Di ujung Jl Besuki arah ke Barat terdapat Taman Menteng yang dulu merupakan lapangan sepak bola Persija, sedangkan Jl Samsurizal arah ke Timur berujung Jl Surabaya yang terkenal sebagai pasar Barang Antik dan Barang Bekas berkelas di Jakarta.
Lewat Jl Samsurizal atau Jl Teuku Umar kita juga bisa ke Taman Situ Lembang. Taman Suropati mengalami renovasi pada 2009 - 2010 hingga bentuknya seperti terlihat sekarang ini. Sedangkan bangku taman Jokowi baru dipasang tahun 2014. Demikian juga fasilitas wifi gratis berkecepatan tinggi.
Tengara Taman Suropati berada di sisi Jalan Diponegoro. Taman ini memang elok sejak jaman kolonial lantaran menjadi pusat kawasan elit Menteng, dan lokasinya sangat dekat dengan rumah dinas Gubernur DKI Jakarta serta rumah pejabat tinggi negara. Di sebelah Barat ada kediaman Dubes AS yang karena ketatnya pengamanan kadang membuat dongkol pejalan yang melintas maupun yang ingin memotret taman.
Kabarnya setiap Minggu pagi sampai sore ada komunitas pemain musik yang menamakan diri Taman Suropati Chambers yang bermain dan berlatih di sana. Anggota komunitas ini mencapai lebih dari 100 orang yang kebanyakan pemain biola dan gitar. Taman Suropati tampaknya bukan lagi menjadi tempat olah raga dan rekreasi gratis, namun juga menjadi penyalur kegiatan berkesenian warga Jakarta.
Burgemeester Bisschopplein
Taman ini semula bernama Burgemeester Bisschopplein, dan Perancangnya adalah PAJ Mooejen dan FJ Kubatz. Nama taman berasal dari nama Walikota (Burgemeester) Batavia pertama, yaitu G.J. Bisshop (1916-1920). Pieter Adrianss Jacobus Moojen, sang arsitek, tinggal dan bekerja di Indonesia pada 1904 - 1929.Ia berperan besar dalam merancang dan membangun kawasan Nieuw-Gondangdia, nama awal wilayah Menteng. Moojen merancang pola Menteng (pola radial) pada 1910 dan disetujui dewan kota praja pada 1912. Rancangan itu kemudian dikenal sebagai Rencana Moojen.
Ada denah taman dan keterangan yang cukup rinci terpasang di sisi kanan taman, diantaranya menyebutkan bahwa lahan tanaman hias di taman ini memiliki luas 1.173 m2 dari luas keseluruhan 16.328 m2, dengan 93 pohon pelindung. Jenis vegetasinya adalah Mahoni (Swietania mahagoni), Sawo Kecik (Chrysophiliium sp), Ketapang (Terminalia catappa), Tanjung (Mimusop elengi), Bungur (Lagerstromea loudonii), dan Khaya (Khaya senelaensis L).
Saat itu beberapa anak muda tengah berbincang di tepi area terbuka yang luas di sisi Selatan Taman Suropati, sementara seorang anak muda tengah duduk di bangku Jokowi sambil menggesek biola. Tak jelas lagu apa yang ia mainkan.
Dua ibu muda dengan putera-putera lelakinya tampak tengah bercengkerama dengan Burung Merpati di Taman Suropati. Memberi makan burung bisa menjadi tontonan menghibur di taman ini, meski harus membawa sendiri biji-bijian dari rumah. Tak ada hitungan resmi berapa jumlah merpati yang ada di taman, yang pasti puluhan dan tak sampai ratusan. Tak jelas pula apakah masih ada petugas yang secara teratur memberi makan burung-burung itu.
Patung-Patung Artistik
Yang membedakan kawasan Taman Suropati dengan Taman Situ Lembang dan Taman Menteng adalah adanya patung-patung artistik yang menghiasi taman warisan kolonial Belanda ini, serta adanya gerombolan Burung Merpati yang dilepas bebas dengan rumah panggungnya yang tinggi. Burung-burung itu meski tidak bisa dikatakan jinak, namun tidak takut saat berada di dekat pengunjung.Sebuah prasasti menjelaskan keberadaan monumen dan patung di Taman Suropati, yang disebut sebagai Monumen ASEAN, menampilkan karya pematung dari enam negara pendiri ASEAN. Dari Thailand dengan Fraternity (Persaudaraan), Indonesia Peace (Perdamaian), Singapore Spirit of ASEAN (Semangat ASEAN), Malaysia Peace, Harmony and One, dan Brunei Darussalam Rebirth (Kelahiran kembali).
Patung Spirit of ASEAN dibuat oleh Wee Beng Chong dari Singapura. Seniman dan perupa patung terkenal yang lahir di Singapura pada 22 November 1938 ini adalah penerima pertama the Cultural Medallion pada 1979 yang digagas oleh Ong Teng Cheong, Presiden, dan kemudian Menteri Kebudayaan Singapura.
Patung Harmony karya Awang Hj Latif Aspar dari Brunei Darussalam terlihat di salah satu bagian taman. Sedangkan patung Rebirth karya Luis E. Yee Jr (Junyee) dari Philippines terletak di pojok taman yang dekat dengan Jl Diponegoro dan Jl Imam Bonjol. Cungkup yang di dalamnya terdapat patung Rebirth merupakan satu-satunya tempat berpeneduh di Taman Suropati, selain Pos Jaga.
Patung Fraternity adalah karya Nonthivathn Chandhanaphalin. Pematung yang lahir pada 16 October 1946 ini adalah juga dosen di Sculpture Department, Faculty of Painting Sculpture and Graphic Arts, Silpakorn University, Bangkok, Thailand. Ia juga menjadi President of The Thai Sculptor Association sejak tahun 1982.
Tulisan berisi keterangan singkat mengenai patung dibuat pada kotak beton berukuran kecil yang bisa dilihat dari jalur pedestrain utama yang membelah Taman Suropati.
Saya pernah beberapa kali mampir pagi-pagi di Taman Suropati untuk jalan pagi sebelum pergi ke kantor, namun belum pernah pergi ke sana pada Sabtu pagi atau Minggu pagi untuk menikmati keramaian. Malam hari pun, terutama Sabtu malam, tampaknya juga menyenangkan untuk berjalan-jalan menikmati suasana taman, atau sekadar duduk-duduk sembari makan jajanan dan berselancar menggunakan wifi gratis.
Di jam sibuk pengendara mobil kini tidak lagi bisa parkir di sekeliling taman. Hanya motor yang diperbolehkan. Pengunjung bisa di Masjid Agung Sunda Kelapa atau di halaman Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Saat saya ke sana kebersihan Taman Suropati tampak terjaga. Seorang petugas kebersihan mengatakan bahwa sedikitnya ada 17 petugas yang menyapu Taman Suropati, dan dalam sehari taman ini dibersihkan 3 - 5 kali.
Lokasi Taman Suropati berada di Jl. Taman Surapati, Menteng, Jakarta Pusat. Lokasi GPS : -6.199798, 106.832578, Waze. Jam buka : sepanjang waktu. Harga tiket masuk : gratis. Nomor Telepon Penting, Hotel di Jakarta Pusat, Hotel Melati di Jakarta Pusat, Peta Wisata Jakarta Pusat, Peta Wisata Jakarta, Rute Lengkap Jalur Busway TransJakarta, Tempat Wisata di Jakarta, Tempat Wisata di Jakarta Pusat.
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.