September 03, 2020

Arca Joko Dolog Surabaya

Lokasi Arca Joko Dolog Sarabaya berada sekitar 200 m dari tepi Jl Gubernur Suryo, masuk melewati Jl Taman Apsari, Kota Surabaya. Jalan masuknya berada persis di samping Kantor Pos Simpang. Arca tua itu berada di dalam cungkup sebuah area pojok berpagar keliling di sisi kiri Jl Taman Apsari, menghadap ke ruang terbuka yang cukup lapang. Di seberang ruang terbuka ini, dengan taman kecil di tengahnya, terdapat sebuah warung yang bisa menjadi tempat mengisi perut dan melepas dahaga selepas berkunjung ke situs Arca Joko Dolog Surabaya ini.

Pintu masuknya berupa gapura candi bentar dengan pintu besi di tengahnya, dan selotnya dipasang gembok. Tak terlihat ada penjaga di tempat itu. Anehnya ketika mengintip ke dalam area terlihat ada dua orang anak muda tengah duduk-duduk di lantai cungkup. Saat ditanya salah seorang diantaranya mengatakan bahwa untuk masuk ke dalam area Arca Joko Dolog Sarabaya agar meloncat melewati dinding tembok saja. Lantaran tak melihat cara lain, akhirnya terpaksa saya ikuti sarannya.

Arca Joko Dolog Surabaya merupakan arca peninggalan kuno satu-satunya di Kota Surabaya yang saya temui sampai saat itu, dan mengingatkan saya pada Arca Totok Kerot di Kediri. Hanya saja Arca Joko Dolog bukan aseli berasal dari Kota Surabaya, namun dipindahkan dari Desa Kandang Gajah, Trowulan, oleh Residen De Salls pada tahun 1827.

arca joko dolog surabaya

Penampakan gapura candi bentar yang menjadi akses masuk ke cungkup Arca Joko Dolog Surabaya, dinaungi pohon beringin besar yang terlihat sangat tua. Di sebelah kanan terlihat tengara nama situs terbuat dari papan kayu dicat putih dengan tulisan hitam yang berbunyi "Benda Cagar Budaya Arca Joko Dolog, Perwujutan Raja Kertanegoro". Ada lagi prasasti dari kuningan pada tembok luar kompleks Arca Joko Dolog Surabaya yang menyebutkan arca itu perwujudan Kertanegara sebagai Maha Aksobhya (Sanskerta: "Yang Tak Tergerakkan").

Maha Aksobhya adalah satu dari Lima Kebijakan Buddha yang mewakili kesadaran sebagai aspek kenyataan, dan penguasa Tanah Suci Timur Abhirati (sukacita). Di sisi kiri area terdapat dua arca ganesha berukuran besar dalam kondisi bagus yang terpisah beberapa meter. Ada pula sebuah arca raksasa dengan pipi berlubang dalam posisi duduk dengan berbalut ular pada mata kakinya, ukiran melingkar pada perut dan leher, dan kantung pelir dan kemaluannya terbuka. Ini mengingatkan saya pada Candi Sukuh.

Di halaman terdapat sepasang arca ganesha dengan posisi kaki satu di depan menapak bumi dan satu lagi menekuk ke belakang, sementara satu tangannya memegang sebuah gada besar. Kedua arca ini tampaknya berfungsi sebagai arca penjaga, sebagaimana Gupala, karena berbeda bentuk dengan arca Dewa Ganesha, anak Siwa, yang bertangan empat dan kakinya biasanya pada posisi bersila.

arca joko dolog surabaya

Di ujung lorong jalan tampak siluet Arca Joko Dolog Surabaya di dalam cungkup, dicapai dengan manapaki undakan yang dijaga sepasang arca Dwarapala di ujung bawahnya. Sejumlah patung kuno diletakkan di kiri kanan jalan menuju cungkup, dan di ujungnya terdapat sepasang payung keemasan. Kebanyakan patung itu bentuknya sudah tidak sempurna.

Di depan cungkup Arca Joko Dolog terdapat sebuah arca berbentuk kepala naga bermata besar dengan detail ornamen halus yang menarik. Ada pula pasangan Lingga - Yoni dengan ukuran cukup besar yang melambangkan Dewa Siwa dan Dewi Parwati. Siwa Lingga telah dipuja oleh para penganut agama Hindu sejak 3.500 tahun SM.

Posisi duduk Arca Joko Dolog dibuat dengan sikap tubuh Bhumisparsa mudra, yang merupakan perlambang memanggil bumi sebagai saksi, dimana tangan kiri berada di atas pangkuan, dan tangan kanan menelungkup di atas lutut. Yang juga tak kalah menarik adalah adanya ukiran berbentuk selendang yang ditatah halus menyelempang pada punggungnya.

arca joko dolog surabaya

Arca Joko Dolog yang memiliki tatahan pinggang halus dilihat dari samping, dengan gerbang masuk candi bentar terlihat berada di kejauhan, dan deretan arca di sepanjang jalan. Arca ini diletakkan pada sebuah alas berornamen daun berwarna keemasan, setelah sebelumnya pernah tergeletak di atas tanah dan tanpa cungkup.

Terdapat ukiran halus beraksara Jawa dalam bahasa Sanskerta pada alas duduknya, yang dipahat rapi dan masih terlihat sangat tajam. Tulisan itu dikenal sebagai Prasasti Wurare. Sebuah laman menyebutkan bahwa Prasasti Wurare yang berangka tahun 1211 Saka ini ditulis oleh Nada, abdi Raja Kertajaya, berbentuk sajak 19 bait. Diantaranya menceritakan bahwa Arrya Bharad membagi Jawa menjadi Jenggala dan Panjalu. Pada masa Raja Jayacriwisnuwardhana dan permaisurinya, Crijayawarddhani, kedua kerajaan disatukan kembali.

Pentahbisan Kertanegara dengan gelar Cri Jnanjaciwabajra, sebagai perwujudan Jina Mahasobya dilakukan di Wurare pada 1211 Saka (1289 M), dan menyatukan kembali daerah yang terpecah sehingga rakyat sejahtera. Arrya Bharad dikenal sebagai Mpu Bharada, yang penah gagal meyakinkan Mpu Kuturan, kakaknya, untuk mendudukkan putera Airlangga menjadi Raja Bali.

Airlangga kemudian terpaksa membagi Kerajaan Kahuripan menjadi Jenggala dan Panjalu (Kediri), yang terjadi pada 963 Saka (1042 M). Kertanagara baru naik tahta sebagai Raja Singasari pada 1268 menggantikan ayahnya, Wisnuwardhana (Ranggawuni). Singasari didirikan Ken Arok yang memberontak dan berhasil membunuh Kertajaya, raja terakhir Kediri.

Ibu Kertanagara adalah Waning Hyun, putri Mahisa Wonga Teleng (anak tertua Ken Arok dari Ken Dedes). Pada 1275 Kertanegara mengirim pasukan ke Sumatera dipimpin Kebo Anabrang, dan pada 1286 Kerajaan Malayu ditaklukkan. Pada 1284 Bali takluk. Pada 1289 datang utusan Kubilai Khan bernama Meng Khi, meminta Kertanagara tunduk kepada Mongol.

Kertanagara menolak dan memotong satu telinga Meng Khi. Pada 1293, 20.000 pasukan Kubilai Khan dipimpin Ike Mese mendarat di Jawa, namun Kertanagara telah terbunuh oleh Jayakatwang, Adipati Gelang-Gelang yang memberontak. Kedatangan pasukan Mongol itu kemudian digunakan Raden Wijaya untuk menghancurkan Jayakatwang, dan mendirikan Majapahit.


Arca Joko Dolog Surabaya

Alamat : Jl. Taman Apsari, Surabaya. Lokasi GPS : -7.26480, 112.74279, Waze. Hotel di Surabaya, Tempat Wisata di Surabaya, Peta Wisata Surabaya.
Label: Arca, Jawa Timur, Kertajaya, Kertanegara, Prasasti Wurare, Surabaya, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.

aroengbinang, seorang penyusur jalan.
Traktir BA secangkir kopi? Scan via 'Bayar' GoPay.