Masjid Sunan Kalijaga Kadilangu serambi joglo, dengan atap utama limasan dengan mustaka. Masjid ini terlihat lebih kecil dibanding Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon dan Masjid Agung Demak, dua masjid dimana Sunan Kalijaga ikut terlibat dalam pembangunannya. Akses masuk ke dalam Masjid Sunan Kalijaga Kadilangu bisa melalui lorong samping yang menuju ke Makam Sunan Kalijaga, atau lewat depan dengan menaiki sejumlah undakan. Jika peziarah datang dari sisi timur ini, mereka bisa berwudlu di masjid, shalat sunat di sana, baru kemudian pergi berziarah ke makam dan sudah dalam keadaan suci.
Masjid Sunan Kalijaga Kadilangu konon berdiri tahun 1532, terhitung cukup lama jaraknya setelah berdirinya Masjid Agung Demak pada 1466 M, dan Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon pada 1489 M. Jika tahun berdirinya masjid itu benar, maka saat membuat masjid itu usia Sunan Kalijaga sudah mencapai 83 tahun, karena beliau lahir pada 1450.
Tampak muka Masjid Sunan Kalijaga Kadilangu dengan cungkup tengara nama masjid tampak dipasang di sisi sebelah kanan masjid, sementara dua orang pria sedang melintas di halaman depan masjid yang telah dipasang paving blok. Cukup rapih, meskipun ada bagian rusak yang memerlukan perbaikan agar tidak membuat kaki orang luka karena tersandung.
Lorong jalan yang menuju ke arah Makam Sunan Kalijaga terlihat berada di sebelah cungkup papan nama. Lorong itu kemudian bertemu dengan lorong utama yang datang dari arah selatan. Jika saja punya waktu, maka mestinya saya menelusuri lorong itu sampai ke ujung dan melihat bagaimana suasananya serta apa saja yang ada di sana.
Mustaka masjid yang elok tampak di atas belakang sana, di belakang atap serambi. Atap utama masjid berujud limasan tumpang dua dengan kemiringan limas yang cukup tajam, hanya saja tidak terlihat dari arah depan. Limasan tumpang biasanya dibuat sebagai cara untuk memberikan tempat bagi hawa dan cahaya untuk masuk ke dalam ruangan.
Di atas pintu utama masjid terdapat ornamen suluran yang dikelilingi deret bunga dan di tengahnya ada bokor. Di tengah bokor ada empat segi empat yang dua garis terdalamnya dihubungkan dengan huruf Arab di bagian bawahnya. Di atas dan bawah segi empat ada tulisan Arab gundul, dan paling bawah ada empat huruf yang menyerupai angka tahun.
Serambi Masjid Sunan Kalijaga Kadilangu terlihat cantik dengan pilar putih berlekuk di bagian tengahnya, umpak atau bantalan pilarnya diberi warna hitam dengan sedikit ornamen pemanis, dan langit dalaman atapnya dihias kayu yang membentuk barisan yang membuatnya terlihat cantik.
Serambi yang berada di bagian depan ini tampaknya merupakan tambahan bangunan yang baru, sementara serambi masjid yang telah ada sebelumnya terlihat berada di belakang sana dengan pilar lebih kurus dengan cat berwarna kekuningan.
Mungkin lantaran ada larangan untuk tiduran di serambi atau di dalam masjid, maka pria yang tampak pada foto itu dengan sukarela tiduran di undakan masjid. Meskipun sama sekali tidak nyaman dengan posisi seperti itu, namun silir angin yang lembut membuatnya sesekali terhanyut dalam tidur yang singkat. Lumayan untuk beristirahat beberapa jenak.
Di kiri dan kanan ruang serambi ada bedug, dengan bedug yang sebelah kiri berukuran lebih besar dan lebih bulat bagian tengahnya dengan memasing satu kentongan di kanan kirinya. Bedug ini tampaknya yang merupakan peninggalan asli Sunan Kalijaga, sedangkan yang sebelah kanan lebih rata badan bedugnya dengan satu kentongan saja.
Ruang utama Masjid Sunan Kalijaga Kadilangu tampak relatif sederhana, dengan empat sokoguru penyangga atap berwarna kuning bergaris hitam di sudutnya, polos tanpa ornamen pemanis pandan. Hanya bagian pengimaman yang terlihat cukup menarik dengan ornamen suluran yang anggun, mimbar kayu jati dengan ukiran cantik, dan sejumlah lampu gantung.
Relung pada mihrab Masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak ini hanya diperuntukkan bagi imam, dan peletakan mimbar pada deret shaf terdepan menjadikannya menyita sebagian area untuk shalat dan memotong shaf pertama. Di banyak masjid, mimbar diletakkan di dalam relung mihrab, sehingga shaf pertama tak terputus. Yang juga tak lazim, ada sepasang jendela di sebelah kiri dan kanan mihrab.
Menyoal keaslian bedug, umumnya kulit bedug tidak bertahan lama, jika setiap hari dipukul sedikitnya lima kali pada saat masuk waktu shalat, dan ditabuh nonstop sehari menjelang perayaan Iedul Fitri dan Iedul Adha, hingga dinihari menjelang shalat subuh. Oleh karenanya, jika pun bedug yang ada di serambi masjid itu asli dari jaman Sunan Kalijaga, sangat mungkin bahwa kulit bedugnya sudah diganti beberapa kali, sebelum dipensiunkan sebagai peninggalan bersejarah.
Ada pula ornamen berupa bentuk semacam cungkup berwarna putih yang ditopang pilar tunggal dengan atap dan kemuncak indah, dan di dalam cungkup terdapat tulisan huruf Arab gundul yang nyaris tak beraturan berdasar warna coklat. Cungkup itu diapit oleh hiasan suluran tunggal yang simetris sempurna di kiri dan kanannya, berwarna hijau dan putih.
Masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak
Alamat : Desa Kadilangu, Kecamatan Demak Kota, Kabupaten Demak. Lokasi GPS : -6.8969639, 110.6486589, Waze (smartphone Android dan iOS). Hotel di Demak, Peta Wisata Demak, Tempat Wisata di Demak.Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.