Gua Jepang Bandung adalah salah satu dari gua bersejarah yang terserak di seluruh negeri yang dibuat selama Perang Dunia II, dan telah menjadi bagian sejarah panjang dari republik ini. Selain sebagai tempat perlindungan dan persembunyian, gua juga sering dipakai sebagai tempat penyimpanan logistik makanan, senjata dan amunisi.
Ukuran lubang gua ini lumayan besar yang membuat orang dengan mudah bisa melangkahkan kaki di sepanjang lorong gua dan tidak ada kesulitan bagi pengunjung untuk bernafas di dalamnya. Namun anda perlu menyewa lampu senter seharga Rp.3.000 untuk masuk ke dalam Gua Jepang, oleh karena tidak ada penerangan sama sekali di dalam sana.
Suasana di mulut Gua Jepang
Ada tiga buah lubang untuk masuk ke dalam gua, semuanya berada di bagian depan pada jarak yang relatif dekat satu dengan yang lainnya. Para pengunjung biasanya masuk ke dalam gua dari lubang yang pertama dan kemudian keluar melalui lorong lubang yang terakhir.
Lorong gua bisa dikatakan cukup lebar dan tinggi sehingga bisa dengan mudah memasukkan persenjataan berat ke dalamnya. Simpangan jalan ke kiri dan ke kanan juga terlihat pada lorong ini. Lubang gua ini dibuat dalam lintasan garis lurus yang memudahkan pergerakan manusia dan barang.
Ada pula lorong yang melintang sejajar dengan jalan setapak di depan Gua Jepang. Di sebelah kiri lorong ada lubang setinggi sekitar 1 meter yang dipakai untuk pengintaian. Di dalam gua tidak ada benda tersisa dari jaman perang, karena bukan seperti benteng pertahanan yang biasa diperkuat dengan meriam lapangan.
Jika tidak merasa terlalu yakin untuk masuk ke dalam gua sendirian, sebaiknya anda siapkan uang persenan dan meminta salah satu orang di sana untuk menemani anda masuk dan menjadi pemandu jalan. Meskipun anda tidak akan tersesat ketika berada di dalam Gua Jepang Bandung, namun perlu senter untuk menerangi lorong yang sangat gelap.
Jika membawa kamera DSLR, sebaiknya anda mencoba memakai teknik bulb ketika memotret di dalam ruangan gua, yang saya lupa untuk melakukannya. Jangan lupa pula untuk membawa tripod karena tanpa itu akan sulit untuk mendapatkan foto yang baik di dalam gua. Jika pun lupa membawa maka dinding gua bisa dipakai sebagai penopang kamera.
Gua ini kabarnya pernah dipergunakan sebagai tempat persembunyian serta sekaligus menjadi gudang amunisi dan persenjataan bagi balatentara Jepang. Setelah Belanda resmi bertekuk lutut tanpa syarat kepada tentara Jepang di Kalijati, pada 9 Maret 1942 tentara Jepang berbaris memasuki Kota Bandung dari arah Lembang.
Meskipun Jepang disebut membangun gua ini pada 1942, namun tak jelas dimulai pada bulan apa dan selesai berapa lama. Hanya saja membangun gua tampaknya menjadi prioritas tentara Jepang begitu menguasai sebuah daerah yang penting. Karena itu peninggalan Gua Jepang ditemukan tersebar di banyak tempat di seluruh Indonesia.
Jepang hanya membutuhkan waktu delapan hari untuk menundukkan tentara sekutu dalam Pertempuran Jawa yang berlangsung mulai 28 Februari 1942. Tentara Jepang yang berkekuatan 35.000 serdadu berhasil mengalahkan gabungan tentara Belanda yang berjumlah 25.000, Inggris 3.500, Australia 2.500, dan Amerika Serikat sekitar 1.000 serdadu.
Gua Jepang Bandung dan Tahura Ir H Djuanda
Goa Jepang Bandung bisa ditempuh dengan berjalan kaki santai melewati rimbun pepohonan sekitar 300 meter dari pintu gerbang utama Taman Hutan Raya Ir H Juanda. Ada pula ojek motor yang bisa disewa untuk mengantarkan pengunjung hingga ke Gua Belanda yang terletak sekitar 150 meter dari Gua Jepang, dan terus ke Curug Omas.
Tentang Gua Jepang Bandung
Alamat : Kawasan Taman Hutan Raya Ir.H. Juanda, Bandung Utara. Lokasi GPS : -6.856256, 107.634333, Waze ( smartphone Android dan iOS ).Panduan di Bandung : Rute Bandros / Hotel di Ciwidey / Hotel di Lembang / Tempat Wisata di Bandung / Peta Wisata Bandung / Tempat Wisata di Bandung Selatan / Hotel di Bandung / Hotel Murah di Bandung.
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.