Beberapa waktu yang lalu kami mencari makan dengan kulineran di kawasan Jababeka, tepatnya di area Simpangan, Cikarang Utara, Cikarang, Kabupaten Bekasi, yaitu di Seafood 68 Santa Graha.
Salah satu informasi yang paling sering dicari pewisata adalah rekomendasi dimana sarapan pagi di kota yang sedang mereka kunjungi. Rekomendasi dimana sarapan pagi di Solo ini dibuat untuk mereka yang hendak berkunjung atau sedang berada di Kota Solo.
Sanggar Genjah Arum di Desa Wisata Kemiren, Kabupaten Banyuwangi, menawarkan nuansa asli rumah dan seni budaya Suku Osing, yaitu penduduk asli Banyuwangi yang merupakan penetap mayoritas di beberapa kecamatan di wilayah ujung timur Pulau Jawa ini.
Sudah cukup sering saya menikmati Kuliner Masjid Agung Sunda Kelapa , sejak masih tersebar di jalur sepanjang pedestrian dan di halaman dalam masjid, sampai belakangan "dirapikan" oleh Jokowi, sewaktu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, dengan memberikan sejumlah rombong gerobak jualan gratis kepada pedagang dengan dana yang berasal dari CSR Bank DKI.
Congo Gallery & Cafe Dago Pakar Bandung adalah sebuah restoran yang bersuasana nyaman dan sebuah galeri kayu berselera tinggi yang terletak di Jl. Rancakendal Luhur No.8, Dago Pakar, Bandung.
Entah sudah beberapa tahun saya tidak pernah lagi menikmati Ketan Bakar Pasar Buah Lembang , yang djual di tepian jalan di depan pasar buah Lembang, Bandung. Mungkin sudah lebih dari tiga puluh tahun, namun kenangan baik akan makanan itu masih tetap saja menempel diingatan yang mulai memendek ini.
Sebenarnya tak sengaja kami mampir ke Sate Kiloan PSK Sentul yang berada di Jl Raya Babakan Madang, karena memang bukan dari golongan maniak sate atau gulai. Hanya saja karena tak menemukan tempat lain yang lebih menarik di sekitar tempat itu, dan sepertinya nama itu cukup terkenal, maka kami sepakat untuk makan saja di sana.
Setidaknya sudah dua kali kami berkunjung ke Ah Poong Sentul City , mungkin tiga kali. Tak ingat benar, berkah ingatan yang pendek. Tapi memang tak sering, oleh sebab jaraknya yang lumayan jauh dari rumah dan jarang pula ada urusan ke Sentul City atau Bogor. Oleh karenanya kunjungan ke Ah Poong mestilah merupakan kepergian yang disengaja untuk memang hendak datang ke sana.
Hari agak gerimis ketika saya melangkah melewati deretan warung menuju cabang Bakso Lapangan Tembak Senayan JCC yang berada di samping JCC, Senayan, Jakarta. Suasana semua warung sangat ramai, maklum waktu makan siang, dan sedang berlangsung beberapa pameran di JCC.
Sudah beberapa kali saya ke Kedai Seni Djakarte Kota Tua , restoran yang memakai bangunan tua di sudut Taman Fatahillah, Jakarta Barat. Yang pertama adalah ketika pertama kalinya naik TransJakarta, kedua kalinya ketika naik Kereta Komuter Jabodetabek menuju ke Stasiun Kota.
Pada sebuah kesempatan kami sempat mampir di Lenggang Jakarta yang merupakan area kuliner, belanja aneka rupa, dan taman budaya di pinggiran Monumen Nasional atau Monas, berdekatan dengan lapangan parkir IRTI. Jika lewat jalan tembus dari area parkir ke kawasan utama Monas, boleh jadi kunjungan itu tak pernah terjadi.
Setelah kemarin hanya melihatnya dari seberang jalan ketika lewat berkendara di depannya, hari itu kami sarapan pagi di Soto Seger Mbok Giyem Solo yang lokasinya berada di Jl Bhayangkara, wilayah Tipes. Halaman parkirnya dipadati dengan deretan sepeda motor, sedangkan mobil berderet parkir di tepian jalan, di kedua sisi.
Makan siang hari itu berjodoh di Warung Degan Ijo Solo yang berada di Jl Samanhudi, Kota Solo. Itu lantaran ekor mata sempat menangkap papan namanya saat perut lapar, dan beberapa detik kemudian saya meminta Pak Jum untuk memutar balik. Sebagai penggemar kelapa muda, nama degan itu yang menarik minat saya.
Memulai pagi di hari itu adalah dengan sarapan di Rumah Makan Soto Ayam Gading 2 pilihan Pak Jum yang menemani berkeliling selama saya berada di kota Solo. Saya sengaja hanya menginap di Amarelo tanpa sarapan, selain lebih murah juga agar setiap pagi bisa merasakan kuliner khas Kota Solo di tempat yang berbeda-beda.
Cafe Tiga Tjeret Solo menjadi pilihan untuk tempat makan pada malam pertama saya berada di kota budaya Jawa ini. Niat sebenarnya adalah melihat Pasar Malam Ngarsopuro dan makan sesuatu di sana, jika ada yang dirasa cocok seleranya. Namun ternyata pasar malam itu hanya diselenggarakan setiap Sabtu malam, dan hari itu Rabu.
Pengembaraan kami pada hari itu berakhir di Rumah Makan Adem Ayem Solo , mengikuti saja kemana Pak Jum membawa kami untuk makan malam, sebelum kembali lagi ke kamar hotel. Rumah Makan Adem Ayem ini letaknya di sisi sebelah kiri Jl Slamet Riyadi, jalan yang sepanjang pengamatan saya paling bergengsi di kota Solo.
Mie Belitung Atep Tanjung Pandan , itulah tempat makan yang pertama saya singgahi setiba di Kota Tanjung Pandan, Belitung, selepas memotret Tugu Batu Satam yang letaknya berdekatan. Serombongan orang tengah menyelesaikan santapannya ketika saya tiba di warung yang cukup sederhana itu. Seluruh meja masih penuh.
Adalah Bang Karna yang 'setengah ngotot' mengajak saya mampir ke Warung Kopi Ake , karena katanya warung ini sangat terkenal di Tanjung Pandan, sebagaimana Mie Belitung Atep . Letak kedua warung itu pun berdekatan, hanya saja Warung Kopi Ake masuk ke sebuah gang yang terkenal dengan sebutan kawasan Kafe Senang.
Matahari sudah melewati puncaknya ketika akhirnya bang Karna membawa kendaraan keluar dari jalan raya menuju ke tepian pantai dan berhenti di samping sebuah warung sederhana yang menghadap ke laut. Papan kayu di pojok warung berbunyi RM Bunda Mui Hyong , yang berada di Pantai Karang Timba, Tanjung Kelayang.