Tengara nama Taman Budaya Tionghoa ditulis dalam huruf Latin dan Tionghoa, dengan bangku meja batu bersebelahan dengan arca Cioksay betina yang tengah bermain dengan kedua anaknya. Di sisi lainnya terdapat patung Cioksay jantan yang tengah memegang bola. Kedua singa penjaga itu fungsinya menyerupai arca Dwarapala pada candi di Jawa. Agak jauh di belakang sana adalah pintu gerbang utama bertulis "Taman Budaya Tionghoa Indonesia".
Di sayap kiri depan Taman Budaya Tionghoa Indonesia TMII Jakarta terdapat pilar batu menyerupai kusen yang menjadi pelengkap patung John Lie Tjeng Tjoan atau Jahja Daniel Dharma, Laksamana Muda TNI Angkatan Laut dari keturunan etnis Tionghoa. Ia lahir di Manado pada 9 Maret 1911 dan wafat di Jakarta pada 27 Agustus 1988. Selain sebagai Pahlawan Nasional Indonesia, ia juga dianugerahi Bintang Mahaputera Utama dan Bintang Mahaputera Adipradana.
Patung ayam dan anjing Taman Budaya Tionghoa Indonesia TMII Jakarta, bagian dari 12 patung shio, lengkap dengan prasasti tentang maknanya. Patung shio itu selain berukuran besar juga menawan penampilannya. Shio dipakai untuk lrbih mengenal orang ketika menjalin kerjasama atau untuk mencari jodoh.
Instalasi Monumen Laskar Jawa dan Tionghoa Melawan VOC di ujung belakang Taman Budaya Tionghoa Indonesia. Peristiwa tahun 1740-1743 terjadi setelah dibantainya 10.000 orang Cina pada Oktober 1740 oleh Gubernur Jenderal Adrian Valkcenier.
Di latar depan adalah patung yang menggambarkan Shio Ulra, dan di latar belakang patung untuk Shio Naga. Kedua patung dibuat dengan detail indah.
Patung Shio Naga yang indah, merupakan yang ke-5 dari 12 shio. Orang dengan shio naga biasanya idealis, perfeksionis, agresif dan penuh tekad.
Penampakan lebih dekat yang memperlihatkan detail indah pada arca Shio Naga. Orang terkenal yang bershio naga diantaranya adalah Julius Caesar, Sandra Bullock, Bruce Lee, Keanu Reeves, Shakira, Pelé, dan Abdurrahman Wahid.
Patung Shio Kelinci (tahun ke-4), Harimau (ke-3), dan Kerbau (ke-2). Di ujung sana adalah gerbang masuk ke area ini, meski kami masuk tidak melewati gerbang itu.
Patung Shio Monyet (lahir tahun 1920, 1932, 1944, 1956, 1968, 1980, 1992, 2004, 2016), dan Shio Ayam. Pesohor dengan shio Monyert diantaranya adalah Elijah Wood, Jennifer Aniston, Rod Stewart, George Lucas, Tom Hanks, Michael Schumacher, Justin Timberlake, Mika Häkkinen, dan Christina Aguilera.
Patung Shio Kambing berlatar sebuah gedung dengan prasasti besar dalam aksara Tionghoa di depannya. Diantara pesohor bershio Kambing adalah Bill Gates, Bruce Willis, Julia Roberts, Michelangelo, Steve Jobs, Robert De Niro, dan Valentino Rossi.
Sudut pandang lain pada patung Shio Kambing yang memperlihatkan tahun kelahiran orang bershio ini, yaitu tahun 1919, 1931, 1943, 1955, 1967, 1979, 1991, 2003, dan 2015.
Patung Shio Kuda dengan penggambaran wajah yang manis ramah. Tahun kelahiran Shio Kuda adalah 1918, 1930, 1942, 1954, 1966, 1978, 1990. 2002, dan 2014.
Lingkungan yang hijau asri di Taman Budaya Tionghoa Indonesia, dengan patung Shio Ayam dan Shio Anjing. Orang dengan Shio Ayam lahir pada tahun 1921, 1933, 1945, 1957, 1969, 1981, 1993, 2005, dan 2017.
Arca Shio Harimau dan Shio Kerbau dengan detail yang sangat mirip aslinya. Pesohor yang lahir di tahun Kerbau diantaranya adalah Walt Disney, Margaret Thatcher, Anthony Hopkins, Charlie Chaplin, Soekarno, Joko Widodo, dan Barack Obama. Sedangkan yang lahir di tahun Harimau diantaranya adalah Mohammad Hatta, Leonardo DiCaprio, Ludwig van Beethoven, Tom Cruise, dan Phil Collins.
Arca Shio Tikus yang merupakan tahun pertama dalam siklus shio ini. Orang dengan Shio Tikus lahir pada tahun 1912, 1924, 1936, 1948, 1960, 1972, 1984, 1996, dan tahun 2008. Pesohor dengan Shio Tikus adalah Antonio Banderas, Ben Affleck, Zinedine Zidane, Katy Perry, Cristiano Ronaldo, Mark Zuckerberg, dan Bacharuddin Jusuf Habibie.
Arca Shio Babi yang merupakan tahun ke-12 dalam siklus shio. Orang bershio babi memiliki sifat jujur, toleran dan merupakan sahabat yang baik. Namun sering kecewa karena mengharapkan hal yang sama dari orang lain. Orang bershio babi cocok dengan sesama shio babi, juga dengan shio naga dan shio kambing. Mereka cocok sebagai penghibur dalam dunia seni. Orang dengan Shio Babi lahir pada tahun 1923, 1935, 1947, 1959, 1971, 1983, 1995, 2007, dan 2019.
Deret patung Shio Anjing, Ayam dan Monyet. Orang dengan shio anjing umumnya setia, jujur, dan dapat dipercaya, tapi bisa keras kepala dan egois. Dalam bergaul orang bershio anjing cocok dengan shio kuda, kelinci, babi, dan shio macan.
Gapura dengan tengara Taman Dua Belas Shio, dimana di dalamnya terdapat 12 patung binatang yang masing-masing menggambarkan shio Tikus hingga shio Babi.
"Gazebo Dr. Putrasatia Irawan, DS. KTP." yang dibangun untuk mengenang pria yang dikenal sebagai dokter spesialis kedokteran transfusi perintis Palang Merah Indonesia. Ia lahir pada 1928 dan wafat tahun 2009, dengan meninggalkan tiga orang putera.
Prasasti yang menandai Monumen Kera Sakti Taman Budaya Tionghoa TMII yang dibuat pada 27 Juni 2010. Dalam prasasti ini tokoh-tokohnya disebut sebagai Sun Go Kong, Cu Pak Kai, Sa Cun, dan Pendeta Tang Cen.
Penampakan Monumen Kera Sakti dengan Sun Go Kong berada di depan sebagai perintis jalan, matanya awas melihat bahaya yang mengancam di sepanjang jalan menuju ke barat.
Penampakan Monumen Kera Sakti dari arah depan yang hanya memperlihatkan Sosok Sun Go Kong dengan posisi kaki, badan, dan kepala yang khas.
Pandangan lebih dekat pada patung Sun Go Kong dengan tongkat ajaib di tangan kiri bernama tongkat sakti Ruyi Jingu Bang yang beratnya 13.500 kati (8.100 kg) dan tangan menutup kening agar matanya bisa lebih jelas menandang ke depan.
Pandangan Monumen Kera Sakti dari sisi sebelah kanan. Di bawah patung-patung itu terdapat lubang seperti gua, namun tak ada apa-apa di sana.
Patung Khong Hu Cu (551 - 479 SM) yang digambarkan dengan wajah sejuk dan tangan bertangkup di depan dada.
Pandangan pada sisi sebelah kanan dari Monumen Laskar Jawa dan Tionghoa Melawan VOC. Penggambaran tokoh-tokohnya terlihat sangat detail dan ekspresif.
Pandangan pada sisi sebelah kiri dari Monumen Laskar Jawa dan Tionghoa Melawan VOC. Gedung yang terlihat di sebelah kiri adalah Museum Hakka dan Museum Tionghoa Indonesia.
Pandangan lurus dari depan pada monumen, memperlihatkan empat prasasti yang menempel pada dinding, dengan satu tengara kecil di bagian kiri bawah, mungkin adalah nama pembuatnya.
Sudut pandang lainnya pada Monumen dengan kisah pertempuran dan perlawanan ditulis pada prasasti yang paling kanan. Sebelah kirinya, dengan lambang Garuda Pancasila adalah prasasti peresmian monumen.
Patung pria wanita bertatap muka mesra dengan satu tangan saling berpegangan dan tangan lainnya mengembang sayap, menggambarkan Legenda Sampek Engtay. Kisah asmara yang berakhir tragis itu terjadi di masa Dinasti Chin, lebih dari 1460 tahun lalu.
Pandangan lebih dekat pada patung Legenda Sampek Engtay. Kisah ini pernah diadaptasi menjadi tontonan panggung berjudul Miss Kadaluwarsa, diproduksi EKI Production, dan ditampilkan di Gedung Kesenian Jakarta pada Mei 2007.
Jembatan Kasih Sayang yang dibuat dengan sumbangan lima dermwan, satu orang masing-masing dari Aceh, Belitung, Jakarta dan Balikpapan, dan dua orang dari Batam.
Tulisan di belakang Patung Sampek Entay yang berisi kisah Legenda Sampek Engtay. Alkisah pada jaman Dinasti Ming hidup seorang pemuda bernama Liang Sampek yang menjalin hubungan mendalam dengan gadis bernama Chu Engtay. Sampai suatu ketika Sampek datang melamar namun ditolak oleh keluarga Engtay, yang membuatnya sangat terpukul dan sedih sekali hingga mengakibatkan kematiannya.
Ketika Engtay dipaksa menikah dengan keluarga Ma, dengan rasa sedih yang dalam ia pergi ke makam Sampek untuk bersembahyang, dan tiba-tiba langit berubah menjadi gelap, petir menyambar makam Sampek hingga terbelah dan Engtay pun meloncat masuk ke liang lahat. Setelah liang lahat tertutup, langit pun berubah menjadi cerah kembali, dan muncul pelangi. Sampek dan Engtay lalu menjelma menjadi sepasang kupu-kupu dan hidup bahagia di dalam yang lain.
Sebuah patung yang menggambarkan Legenda Dewi Bulan, dengan latar belakang Museum Hakka. Dalam mitologi Cina, dahulu kala bumi dikelilingi sepuluh matahari yang membuat rakyat sangat menderita karena udara yang sangat panas. Hou Yi, seorang pemanah hebat akhirnya berhasil memanah sembilan matahari, yang membuatnya dianugerahi ramuan panjang umur. Namun ramuan itu kemudia diminum habis oleh Chang'e, isterinya, yang membuatnya terangkat ke langit dan menjadi Dewi Bulan.
Danau buatan dengan Gedung Museum Hakka di ujung sana yang belakangan saya kunjungi. Di gedung yang sama terdapat pula Museum Tionghoa Indonesia di lantai yang berbeda. Gedung di sebelah kanannya adalah Museum Cheng Ho dan Museum Peranakan.
Area di sekitar patung Legenda Dewi Bulan yang asri, bersih dan rapi terawat, dimana terdapat sebuah gazebo di tepi danau. Di ujung sana terdapat sejumlah perahu angsa, namun tampaknya sudah tidak digunakan lagi, atau mungkin hanya dioperasikan pada saat hari libur.
Gazebo Karebosi dengan patung Nurdin Basri (1971 - 2010), dibangun oleh Hasan Basri pada tahun 2016 untuk mengenang puteranya yang wafat di usia muda.
Patung Guan Yu (Kwan Kong) berukuran besar dan indah. Ia lahir di Sie Chou, Provinsi Shan Si tahun 160 Masehi dengan nama Kwan Yun Chang. Kwan Kong kemudian dikenal sebagai jenderal gagah yang dipuja karena sikapnya yang setia, jujur, bijaksana, dan ksatria, sehingga 16 raja dari Dinasti Song, Ming, dan Ching berturut-turut memberinya gelar pahlawan.
Teks yang ditulis pada bagian bawah Patung Kwan Kong, berisi riwayat singkatnya dan kenapa ia dipuja oleh banyak warga keturunan Tionghoa. Patungnya selalu ada di setiap kelenteng yang pernah saya kunjungu.
Pandangan lain pada patung mendiang Laksamana Muda John Lie. Ia berjasa besar pada republik semasa perang kemerdekaan dengan sedikitnya melakukan 15 kali operasi penyelundupan karet dan hasil bumi lain ke Singapura, menembus blokade Belanda, untuk dibarter dengan senjata dan barang berguna lainnya. Daerah operasinya juga mencakup Penang, Bangkok, Rangoon, Manila, dan New Delhi. Mendiang John Lie juga berjasa besar dalam operasi militer menumpas kelompok separatis Republik Maluku Selatan (RMS), Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), dan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta).
Area bermain kecil dan sebuah gazebo yang berada di dekat patung Laksamana Muda John Lie, di sayap kiri kompleks Taman Budaya Tionghoa Indonesia TMII Jakarta.
Di belakang gapura terdapat pelataran luas berlantai keramik engan bangku-bangku semen di pinggirannya yang saya perkirakan bisa menampung 500-an orang lebih, dan sangat bagus sebagai tempat pertunjukan musik, kesenian dan budaya.
Monumen Bola Dunia, dengan torehan huruf mengelilingi bola dalam beberapa bahasa yang semuanya bermakna "Kita Semua Bersaudara".
Pandangan pada dua buah batu prasasti yang ditulis dalam aksara Cina, sementara di sayap kanan adalah deretan bangunan bergaya oriental dimana salah satunya digunakan sebagai Perpustakaan Gus Dur.
Pelataran memanjang yang mengarah ke Monumen Garuda Pancasila yang berada setelah Monumen Bola Dunia. Pepohonan di kanan kirinya mulai memberi keteduhan, meski perlu sepuluh - dua puluh tahun lagi untuk benar-benar rimbun.
Monumen Garuda Pancasila, dengan prasasti yang ditandatangani oleh HB X. Sayang sekali penampakan patung burungnya terkesan kurang gagah, meski dibuat dengan detail yang baik.
Monumen Garuda Pancasila dilihat dari arah samping, menunjukkan prasasti yang berisi nama-nama penyumbang pembangunan monumen ini.
Arca Cioksay jantan yang memegang bola di latar depan, dengan gerbang masuk utama di latar belakang.
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.