Makam Siti Fatimah binti Maimun Gresik adalah makam Islam tertua di Asia Tenggara. Siti Fatimah binti Maiumun konon merupakan penyebar agama Islam di wilayah Giri sebelum Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik, wali paling senior diantara wali songo. Selain keunikan cungkup yang terbuat dari batu putih yang sangat tebal dan tinggi, di kompleks makam yang sangat luas ini juga terdapat beberapa kubur yang sangat panjang. Lantaran jauh lebih panjang dari kubur yang lazim, sehingga makam itu sering disebut sebagai Makam Panjang. Bentuk kubur unik yang baru pertama kali saya lihat di tempat ini.
Orang pertama yang menemukan dan membaca inskripsi Batu Nisan Leran adalah peneliti asal Belanda bernama JP Moquette pada 1911, kemudian Paul Ravaisse (berkebangsaan Perancis) melakukan beberapa perbaikan. Adalah Mohammad Yamin yang membaca angka tahun 475 H atau 1082 M, bukan 495, sebagai tahun meninggalnya Siti Fatimah karena wabah yang sangat ganas.
Gapura luar Makam Siti Fatimah binti Maimun tidak tinggi, dan papan nama yang digantung pada struktur pipa. Meskipun papan namanya terlihat sudah menua, namun terlihat antik. Justru struktur pipa besinya yang malah merusak pemandangan Makam Siti Fatimah binti Maimun ini, karena tak sejalan dengan karakter temboknya. Candi bentar akan sangat cocok di sini.
Di Makam Siti Fatimah binti Maimun Gresik inilah dahulu ditemukan peninggalan berupa Batu Nisan Leran, sebuah batu nisan dengan pahatan kaligrafi bergaya Kufi, yang merupakan model penulisan paling tua di antara semua gaya kaligrafi yang ada. Namun Batu Nisan Leran ini telah dipindahkan ke Museum Trowulan pada tahun 1997.
Inskripsi pada Prasasti Batu Nisan Leran terdiri dari tujuh baris, yang terjemahannya: Dengan Nama Allah (Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang). Semua yang ada di bumi adalah fana. Dan yang kekal hanya Dzat Tuhanmu yang mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan. makam perempuan yang tak berdosa, yang lurus, binti Maimun, bin Hibatu’llah, yang meninggal hari Jum’at delapan Rajab (setelah tujuh malam berlalu) tahun 475, dengan rahmat Allah Yang Maha Mengetahui semua yang gaib, Tuhan Yang Maha Agung dan Rasul-Nya yang mulia.
Kompleks utama Makam Siti Fatimah binti Maimun Gresik dikeliling oleh tembok setinggi pinggang, dengan sebuah gapura paduraksa yang sangat rendah, sehingga orang harus menundukkan kepada dan membungkukkan badan ketika melewatinya. Ini sebuah perlambang bahwa pengunjung wajib melakukan pemberian hormat bagi penghuni makam.
Ada kesan tersendiri ketika saya melihat bangunan makam yang berbentuk segi empat dengan dinding tinggi, sangat tebal, dan atapnya berbentuk limasan yang menyempit ke atas. Lubang-lubang hawa yang kecil tampak dibuat di sekeliling dinding makam dengan hiasan garis-garis pelipit berbentuk persegi.
Pintu masuk ke dalam makam juga dibuat sangat rendah, yang memaksa orang untuk membungkukkan badan ketika melewatinya. Pintu itu tampaknya selalu digembok ketika tidak ada orang, dan pengunjung harus mendapatkan kunci pembuka gembok dari kuncen untuk bisa masuk ke dalam makam tua yang unik ini.
Beberapa tangkai bunga sedap malam tampak diikat pada nisan Makam Siti Fatimah binti Maimun. Tempat meletakkan bunga itu lebih tinggi dari badan makam, dan kijing dibuat berundak lima, dan sangat panjang. Ruangan dalam makam terasa sempit, mungkin karena temboknya yang sangat tebal dan langit-langit makam menyempit ke atas dengan ornamen garis simetris repetitif.
Makam Siti Fatimah binti Maimun Gresik berada di dalam kelambu, dan berpagar kisi besi yang jarang. Ukuran nisan dan panjang Makam Siti Fatimah binti Maimun ini tidak berbeda dengan makam para dayangnya. Berjajar di samping makamnya adalah makam Putri Kamboja, Putri Kucing, dan Putri Keling. Nisan makamnya ditutup kain putih yang sudah mulai terlihat lusuh.
Siti Fatimah, yang juga dikenal dengan nama Putri Dewi Retno Swari atau Dewi Swara, adalah puteri dari seorang pria yang bernama Maimun asal negeri Iran. Ibunya bernama Dewi Aminah yang berasal dari Aceh dan melahirkannya pada 1064. Sumber lain menyebut bahwa Siti Fatimah binti Maimun berasal dari negeri Negeri Kedah yang ada di Malaka.
Beberapa saat sebelum meninggalkan kompleks makam, saya sempat mampir ke tempat kuncen. Dari perbincangan dengannya ternyata Makam Panjang yang berada agak jauh di sebelah kanan area belum saya kunjungi. Saya pun melangkah masuk lagi ke dalam kompleks, dan belok ke kanan di depan Makam Siti Fatimah binti Maimun.
Makam Panjang di kompleks Makam Siti Fatimah binti Maimun Gresik berisi kubur Sayid Kharim, Sayid Djakfar, dan Sayid Sarif, yang masing-masing panjangnya sembilan meter. Makam terpanjang yang pernah saya lihat. Ukuran makam ini konon menjadi perlambang bahwa dakwah untuk menyebarkan Islam adalah merupakan suatu perjuangan yang sangat panjang.
Makam panjang itu tanpa cungkup, dikelilingi tembok rendah, dan gapura masuk juga rendah. Di tempat ini ada dua kelompok makam panjang. Yang satu lagi berada di sebelah kanannya tanpa gapura merupakan makam Sayid Jalal dan Sayid Djamal yang panjangnya enam meter. Di luar kedua kelompok makam ini, ada lagi makam Sayid Djamaludin yang sendirian.
Meski masih dalam satu kompleks, letak Makam Panjang memang agak jauh memang dari makam utama, sehingga tidak heran jika saya hampir saja melewatinya. Ada baiknya dibuat papan penunjuk ke arah makam panjang ini di depan Makam Siti Fatimah binti Maimun, untuk membantu para pejalan menemukan makam panjang yang sangat unik ini.
Makam Siti Fatimah binti Maimun Gresik
Alamat : Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik Kabupaten. Lokasi GPS : -7.12079, 112.59512, Waze. Jam buka : sepanjang hari dan malam (hubungi kuncen). Harga tiket masuk : gratis, sumbangan diharapkan. Hotel di Gresik, Peta Wisata Gresik, Tempat Wisata di Gresik.Label: Gresik, Jawa Timur, Makam, Wali, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.