documentary photos showing several sports arenas built since the colonial era, such as Panggung Krapyak as part of the hunting arena in the Mataram Sultanate era, the Sriwedari Stadium was initiated by PAku Buwono X and was inaugurated in 1933 and became the venue for the first PON, Menteng Stadium which is now Menteng Park, and Batavia Golf Club which is now the Rawamangun Golf Course and Priok Yacht Pier.
Sirkuit Sentul dan Velodrome Rawamangun adalah dua diantara tempat terkenal dan modern yang digunakan sebagai ajang adu cepat. Jika velodrome yang tahun 2018 mengalami renovasi total digunakan sebagai arena balap sepeda bertaraf internasional, maka sirkuit sentul menjadi ajang balap motor, Asian F3, MotoGP, serta balapan A1 Grand Prix.
Sentul Circuit and the Rawamangun Velodrome are two of the most famous and modern places that are used as arena for sprints. If the Velodrome, which has undergone a total renovation in 2018, is used as an international bicycle racing arena, the Sentul circuit will become a motorbike racing event, Asian F3, MotoGP, and the A1 Grand Prix race.
Dokumentasi foto yang memperlihatkan arena surfing Sungai Kampar yang mendunia dan dikenal dengan sebutan Bono. Bono adalah gelombang sungai tinggi yang terjadi sebagai akibat benturan tiga arus air kuat yang berasal dari Selat Malaka, Laut China Selatan, dan Sungai Kampar. Gelombang yang timbul bisa mencapai ketinggian 4-5 meter dengan kecepatan rambat sekitar 40 km/jam, terjadi susul menyusul tanpa pecah hingga puluhan kilometer ke arah hulu sungai. Puncak Bono biasanya terjadi pada sekitar bulan November dan Desember.
Photo documentation showing the global Kampar River surfing arena known as Bono. Bono is a high river wave that occurs as a result of the collision of three strong water currents originating from the Malacca Strait, South China Sea and the Kampar River. The waves that arise can reach a height of 4-5 meters with a propagation speed of about 40 km / hour, occur one after another without breaking up to tens of kilometers upstream of the river. Bono peak usually occurs around November and December.
Dokumentasi foto dan informasi lainnya di Museum Olahraga Nasional adalah tentang arena panjat tebing Citatah di Kabupaten Bandung Barat, dekat Padalarang. Tebing Citatah berketinggian 48-125 meter, dengan tiga tebing utama yaitu di Gunung Tebing Manik, Gunung Pabeasa dan Gunung Singgalang. Tebing Citatah 48 berketinggian 48 meter memiliki 25 jalur panjat dan menjadi tempat latihan Kopassus. Tebing Citatah 90 mempunyai 4-5 jalur panjat namun rapuh sehingga kurang disukai. Tebing Citatah 125 mempunyai banyak jalur panjat dengan berbagai tingkat kesulitan sehingga paling disukai sebagai ajang latihan panjat tebing.
The photo documentation and other information at the National Sports Museum is about the Citatah rock climbing arena in West Bandung Regency, near Padalarang. Citatah cliffs are 48-125 meters high, with three main cliffs, namely at Mount Tebing Manik, Mount Pabeasa and Mount Singgalang. The 48-meter-high Citatah Cliff has 25 climbing routes and is a Kopassus training ground. Citatah 90 cliffs have 4-5 climbing routes but are fragile so they are not preferred. Citatah 125 cliffs have many climbing routes with various levels of difficulty so that they are most preferred as a rock climbing training ground.
Informasi selanjutnya adalah mengenai Bukit Gantole di Perkebunan Teh Gunung Mas kawasan Puncak, Bogor, yang biasa dipakai sebagai arena lepas landas oleh para penggemar gantole dan paralayang. Gantole memakai rangkaian besi berbentuk layang-layang dengan atau tanpa mesin pendorong, sedangkan paralayang menggunakan parasut saja. Ada lagi Bukit Prampelan atau Bukit Joglo di tepian Waduk Gajah Mungkur, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, yang juga disebut sebagai Bukit Gantole karena sering digunakan sebagai area lepas landas gantole dan paralayang.
Next information is about Gantole Hill in Gunung Mas Tea Plantation at Puncak area, Bogor, which is commonly used as a take-off arena by hang gliding and paragliding enthusiasts. Hang gliding uses a kite-shaped iron circuit with or without a propulsion engine, while paragliding uses a parachute only. There is another Prampelan Hill or Joglo Hill on the edge of the Gajah Mungkur Reservoir, Wonogiri Regency, Central Java, which is also known as the Gantole Hill because it is often used as a hang gliding and paragliding take-off area.
Kompleks Gelora Bung Karno yang juga direnovasi tahun 2018 lalu menjadi arena tanding megah untuk gelaran Asian Games ke-18 tahun 2018 yang berlangsung dengan sangat sukses dari mulai acara pembukaan yang spektakular hingga penutupan. GBK mulai dibangun sejak 1960 untuk digunakan pada Asian Games IV tahun 1962. Pada 21 Mei 1962, Istana Olahraga (Istora) berkapasitas 10.000 penonton selesai dibangun. Pada tahun 1973, Muhammada Ali pernah bertarung tanpa memperebutkan gelar melawan Rudi Lubbers di Istora ini. Pada 21 Juli 1962 Stadion Utama Gelora Bung Karno berkapasitas 100.000 penonton selesai dibangun.
Gelora Bung Karno Complex, which was renovated in 2018, became a magnificent sparring arena for the 18th Asian Games in 2018 which took place very successfully from the spectacular opening to the closing ceremony. GBK was built since 1960 for use at the Asian Games IV in 1962. On May 21, 1962, the Sports Palace (Istora) with a capacity of 10,000 spectators was completed. In 1973, Muhammada Ali had a non-title fights against Rudi Lubbers at the Istora. On July 21, 1962 the Gelora Bung Karno Main Stadium with a capacity of 100,000 spectators was completed.
Ruangan di Museum Olahraga Nasional yang bertema gelaran olahraga sebagai ajang pertunjukan dan kompetisi untuk meraih kebanggaan dan kehormatan bangsa. Di tingkat nasional ada PON (Pekan Olahraga Nasional) yang dimulai pada September 1948, dan ke tingkat regional ada Asian Games 1962, Ganefo 1963, SEA Games 1979 dan Asian Games 2018.
A hall in the National Sports Museum with the theme of sports events as a venue for performances and competitions to gain national pride and honor. At the national level there is the PON (National Sports Week) which began in September 1948, and at the regional level there are the 1962 Asian Games, 1963 Ganefo, the 1979 SEA Games and the 2018 Asian Games.
PON pertama tanggal 8-12 September 1948 di Solo, Jawa Tengah, diselenggarakan masih dalam suasana perjuangan untuk mengusir penjajah. Saat itu PORI (Persatuan Olahraga Republik Indonesia) juga berkedudukan di Solo. Penyelenggaraan PON itu juga dimaksudkan sebagai unjuk eksistensi pada dunia bahwa RI sanggup menyelenggarakan gelaran olahraga nasional meski Perjanjian Renville tahun 1948 telah mempersempit wilayah kedaulatan RI.
The first PON on 8-12 September 1948 in Solo, Central Java, was held still in an atmosphere of struggle to expel the Dutch occupant forces. At that time PORI (Republic of Indonesia Sports Association) was also domiciled in Solo. The implementation of the PON was also intended as a show of existence to the world that Indonesia was able to hold national sports events even though the Renville Agreement of 1948 had narrowed the territory of RI's sovereignty.
Deretan informasi bergizi yang ditata elok di Museum Olahraga Nasional ini bercerita tentang banyak hal terkait cabang-cabang olahraga yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan rakyat Indonesia, seperti sepakbola, bulutangkis, volley, tinju, marathon, balap sepeda, dan banyak lagi yang lainnya.
The rows of nutritious information that were beautifully arranged at the National Sports Museum tell about many things related to sports that have become an inseparable part of the life of the Indonesian people, such as football, badminton, volleyball, boxing, marathons, bicycle racing, and many others.
Sampai sebelum tahun 2018, prestasi tertinggi olahraga Indonesia adalah di Asian Games 1962 yang meraih 51 medali, yang terdiri dari 11 medali emas, 12 medali perak, dan 28 medali perunggu. Namun di Asian Games 2018, Indonesia berhasil secara spektakuler meraih 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu dengan total 98 medali.
Until before 2018, Indonesia's highest sporting achievement was at the 1962 Asian Games which won 51 medals, consisting of 11 gold medals, 12 silver medals and 28 bronze medals. However, at the 2018 Asian Games, Indonesia managed to spectacularly win 31 gold, 24 silver and 43 bronze with a total of 98 medals.
Kolase yang memperlihatkan suasana lomba rakyat tradisional yang seru saat perayaan peringatan Hari Kemerdekaan RI.
A photo collage that shows the atmosphere of an exciting traditional folk competition during the commemoration of Indonesian Independence Day.
Piala elok ini merupakan Piala Presiden Republik Indonesia yang diberikan kepada juara Garuda Indonesia Tennis Open, sebuah turnamen bertaraf internasional yang diselenggarakan oleh PELTI bekerjasama dengan Garuda.
The beautiful trophy is the President's Cup of the Republic of Indonesia given to the champion of the Garuda Indonesia Tennis Open, an international tournament organized by PELTI in collaboration with Garuda Airlines.
Piala “The Best Boxer” dari 11th President Cup ini merupakan hibah dari Adrianus Taroreh (Manado) yang meraih medali perak kelas bulu pada Asian Games X tahun 1986 saat berstatus amatir, dan memperoleh sabuk OPBF kelas ringan tahun 1994 saat berstatus profesional. Kemudian ada medali hibah dari Hermansen Ballo (NTT) yang didapuk sebagai raja tinju amatir kelas layang tahun 1987 s/d 2004, yang merupakan satu-satunya petinju peraih medali emas pada Kejuaraan Tinju Piala Raja Thailand.
“The Best Boxer” trophy from the 11th President Cup is a grant from Adrianus Taroreh (Manado) who won a featherweight silver medal at the Asian Games X in 1986 when he was an amateur, and obtained the OPBF lightweight belt in 1994 when he was a professional. Then there is a medal grant from Hermansen Ballo (NTT) who was lined up as king of flyweight amateur boxing from 1987 to 2004, who was the only boxer who won a gold medal at the King's Cup of Thailand Boxing Championship.
Lemari kaca yang berisi piala dan medali dari para tokoh olahraga terkenal yang nama dan wajahnya pernah menghiasi media massa cetak dan tv nasional pada jamannya.
A glass cabinet containing trophies and medals from famous sports figures whose names and faces have graced the print mass media and national TV in their era.
Koleksi medali dan piala para juara pada berbagai gelaran pertandingan olahraga nasional dan internasional yang disimpan di Museum Olahraga Nasional TMII Jakarta.
A collection of medals and trophies for the champions at various national and international sports competitions which are kept at the TMII Jakarta National Sports Museum.
Menurut catatan sejarah, tradisi pemberian piala kepada para juara sudah dilakukan sejak jaman olimpiade kuno di Yunani, yang ketika itu berupa amphora (bejana berbentuk vas dengan 2 pegangan) berisi minyak zaitun atau anggur, dan rangkaian bunga Laurel. Ada banyak piala yang ditampilkan di Museum Olahraga Nasional ini, seperti World Champion Boxing Trophy 9th 2012 November, Piala Pencak Silat, International Badminton Championship 1939, Piala Thomas Cup, dan banyak lagi yang lainnya.
According to historical records, the tradition of giving trophies to champions has been carried out since the days of the ancient Olympics in Greece, when it was in the form of an amphora (a vase-shaped vessel with 2 handles) filled with olive oil or wine, and a flower arrangement of Laurel. There are many trophies displayed at the National Sports Museum, such as the 9th November 2012 World Champion Boxing Trophy, the Pencak Silat Cup, the 1939 International Badminton Championship, the Thomas Cup Cup, and many others.
Dalam tradisi kompetisi olahraga, juara pertama menerima medali emas (dan piala, pada cabang olahraga tertentu), juara kedua menerima medali perak, dan juara ketiga menerima medali perunggu. Namun karena harganya terus naik dan menjadi sangat mahal, medali emas tidak lagi dibuat dari emas murni. Olimpiade 1912 di Stockholm merupakan olimpiade terakhir yang memberikan medali emas murni kepada para juara pertama.
In the tradition of sports competition, the first winner receives a gold medal (and trophies, in certain sports), the second winner receives a silver medal, and the third winner receives a bronze medal. However, as the price continued to rise and became very expensive, gold medals were no longer made of pure gold. The 1912 Olympics in Stockholm was the last Olympics to award a pure gold medal to the first winners.
Foto dan kiprah sejumlah tokoh nasional yang didapuk sebagai pembina olahraga Indonesia. Mereka adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX, MF Siregar, Ir Soeratin Sosrosoegondo, dan Drs. Sudirman. HB IX adalah Ketua Komite Olimpiade RI tahun 1946, KOI tahun 1950, hingga Ketua KONI. Beliau juga menjadi anggota IOC (International Olympic Committee) hingga wafat pada 2 Oktober 1988.
Photographs and the progress of a number of national figures who were appointed as sports coaches in Indonesia. They are Sri Sultan Hamengkubuwono IX, MF Siregar, Ir Soeratin Sosrosoegondo, and Drs. Sudirman. HB IX was Chairman of the Indonesian Olympic Committee in 1946, KOI in 1950, and Chairman of KONI. He was also a member of the IOC (International Olympic Committee) until his death on October 2, 1988.
Sebuah ruangan di Museum Olahraga Nasional dengan dokumentasi foto anak-anak tengah bermain sepakbola, hingga foto pertandingan sepakbola di stadion megah. Pembinaan semua cabang olahraga memang mestinya dimulai dari saat usia anak masih sangat muda.
A hall in the National Sports Museum with photo documentation of children playing soccer, to photos of football matches in magnificent stadiums. Coaching in all sports should start at a very young age.
Meskipun memiliki jumlah penduduk keempat terbesar di dunia, namun selama puluhan tahun Indonesia masih kesulitan untuk memilih sebelas orang terhebat untuk mewakili negara ini dalam pertandingan sepakbola regional dan internasional. Ini diperparah dengan sering terjadinya tawuran antar pendukung yang tak jarang membawa korban, selain pemain yang tak hormati wasit, dan wasit termakan suap sehingga menyulut skandal yang memalukan. Ada banyak hal yang masih harus dibenahi, namun harapan lebih baik akan selalu ada selagi orang terus berusaha.
Despite having the fourth largest population in the world, for decades Indonesia has had difficulty selecting the eleven greatest people to represent this country in regional and international football matches. This was exacerbated by the frequent occurrence of brawls between supporters who often brought victims, apart from players who did not respect the referee, and the referees took bribes, which sparked embarrassing scandals. There are many things that still need to be addressed, but hope for a better life will always be there as people keep trying.
Konon sepakbola telah dikenal sejak jaman purba. Setidaknya sekitar abad ke-2 SM telah dikenal permainan semacam sepakbola di China yang disebut tsu chu (xu ju) dimana para prajurit berlatih menendang bola kulit untuk dimasukkan ke dalam keranjang kecil, dan hanya boleh menggunakan kaki, dada, punggung, dan bahu. Di Jepang sejak 500 tahun lalu telah dikenal ‘kemari’ dimana pemain menggiring bola yang terbuat dari kulit hewan. Di Yunani ada ‘epyskiros’ dan di Romawi ada ‘harpastum’. Karena banyaknya aksi brutal, pada tahun 1314 Raja Edward II dari Inggris mengeluarkan larangan kompetisi sepakbola, yang dicabut tahun 1369 oleh Raja Edward III, lalu dilarang lagi oleh Ratu Elizabeth I pada tahun 1572 dan dicabut lagi pada tahun 1680 oleh Raja Charles II. Pada tahun 1863 berdiri Football Association yang menata dan membuat aturan permainan sepakbola untuk gelaran kompetisi di Inggris.
It is said that football has been known since ancient times. At least around the 2nd century BC there was game a kind of football in China called tsu chu (xu ju) where soldiers practiced kicking leather balls to put them in small baskets, and were only allowed to use their legs, chest, back and shoulders. In Japan since 500 years ago, there has been a known “hither” where players dribble a ball made of animal skin. In Greece there's 'epyskiros' and in Rome there's 'harpastum'. Due to many brutal acts, in 1314 King Edward II of England issued a ban on football competition, which was repealed in 1369 by King Edward III, then again banned by Queen Elizabeth I in 1572 and repealed again in 1680 by King Charles II. In 1863, the Football Association was founded, which regulates and makes football game rules for competitions in England.
Poster yang bercerita tentang sejarah sepakbola Indonesia. Pada tahun 1870 sebuah jurnal Belanda menulis bahwa ada sekumpulan orang di Batavia yang menendang-nendang bola rotan di sebuah tanah lapang. HCC Clockener Brousson menulis bahwa voetbal telah dimainkan oleh mahasiswa School Tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) di Waterlooplein, Batavia, pada tahun 1892. Klub-klub sepakbola pribumi mendirikan Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia pada 19 April 1930. Di tahun itu digelar kongres I di Solo, yang mengubah namanya menjadi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), dan memilih Soeratin Sosrosoegondo sebagai Ketua PSSI yang pertama.
A poster that tells about the history of Indonesian football. In 1870 a Dutch journal wrote that there was a group of people in Batavia who were kicking rattan balls in a field. HCC Clockener Brousson wrote that voetbal was played by students of the School Tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) in Waterlooplein, Batavia, in 1892. Indigenous football clubs founded the Indonesian Football Association on April 19, 1930. in Solo, which changed its name to the Indonesian Football Association (PSSI), and chose Soeratin Sosrosoegondo as the first PSSI Chairman.
Poster dan foto ini bercerita tentang prestasi sepakbola Indonesia di kancah dunia. Pada 1938 tim Indonesia, saat itu masih Hindia Belanda, telah tampil di Piala Dunia Prancis dan menjadi tim Asia pertama yang tampil di kejuaraan sepakbola dunia itu, meski kalah 0-6 melawan Hongaria. Di olimpiade Melbourne Australia tahun 1956 tim sepakbola Indonesia masuk perempat final bertemu Uni Soviet dan mampu menahan 0-0, meski kalah 0-4 pada pertandingan ulang 2 hari kemudian.
Meski sempat disegani di tingkat Asia pada kurun 1954-1972, namun presasti tim sepabola Indonesia anjlok antara tahun 1973-1983, dan baru bisa menjadi juara SEA Games pada 1987 dan 1991. Setelah tahun 1990-an prestasi sepakbola Indonesia menurun tajam dan dibelit dengan berbagai skandal yang membuat pemerintah sempat membekukan PSSI.
This poster and photo tell the story of Indonesia's football achievements on the world stage. In 1938 the Indonesian team, then still in the Dutch East Indies, had appeared at the French World Cup and became the first Asian team to appear in the world football championship, despite losing 0-6 against Hungary. At the Melbourne Australia Olympics in 1956, the Indonesian football team entered the quarter-finals to meet the Soviet Union and was able to hold 0-0, despite losing 0-4 in a rematch 2 days later.
Although they were respected at the Asian level in the period 1954-1972, the Indonesian soccer team's achievement fell between 1973-1983, and only won the SEA Games in 1987 and 1991. After the 1990s Indonesian football achievements declined sharply and were twisted by various a scandal that made the government freeze PSSI.
Cerita tentang perkembangan terkini sepakbola Indonesia di Museum Sepakbola Nasional TMII Jakarta. Pada Kejuaraan AFC Wanita pada 1977, tim nasional sepakbola wanita Indonesia berhasil menduduki peringkta ke-4, yang menginspirasi bergulirnya Liga Sepakbola Wanita (Galanita) yang sayangnya terhenti pada tahun 2009. Sekitar tahun 1998-1999 Futsal mulai dikenal dan mulai dipertandingkan pada Liga Futsal Indonesia sejak 2006. Ada pula sepakbola pantai yang populer di Bali.
Stories about the latest developments in Indonesian football at the TMII National Football Museum. At the AFC Women's Championship in 1977, the Indonesian women's national football team managed to occupy the 4th place, which inspired the launch of the Women's Football League (Galanita) which unfortunately ended in 2009. Around 1998-1999 Futsal became known and began to be competed in the Indonesian Futsal League since 2006. There's also beach soccer which is popular in Bali.
Penanda sederhana yang memberitahu pengunjung bahwa mereka akan memasuki ruangan yang menyimpan Koleksi Hibah di Museum Olahraga Nasional.
A simple marker informs visitors that they will enter the room that houses the Grant Collection at the National Sports Museum.
Pandangan sekilas pada kotak-kotak lemari kaca dimana disimpan berbagai benda terkait olahraga yang dihibahkan oleh atlet yang dulu pernah memakainya dalam berbagai pertandingan nasional dan internasional.
A glimpse of the glass cabinet boxes where various sports-related objects were gifted by athletes who had used them in various national and international competitions.
Salah satu ruangan kaca menyimpan 4 buah medali yang merupakan hibah dari Nanik Juliati Soewadji, pemecah enam rekor SEA Games dan tiga rekor nasional renang. Keempat medali itu adalah Emas SEA Games IX 1977, Emas SEA Games 1979, Perak SEA Games XV 1989, dan Emas SEA Game XVI 1991. Pada April 1995, Nanik menjadi peserta putri pertama yang mencapai garis akhir saat menyeberangi Selat Madura dengan jarak sekitar 3,8 km dalam waktu 53 menit 50 detik.
One of the glass rooms holds 4 medals which were a gift from Nanik Juliati Soewadji, who broke six SEA Games records and three national swimming records. The four medals were Gold SEA Games IX 1977, Gold SEA Games 1979, Silver SEA Games XV 1989, and Gold SEA Game XVI 1991. In April 1995, Nanik became the first female participant to reach the finish line when crossing the Madura Strait at a distance of about 3.8 km within 53 minutes 50 seconds.
Lalu ada pakaian dan medali hibah dari Mardi Lestari yang pernah disebut sebagai pelari tercepat di Asia Tenggara. Mardi merupakan satu-satunya atlet Asia yang berhasil menembus semifinal lari 100 m di Olimpiade Soul tahun 1988.
Then there's outfit and the medal grant from Mardi Lestari who was once called the fastest runner in Southeast Asia. Mardi was the only Asian athlete who made it through the semifinals of the 100 m run at the 1988 Soul Olympics.
Kemudian ada piala, baju balap dan kelengkapannya hibah dari Bagies Hermanto, pembalap dari Tim R&W Engineered by Jason F3 Team di ajang Asian Formula 3.
Then there are the trophies, racing clothes and the accessories, grants from Bagies Hermanto, a racer from the R&W Engineered by Jason F3 Team in the Asian Formula 3 event.
Medali dan penghargaan Female Swimmer of the year 1989 yang dihibahkan oleh Elfira Rosa Nasution yang disebut tak pernah tak mendapat medali ketika ikut dalam lomba renang sehingga disebut sebagai ratu renang Indonesia kurun waktu 1983-1991.
The Female Swimmer of the year 1989 medal and award were awarded by Elfira Rosa Nasution, who was said to have never not received a medal when participating in a swimming competition so she was called the queen of Indonesian swimming during the 1983-1991 period.
Kemelut di PSSI yang tak kunjung reda membuat Kemenpora mengeluarkan keputusan berani berupa SK Pembekuan PSSI pada 17 April 2015 yang berakibat pada tidak diakuinya seluruh kegiatan PSSI oleh Pemerintah, dan pemerintah membentuk Tim Transisi yang mengambil alih hak dan kewenangan PSSI sampai terbentuknya kepengurusan PSSI yang kompeten. Menpora akhirnya mencabut SK Pembekuan PSSI pada Mei 2016.
The chaos at PSSI that never subsided made the Ministry of Youth and Sports to issue a bold decision in the form of a Decree on the Suspension of PSSI on 17 April 2015 which resulted in the Government not recognizing all PSSI activities, and the government forming a Transitional Team which took over the rights and authorities of PSSI until the formation of a competent PSSI management. The Menpora finally revoked the PSSI Freezing Decree in May 2016.
Ruangan elok di lantai atas Museum Olahraga yang menyimpan benda-benda bersejarah yang pernah digunakan oleh para legenda olahraga tanah air.
A beautiful room on the top floor of the Sports Museum, which houses historical objects used by national sports legends.
Tulisan yang memberi gambaran mengenai isi ruangan yang ada di Museum Olahraga Nasional ini, sebagai penghargaan bagi mereka-mereka yang kiprahnya patut diteladani dalam dunia olahraga, meski tak pernah menjadi juara dunia atau juara olimpiade.
The writing that provides an overview of the contents of the room in the National Sports Museum is a tribute to those whose work is exemplary in the world of sports, even though they have never become world champions or Olympic champions.
Kisah legenda sepakbola Indonesia yang merupakan para maestro di lapangan rumput di jamannya. Mereka adalah Andi Ramang, Soetjipto Soentoro alias Gareng, dan Iswadi Idris. Iswadi bersama Soetjipto, Abdul Kadir dan Jacob Sihasale pernah mendapat julukan sebagai ‘kuartet tercepat Asia’.
The story of the Indonesian football legend who was the maestro on the grass field in his day. They were Andi Ramang, Soetjipto Soentoro alias Gareng, and Iswadi Idris. Iswadi and Soetjipto, Abdul Kadir and Jacob Sihasale were once dubbed 'Asia's fastest quartet'.
Koleksi pakaian, penutup wajah, dan bilah anggar yang pernah menjadi salah satu cabang olah raga yang mampu meraih prestasi yang cukup membanggakan.
A collection of clothes, face covers, and fencing blades that were once a sport that was able to achieve quite a proud achievement.
EAA Poerawinata alias Zus Undap adalah wanita kelahiran Sukabumi tahun 1934 yang disebut sebagai atlet anggar perempuan pertama Indonesia. Ia bertanding sejak PON III tahun 1953 hingga PON IX tahun 1977 dan meraih 13 medali emas serta 10 medali perak.
EAA Poerawinata aka Zus Undap is a woman born in Sukabumi in 1934 who was called Indonesia's first female fencing athlete. She competed from PON III in 1953 to PON IX in 1977 and won 13 gold medals and 10 silver medals.
Catatan tentang benda-benda yang pernah digunakan Zuus Undap berlaga dalam berbagai pertandingan anggar. Ia mewakili Indonesia di Olimpiade Roma tahun 1960 meski tak mendapat medali. Diantara benda yang ia hibahkan ke Museum Olahraga Nasional adalah pelindung muka, pelindung dada, rompi, sarung tangan, anggar Yudie, anggar Sabel, anggar Floret, dan anggar Degan.
Notes on the items Zuus Undap used to compete in various fencing matches. He represented Indonesia at the 1960 Rome Olympics, although he did not get a medal. Among the items he gave to the National Sports Museum were face shields, chest protectors, vests, gloves, Yudie fencing, Sabel fencing, Floret fencing, and Degan fencing.
Kisah para legenda lari yang dimulai dari Mohammad Sarengat, seorang dokter kelahiran tahun 1939. Ia peraih dua medali emas pada Asian Games 1962 di Jakarta, dan mencatat rekor Asia untuk lari 100 meter dalam waktu 10,5 detik. Rekor itu dipecahkan 25 tahun kemudian oleh Purnomo Muhammad Yudhi dengan catatan waktu 10,3 detik. Selanjutnya ada Mardi Lestari, Carolina Rieuwpassa dan Lourina Henriette Maspaitell alias Henny Maspaitella.
The story of running legends was begun with Mohammad Sarengat, a doctor who was born in 1939. He won two gold medals at the 1962 Asian Games in Jakarta, and set an Asian record to run 100 meters in 10.5 seconds. The record was broken 25 years later by Purnomo Muhammad Yudhi with a time of 10.3 seconds. Furthermore, there are Mardi Lestari, Carolina Rieuwpassa and Lourina Henriette Maspaitell alias Henny Maspaitella.
Bulutangkis banyak melahirkan tokoh-tokoh besar melegenda yang mengharumkan nama Indonesia selama bertahun-tahun di tingkat dunia. Mereka adalah Ferry Sonneville, Tan Joe Hok (orang pertama Indonesia yang menjadi juara All England yang diperolehnya pada tahun 1959). Keduanya ada dalam tim yang pertama kali berhasil merebut Piala Thomas tahun 1958. Di bagian putri ada Minarni Soedaryanto dan Retno Koestiyah.
Badminton has produced many great legendary figures who have made Indonesia proud for years at the world level. They are Ferry Sonneville, Tan Joe Hok (the first Indonesian to become the All England champion he got in 1959). Both of them were in the team that won the Thomas Cup for the first time in 1958. In the women's section, there were Minarni Soedaryanto and Retno Koestiyah.
Di Museum Olahraga Nasional dipajang catatan prestasi para atlet legendaris, diantaranya adalah gol-gol yang dibuat oleh Ramang dalam pertandingan internasional.
The National Sports Museum displays the achievements of legendary athletes, including the goals scored by Ramang in international matches.
Medali dan senapan yang dihibahkan oleh atlet legendaris Lely Sampoerno yang disebut sebagai atlet tembak wanita pertama di Asia. Diantara koleksi yang ia sumbangkan adalah senapan laras panjang, pestol Pasopati, dan berbagai medali PON, SEA Games, SEASA, dll.
A medal and a rifle gifted by the legendary athlete Lely Sampoerno, who is said to be the first female shooting athlete in Asia. Among the collections she donated were rifles, Pasopati revolvers, and various medals from PON, SEA Games, SEASA, etc.
Kisah legenda atlet angkat besi yang disebut sebagai Samson Indonesia, yaitu Charlie Depthios. Ia tak pernah menjadi juara dunia namun pernah memecahkan rekor dunia, dan berkali-kali memecahkan rekon nasional sejak tahun 1960 yang sebagian besar atas namanya sendiri.
The legend of the weightlifter known as Samson Indonesia, namely Charlie Depthios. He has never become world champion but has broken world records, and has broken national records many times since 1960, mostly in his own name.
Koleksi Museum Olahraga Nasional yang berasal dari hibah Wilhelm Gomes, atlet tinju kelahiran Ambon peraih medali emas kelas menengah ringan Asian Games VI 1970 di Bangkok, dan kelas menengah Asian Games VIII 1978. Ada pelindung kepala, sarung tinju, celana, kimpteki, sepatu dan punching ball.
The National Sports Museum collection, which came from a grant from Wilhelm Gomes, an Ambon-born boxing athlete who won a gold medal for the VI 1970 Asian Games light middle class in Bangkok, and the 1978 Asian Games VIII middle class. There are head protectors, boxing gloves, pants, kimpteki, shoes and punching ball.
Dunia tinju amatir Indonesia pernah memiliki sejumlah atlet dengan nama besar seperti Wiem Gomies, Syamsul Anwar Harahap, Ferry Moniaga, Frans VB, dan Benny Maniani, yang semuanya juara tinju Asia. Di dunia tinju profesional ada nama Wongso Suseno di kelas welter yang menjadi Juara OPBF 1975 dan Juara WBA Intercontinental 1976.
Indonesian amateur boxing has had a number of athletes with big names such as Wiem Gomies, Syamsul Anwar Harahap, Ferry Moniaga, Frans VB, and Benny Maniani, all of whom are Asian boxing champions. In the world of professional boxing there's a name of Wongso Suseno at welterweight who became the 1975 OPBF Champion and the 1976 WBA Intercontinental Champion.
Di dunia catur ada nama Ardiansyah yang meraih gelar Grand Master pada tahun 1986. Lalu ada nama Utut Adianto yang meraih gelar Grand Master pada usia 21 tahun, dan gelar Super Grand Master dengan ELO rating 2600 di peringkat 39 dunia.
In the world of chess there's a name of Ardiansyah who won the Grand Master title in 1986. Then there's Utut Adianto who won the Grand Master title at the age of 21, and the Super Grand Master title with an ELO rating of 2600 in the 39th world rank.
Raket tenis yang pernah digunakan oleh petenis wanita kondang Yayuk Basuki di Museum Olahraga Nasional TMII.
Tennis racket used by the famous female tennis player Yayuk Basuki at the TMII National Sports Museum.
Yayuk Basuki adalah atlet tenis profesional Indonesia pertama yang pernah mencapai babak perempat final Wimbledon tahun 1997. Nama besar lainnya di dunia tenis wanita adalah Angelique Wijaya, Suzana Anggarkusuma, Lita Sugiarto, Lanny Kaligis, dan Yolanda Sumarno. Sedangkan petenis pria ada nama-nama beken seperti Yustedjo Tarik, Tintus Arianto Wibowo, Atet Wiyono, Gondowijoyo, Hardiman, Wailan Walalangi dan Harry Suharyadi.
Yayuk Basuki was the first Indonesian professional tennis athlete to ever reach the Wimbledon quarter-finals in 1997. Other big names in the world of women's tennis were Angelique Wijaya, Suzana Anggarkusuma, Lita Sugiarto, Lanny Kaligis, and Yolanda Sumarno. Meanwhile, famous male tennis players' names were Yustedjo Tarik, Tintus Arianto Wibowo, Atet Wiyono, Gondowijoyo, Hardiman, Wailan Walalangi and Harry Suharyadi.
Indonesia pernah memiliki jawara panahan yang dijuluki Robin Hood Indonesia, yaitu Donald Djatuna Pandiangan, yang lebih terkenal disebut Donald Pandiangan. Pada Kejuaraan Dunia Panahan 1975 di Australia ia masuk 12 besar dunia. Sayangnya Indonesia batal ikut Olimpiade Moscow 1980 sebagai protes atas invasi Soviet ke Afghanistan, membuat harapannya untuk menjadi atlet peraih emas pertama olimpiade sirna.
Indonesia once had an archery champion nicknamed Robin Hood Indonesia, namely Donald Djatuna Pandiangan, who's more famously known as Donald Pandiangan. At the 1975 World Archery Championships in Australia he entered the world's top 12. Unfortunately, Indonesia canceled participating in the 1980 Moscow Olympics in protest of the Soviet invasion to Afghanistan, making hopes of becoming the first Olympic gold medalist in the Olympics vanished.
Kisah legenda keluarga atlet di cabang olahraga sama dan berprestasi. Mereka adalah keluarga Radja Murnisal Nasution yang anak-anaknya menjadi atlet renang nasional, yaitu Elfira Rosa Nasution, Maya Masita Nasution, Elsa Manora Nasution, Kevin Rosa Nasution, dan Muhammad Akbar Nasution. Lalu ada keluarga Daniel Bahari di arena tinju nasional dengan anak-anaknya Pino Bahari, Champ Bahari, Nemo Bahari, dan Daudy Bahari. Ada pula keluarga Mandagi di olahraga terjun payung.
The family legend of athletes in the same sport and achievements. They are the family of Radja Murnisal Nasution whose children were national swimming athletes, namely Elfira Rosa Nasution, Maya Masita Nasution, Elsa Manora Nasution, Kevin Rosa Nasution, and Muhammad Akbar Nasution. Then there's Daniel Bahari's family in the national boxing arena with his sons Pino Bahari, Champ Bahari, Nemo Bahari, and Daudy Bahari. There's also the Mandagi family in skydiving.
Tinton Suprapto adalah nama yang pernah berkibar dalam arena balap mobil Indonesia, meski ada nama-nama Henky Irawan, Beng Soeswanto, Jan Darmadi, dan Dolly Indra Nasution yang disebut-sebut sebagai perintis balap mobil tanah air. Anak Tinton, Ananda Mikola dan Moreno, mengikuti jejak sang ayah sebagai pembalap mobil yang handal.
Tinton Suprapto was a name that has flown in the Indonesian car racing arena, even though there were other names such as Henky Irawan, Beng Soeswanto, Jan Darmadi, and Dolly Indra Nasution who were said to be the pioneers of Indonesian car racing. Tinton's children, Ananda Mikola and Moreno, followed in their father's footsteps as a reliable car racer.
Para pelatih legendari juga mendapat kehormatan di Museum Olahraga Nasional, karena jasa mereka para atlet bisa meraih prestasi di tingkat nasional, regional dan internasional. Di arena bulutangkis ada nama Tahir Djide, di sepakbola ada Endang Witarsa, Tony Poganik, Sinyo Aliandoe, dan Wiel Coerver.
Legendary coaches also have an honor at the National Sports Museum, because of their services athletes can achieve achievements at the national, regional and international levels. In the badminton arena there's the name of Tahir Djide, in football there were Endang Witarsa, Tony Poganik, Sinyo Aliandoe, and Wiel Coerver.
Dunia bulutangkis Indonesia tak bisa lepas dari nama besar Christian Hadinata, yang dalam poster ini diperbandingkan dengan legenda bola Diego Maradona, namun dalam kisah yang sama sekali berbeda. Jika Maradona membuat gol dengan ‘tangan tuhannya’ maka Christian secara sportif mengkoreksi kesalahan wasit yang menguntungkannya dalam perebutan Piala Thomas Cup di Kuala Lumpur tahun 1984.
The world of Indonesian badminton cannot be separated from the big name of Christian Hadinata, who in this poster was compared to the football legend Diego Maradona, but in a completely different story. If Maradona scores a goal with his "god's hand", Christian then willingly corrects the referee's mistake in his favor in the 1984 Thomas Cup win in Kuala Lumpur.
Wajah-wajah yang sangat akrab di dunia olahraga tanah air, bahkan sampai ke tingkat dunia, karena mereka pernah menjadi Juara Olimpiade atau Juara Dunia di cabang-cabang yang mereka geluti.
The faces are very familiar in the world of homeland sports, even to the world level, because they have been Olympic Champions or World Champions in the fields they were in.
Sebuah ruangan berbentuk bundar di Museum Olahraga Nasional yang mendokumentasikan prestasi para atlet Indonesia di berbagai ajang kompetisi nasional hingga dunia.
A circular hall in the National Sports Museum that documents the achievements of Indonesian athletes in various national and world competitions.
Deretan foto dan catatan prestasi dari para atlet yang pernah berjaya di cabang olahraganya masing-masing. Ada dari angkat berat, binaraga, bridge, perahu naga, paralayang, pencak silat, tinju, kempo, wushu, dan banyak lagi yang lainnya.
A row of photos and records of achievements from athletes who have triumphed in their respective sports. There are weight lifting, bodybuilding, bridge, dragon boat, paragliding, pencak silat, boxing, kempo, wushu, and many others.
Foto dan kisah yang meski tak menggambarkan semua drama dan perjuangan para atlet dalam meraih prestasinya, namun setidaknya bisa memberi gambaran bagi pengunjung tentang siapa saja mereka dan menjadi inspirasi.
Photos and stories that, although not depicting all the drama and struggles of the athletes in achieving their achievements, it can at least give visitors an idea of who they are and become an inspiration.
Foto dan kisah tentang bagaimana trio Srikandi Indonesia dapat menembus elit dunia melalui cabang panahan dalam perhelatan Olimpiade.
Photos and stories about how the Indonesian heroine trio could penetrate the world's elite through archery at the Olympics.
Piala yang diletakkan di tengah ruangan bundar ini adalah dari kejuaraan yang diselenggarakan oleh Persatuan Atletik Seluruh Indonesia.
The trophy placed in the middle of this round room is from a championship organized by the Indonesian Athletics Association.
Sebuah sudut ruangan di Museum Olahraga Nasional dengan foto Pak Harto dan Ibu Tien yang tengah bersepeda tandem. Disebelah kanan adalah poster yang mengajak untuk berolahraga.
A corner of the room at the National Sports Museum with a photo of Pak Harto and Ibu Tien cycling in tandem. On the right is a poster of inviting people to exercise.
Ruangan yang menyimpan sejumlah alat permainan tradisional, dan maket di tengahnya. Ada tulisan “Mainan Lama Jangan Sirna”, dan ada pula poster bertulis “Jangan Curang! Menang Biasa, Kalah pun Biasa”.
A hall that holds a number of traditional toys, and a maket in the middle. There is an article "Old Toys Do Not Disappear", and there is also a poster written "Do not Cheat! Win Normal, Lose Normal ”.
Kolase foto gelaran olahraga dan tulisan menggelitik, berbunyi “Olahraga tak hanya berakhir menjadi juara”, lalu “Bukan Hanya Untuk Sehat dan Bugar, berolahraga seharusnya dapat mempertajam karakter”
A collage of photos of sports events and intriguing writing, reads "Sports doesn't just end up being a champion", then "It's not just for being healthy and fit, exercise should be able to sharpen your character"
Saya sempat berkunjung ke area pusat fitnes yang berada di dalam gedung terpisah dari gedung utama. Museum Olahraga juga mempunyai perpustakaan, namun terkesan seadanya.
I had time to visit fitness center area which is in a separate building from the main building. The Sports Museum also has a library, but it looked so simple.
Pandangan pada lapangan Tenis yang ada di dalam kompleks Museum Olahraga Nasional TMII Jakarta Timur.
A view of the tennis court inside the TMII National Sports Museum complex.
Dengan bentuk bola raksasa seperti ini, tak mudah bagi pengelola untuk menjaga agar permukaannya tetap bersih dan kinclong. Setidaknya kolam renang yang ada di bawahnya terlihat cukup bersih.
With the shape of a giant ball like this, it is not easy for managers to keep the surface clean and shiny. At least the swimming pool below looked clean enough.
Akses masuk ke dalam ruangan Museum Olahraga Nasional yang terlihat sudah memerlukan penyegaran agar terlihat lebih cantik dan menarik.
Access to the National Sports Museum hall which looked like it already needed a refresher to make it more beautiful and attractive.
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.