Pandangan depan pada gedung dua lantai cantik yang diperuntukkan bagi Perpustakaan Gus Dur di Taman Budaya Tionghoa Indonesia TMII Jakarta. Meski tulisannya sedikit terhalang oleh air mancur namun masih bisa terbaca dengan jelas. Tengara perpustakaan Gus Dur juga ditoreh pada batu prasasti yang diletakkan di bawah pohon kemboja di sebelah kanan anak tangga.
Patung Gus Dur yang dibuat dalam posisi duduk, tangan kanan melambai, berkopiah, berkacamata, dan dengan ekspresi tawa khasnya. Kursi yang diduduki berukir indah, dengan puncak sandaran seperti mahkota. Di sebelah kanan dipasang bendera NU (Nahdlatul Ulama) berwarna hijau berjumbai kuning. Sedangkan pada dinding sebelah kiri menempel logo bertulis "Perkumpulan Marga Tan Jakarta - Indonesia", mungkin penyumbang benda-benda yang berada di dalam ruangan ini.
Pandangan pada pojok kiri ruangan dimana terdapat tangga untuk menuju lantai dua yang saat itu masih ditutup karena belum selesai dikerjakan interiornya. Di lantai dua itulah buku-buku untuk perpustakaan nantinya disimpan dan dipamerkan. Pada dinding sebelah kiri ada karikatur Gus Dur yang duduk bersila mengenakan sarung, khas pakaian santri Jawa.
Sebuah poster pada dinding di bawah tangga ke lantai dua di Perpustakaan Gus Dur Taman Budaya Tionghoa TMII Jakarta, memperlihatkan foto sang kyai dengan tangan bertelekan di atas tongkat, dan tulisan yang mengutip ucapannya pada acara talk show "Living in Harmony" atau hidup dalam harmoni yang berlangsung di Mal Ciputra 30 Januari 2008.
Pandangan dekat pada patung Gus Dur yang dibuat dalam posisi duduk, tangan kanan melambai, berkopiah, berkacamata, dan dengan ekspresi tawa khasnya. Kursi yang diduduki berukir indah, dengan puncak sandaran seperti mahkota. Di sebelah kanan dipasang bendera NU (Nahdlatul Ulama) berwarna hijau berjumbai kuning. Sedangkan pada dinding sebelah kiri menempel logo bertulis "Perkumpulan Marga Tan Jakarta - Indonesia", mungkin penyumbang benda-benda yang berada di dalam ruangan ini.
Patung Gus Dur dengan ekspresi yang mengingatkan pada kata-kata bertuahnya "Gitu saja koq repot" yang membuat panas kuping orang yang terkena sentil.
Rangkaian foto yang menggambarkan karir politiknya hingga membawanya menjadi presiden, yang kemudian dipaksa turun setelah dihianati oleh para politisi.
Pandangan pada ruang bawah Perpustakaan Gus Dur Taman Budaya Tionghoa di TMII Jakarta, dengan meja kayu di tengah ruangan, anak tangga menuju lantai dua yang saat itu masih ditutup karena belum selesai dikerjakan interiornya, patung Gus Dur seukuran sebenarnya, foto saat menjabat sebagai presiden RI bersama ibu negara Sinta Nuriah, serta bendera Nahdlatul Ulama di sebelah kanan. Di lantai dua itulah buku-buku untuk perpustakaan nantinya disimpan dan dipamerkan.
Sebuah gerbang tinggi yang kami lihat setelah beberapa langkah meninggalkan teras Perpusatkaan Gus Dur.
Kutipan kata-kata Gus Dur yang terkenal, memperlihatkan sikapnya sebagai seorang pluralis yang melihat setiap manusia bukan semata dari agama dan sukunya, namun lebih pada tindak tanduk dan perbuatan nyata yang baik yang bisa dirasakan manfaatnya oleh sesama. Di negeri ini, setiap warga negara memiliki kedudukan setara, mempunyai hak dan kewajiban yang sama, apa pun suku dan kepercayaan yang dianutnya, dan itu dijamin oleh konstitusi. Di bawah poster ini ada tulisan "sedang diperbaiki", entah frame atau isinya atau kedua-duanya yang hendak diperbaiki.
Label:
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.